Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"SAHIRA... " pekik seseorang yang baru datang, membuat pandangan orang orang di sana beralih menatap ke arah suara itu.
Sebelah bibir Sahira terangkat keatas, membentuk senyum miring.
"Woww... Pembela datang, dasar laki-laki tak tau diri." gumam Sahira.
Galang hanya santai melihat itu, namun tangannya tetap merangkul pinggang istrinya, dia akan membiarkan istrinya melakukan apa pun sesuka hati, andai orang orang itu kelewatan baru lah Galang turun tangan.
Untuk sementara dia biar kan sang istri melepaskan uneg unegnya kepada orang orang jahat itu, Galang ingin melihat bagaimana perlawanan istrinya itu.
"Hira... Kenapa kau sangat berubah sekarang!." ucap Bima menatap marah kepada Sahira.
"Berubah bagaimana ya? " kekeh Sahira.
"Hira, kemana sikap lemah lembut mu dulu, kenapa kau menjadi sangat pembangkang, apa kamu belum Terima klau aku menjadi kekasih adik mu." ucap Bima kepedean.
"Hahaha..... Anda sedang membual pak, mohon maaf bapak, justru saya sangat sangat berterima kasih kepada Alina, karena telah mau jadi selingkuhan anda, dari itu saya mengetahui sifat buruk anda." pecah sudah tawa sumbang Sahira.
"Mungkin awalnya saya merasa sedih dan kecewa terhadap anda, pak. karena cinta tulus saya anda permainkan, namun pada akhirnya saya bersyukur, karena saya mengetahui perselingkuhan anda dengan perempuan itu."
"Saya lepas dari laki laki otak kosong seperti anda ini, tanpa saya, anda buka siapa siapa, pak." hina Sahira.
Duar....
Bagai petir dia siang bolong meledak di hati Bima, bagaimana tidak, wanita cantik yang pernah ada di hatinya, walau hanya menyukai Sahira karena untuk di manfaatkan saja, namun ada rasa sakit saat wanita itu berkata kata, apa lagi wanita itu terang terangan membuat dia malu di depan banyak orang.
"Cukup Hira! tutup mulut mu! " pekik Bima tidak Terima.
"Kenapa saya harus tutup mulut, bukan kah apa yang saya katanya memang itu adanya? " kekeh Sahira.
Bima mulai gelisah, menatap semua orang yang ada di sana, yang memandang remeh kepadanya.
"Denger ya pak, anda bukan siapa siapa dan mungkin tidak akan pernah berada di jabatan saat ini, tanpa bantuan saya, ingat pak, setiap proposal yang di tugaskan kepada Anda itu, saya lah yang mengerjakannya, dan anda menerima hasilnya." kekeh Sahira membuka kartu Bima di hadapan semua orang.
"Diam kamu kak! mana mungkin kamu yang mengerjakannya, bidang kalian saja berbeda, jangan mereka sok pintar kamu! " bela Alina.
"Hahaha.... Pahlawan kesiangan datang." kekeh Sahira bertepuk tepuk tangan.
"Bukan kah kau mengakui saya memang sangat pintar, makanya kau dan kekasih mu ini memanfaatkan ketulusan atau kebodohan ku ini untuk kepentingan kalian." sinis Sahira.
Deg...
"Astaga, kenapa anak ini makin menjadi jadi, apa yang telah merasukinya, kenapa jadi berbalik sekarang, seharusnya dia yang kami permalukan kenapa jadi kami yang di permalukan." gumam bu Hana tak habis pikir.
"Omong kosongnya apa yang kau bicarakan, kak." pekik Alina mulai gelisah.
"Saya tidak bicara omong kosong, boleh di lihat sekarang, kok. Apakah sekarang tugas yang di berikakan atasan kekasihmu itu sudah selesai, dengan sempurna saat ini? " ejek Sahira.
Bima mulai salah tingkah, karena banyak mata yang menatapnya, sungguh Bima salah langkah datang ke sini, niat hati ingin membela sang ke kasih dan Sahira akan malu, justru dia yang dia buat malu, andai tadi dia tau akan jadi begini, dia tidak akan datang kemari dan berpura pura tidak tau.
"Dasar sombong kau kak." kesal Alina.
"Wajar dong aku sombong, aku pintar, aku cantik, aku punya uang, jadi bukan kah itu biasa untuk di sombongkan." kekeh Sahira, walau di dalam hati dia terus memohon ampun kepada Allah telah berlaku sombong di depan banyak orang, namun melawan orang ini memang harus totalitas agar tidak di injak injak oleh mareka.
"Sahira kau anak durhaka! " pekik sang ibu, kembali mengancam Sahira dengan kata kata durhaka, biasanya anak itu akan takut mendengar kata kata itu.
"Ngak apa apa aku durhaka sama orang tua dzolim." acuh Sahira.
"Mana ada orang tua dzolim sama anak Hira, kamu jangan mengada ada, apa yang mama papa lakukan adalah untuk mendidik kamu agar kamu jadi pintar dan berguna." sela Bu Hana.
"Ya ya ya.... Biar pintar, untuk kalian gunakan jadi babu di rumah kalian, biar pintar cari uang agar bisa kalian poroti uang saya selama ini, bahkan saya lupa untuk menyenangkan diri saya sendiri." kekeh Sahira
"Tapi mulai saat ini, saya tidak akan pernah memberikan uang saya sepersen pun kepada kalian." tegas Sahira.
"Oh... Iya saya lupa, bukan kah kalian telah mengusir saya dari rumah kalian, dan kalian sendiri yang berucap, bahwa saya sudah tidak di anggap anak dan keluarga oleh kalian lagi, tapi kenapa sekarang kalian datang mencari saya? apa karena ngak ada lagi yang membiayai hidup anda." sinis Sahira.
"Kalian juga berucap, kalau saya akan menyesal telah keluar dari rumah kalian, tapi nyatanya saya sangat bahagia keluar dari rumah rasa neraka itu, lihat lah saya bisa memakai uang saya sendiri, saya bisa membeli apa pun yang saya mau tanpa memikir kan kalian, saya ngak menyesal tuh, keluar dari rumah kalian itu."
"Justru yang saya sesalkan, kenapa baru sekarang saya keluar dari rumah itu, bukan dari dulu saja, ahh... Hira Hira.... kenapa kamu sangat bodoh di manfaatkan oleh mereka." keluh Sahira pada diri sendiri.
"Dasar perempuan sombong, anak durhaka, hidup mu tidak akan pernah bahagia karena telah durhaka sama orang tua! " pekik bu Hana.
"Lalu bagaimana dengan anda, apa hidup anda bahagia telah menyia nyiakan anak yang sangat berbakti kepada anda, walau tidak pernah mendapat kasih sayang dari anda, dan tidak pernah merasakan ASI dari anda, namun dia mencintai anda dengan tulus, tapi apa anda lakukan pada nya, kini anak itu sudah anda buang, apakah anda bahagia setelah dia pergi! " kekeh Sahira.
Bu Hana tidak dapat berkata kata lagi, Sahira terus saja membalikan setiap ucapannya, bukan uang yang dia dapatkan dari Sahira, namun kata kata menohok yang selalu Sahira keluarkan, sungguh hari ini hari s*al untuk bu Hana.
Bersambung.....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘