NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:795
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana yang Terancam

Pernikahan antara Pangeran Kegelapan Kael Nocturne dan Arlina dari Solaria adalah kabar yang menyebar seperti api di kedua negeri. Persatuan itu diharapkan membawa kedamaian, tetapi tidak semua pihak menyambutnya dengan tangan terbuka.

Di Noctis Hall, aula utama dihias dengan lilin-lilin magis yang bersinar biru pucat. Pelayan istana sibuk mempersiapkan dekorasi, tetapi atmosfer terasa penuh ketegangan.

Kael berdiri di tengah aula, memberikan arahan pada penasihatnya, Lord Eryndor, dan Eryx yang setia berada di sisinya.

“Pastikan semua penjagaan diperketat. Aku tidak ingin ada insiden yang mengganggu persiapan ini,” ujar Kael, nada suaranya tajam.

Lord Eryndor mengangguk pelan, tetapi wajahnya menyiratkan ketidaksenangan. “Dengan segala hormat, Pangeran, apakah keputusan ini bijaksana? Banyak dari kita yang percaya bahwa hubungan dengan seorang dari Solaria akan melemahkan posisi kita.”

Eryx menatap Eryndor tajam. “Apa kau meragukan keputusan Pangeran?”

Kael mengangkat tangan untuk menghentikan mereka. “Aku tidak membutuhkan persetujuan siapa pun. Pernikahan ini akan berlangsung, dan tidak ada yang akan menghentikannya.”

Di kamarnya, Arlina berdiri di depan cermin, mencoba gaun yang diberikan oleh Lyra. Gaun itu berwarna perak dengan sulaman bintang yang berkilauan di bawah cahaya lilin.

“Bagaimana, Lyra? Terlalu mencolok?” tanya Arlina, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

Lyra tersenyum lebar. “Anda terlihat seperti ratu, Lady Arlina. Pangeran Kael pasti akan terpesona.”

Arlina tertawa kecil, tetapi pikirannya melayang pada ancaman-ancaman yang mengintai.

Pintu kamar diketuk, dan seorang pelayan masuk, menyerahkan surat yang disegel dengan lambang mawar hitam—simbol milik Seraphine.

“Lady Arlina, ini untuk Anda,” katanya sebelum pergi.

Arlina membuka surat itu perlahan, alisnya berkerut saat membaca isinya:

"Pernikahan ini tidak akan membawa apa pun kecuali kehancuran. Pilihlah kebebasan sebelum terlambat."

Arlina meremas surat itu dengan tangan gemetar. “Lyra, tolong panggil Eryx. Aku perlu bicara dengannya.”

Di ruang strategi, Eryx mendengarkan Arlina dengan seksama setelah membaca surat itu.

“Ini pasti ulah Seraphine,” kata Eryx. “Dia tidak akan membiarkan pernikahan ini terjadi. Tapi aku heran, mengapa dia mencoba mendekatimu secara halus?”

“Karena dia tahu aku mungkin ragu,” jawab Arlina lirih. “Pernikahan ini membawa banyak konsekuensi, dan aku tidak yakin siap untuk itu.”

Eryx menatapnya dengan tatapan serius. “Kau harus percaya pada Kael. Jika kau menyerah sekarang, dia tidak hanya kehilangan pasangannya, tetapi juga dukungannya untuk Umbrahlis.”

Arlina mengangguk, meski hatinya masih penuh keraguan.

Malam itu, Kael menemui Arlina di taman istana. Mereka berjalan di bawah sinar bulan, bunga-bunga magis di sekitar mereka bersinar lembut.

“Aku mendengar tentang surat dari Seraphine,” kata Kael tiba-tiba, memecah keheningan.

Arlina menatapnya, bingung. “Bagaimana kau tahu?”

“Tidak ada yang luput dari pengawasanku,” jawab Kael dengan nada tegas. “Kau ragu?”

“Aku... bukan ragu padamu, tapi pada semua ini,” jawab Arlina jujur. “Kita berasal dari dunia yang berbeda. Apa mungkin kita benar-benar bisa bersatu?”

Kael berhenti, memegang tangan Arlina dengan lembut. “Kau berpikir terlalu jauh. Yang perlu kau tahu adalah aku memilihmu. Jika dunia menentang kita, biar aku yang melawan mereka.”

Arlina menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Kael, aku takut.”

Kael mendekat, menatapnya dalam-dalam. “Dan aku di sini untuk memastikan kau tidak perlu takut lagi.”

Namun, di sisi lain istana, Seraphine tidak tinggal diam. Di dalam ruangannya yang gelap, ia duduk di depan cermin besar dengan genangan cairan magis berwarna merah. Wajahnya menyeringai saat bayangan istana Solaria muncul di permukaan cermin.

“Utusan Solaria akan tiba tepat waktu,” katanya pada dirinya sendiri. “Dan saat mereka melihat bagaimana Umbrahlis mencemarkan nama baik mereka, pernikahan ini akan runtuh dengan sendirinya.”

Di sampingnya, seorang pria berjubah hitam berdiri diam, mengangguk patuh.

“Pastikan mereka melihat semua yang perlu mereka lihat,” lanjut Seraphine. “Kael Nocturne akan tahu bahwa berhadapan denganku adalah keputusan terburuknya.”

Hari berikutnya, persiapan terus berjalan. Aula utama kini dipenuhi bunga magis dan kristal gelap yang memantulkan cahaya lilin. Para pelayan bekerja tanpa henti, sementara Kael dan penasihatnya terus memantau situasi.

Namun, suasana tegang tetap terasa. Kael bisa merasakan tatapan-tatapan tidak setuju dari beberapa penasihatnya, terutama Lord Eryndor, yang kini semakin vokal.

“Pangeran, saya tetap tidak yakin ini keputusan yang tepat,” kata Eryndor saat mereka berdiskusi di ruang strategi.

“Pendapatmu sudah kudengar cukup sering, Eryndor,” jawab Kael dingin.

“Tapi Anda mempertaruhkan Umbrahlis demi seorang wanita dari Solaria!” desak Eryndor.

Kael berdiri, suaranya menggelegar. “Dan itu adalah pilihanku. Jika kau tidak bisa menerimanya, maka kau bebas pergi.”

Eryx yang berada di ruangan itu menahan senyum, tetapi tidak berkata apa-apa.

Sementara itu, Arlina duduk di kamarnya, memandangi gaun pernikahannya yang kini tergantung di sudut ruangan. Hatinya masih gelisah, tetapi kata-kata Kael terus terngiang di benaknya.

“Jika dunia menentang kita, biar aku yang melawan mereka.”

Ketukan di pintu membawanya kembali ke kenyataan. Lyra masuk dengan wajah cemas.

“Lady Arlina, ada kabar buruk. Utusan Solaria telah tiba, dan mereka tidak terlihat senang,” lapor Lyra.

Arlina terkejut. “Apa? Kenapa mereka di sini?”

“Aku tidak tahu, tetapi mereka ingin berbicara dengan Pangeran Kael segera,” jawab Lyra.

Kael menerima utusan itu di aula pertemuan. Mereka datang dengan sikap dingin dan pandangan penuh curiga.

“Pangeran Nocturne, kami di sini untuk memastikan bahwa pernikahan ini tidak merusak kehormatan Solaria,” kata salah satu utusan dengan nada tajam.

Kael menatap mereka dengan tenang, tetapi matanya bersinar dengan kekuatan gelap. “Aku tidak memiliki niat mencemarkan nama Solaria. Tapi jika ada yang berani menghalangi, aku tidak akan tinggal diam.”

Di sudut ruangan, Arlina menyaksikan percakapan itu dengan hati berdebar. Seraphine pasti ada di balik kedatangan mereka, pikirnya. Tapi bagaimana ia bisa menghentikan intrik ini tanpa membuat keadaan semakin buruk?

Ketika malam tiba, Kael menemui Arlina di kamarnya.

“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya, suaranya lebih lembut dari biasanya.

Arlina mengangguk, meski wajahnya masih menyiratkan kecemasan. “Aku hanya khawatir. Semua ini terlalu banyak.”

Kael duduk di sampingnya, tangannya menyentuh bahunya. “Aku berjanji, apapun yang terjadi, aku akan melindungimu.”

Arlina menatapnya, lalu tersenyum kecil. “Aku hanya berharap kita bisa melewati ini bersama.”

“Kita akan,” jawab Kael dengan keyakinan.

Tetapi jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa Seraphine belum mengeluarkan semua kartu permainannya.

Kael memandang Arlina yang duduk diam dengan tatapan penuh pertimbangan. Ia tahu ketegangan ini tak hanya membebani Arlina, tetapi juga dirinya sendiri. Ia menggenggam tangan Arlina dengan lembut, berusaha menawarkan ketenangan di tengah situasi yang memanas.

“Arlina,” Kael berkata pelan, nada suaranya sarat emosi. “Aku tidak peduli seberapa banyak musuh yang mencoba memisahkan kita. Mereka boleh merencanakan apa saja, tetapi aku tidak akan membiarkan siapa pun melukaimu.”

Arlina menghela napas panjang, merasakan kehangatan dari genggamannya. “Aku tidak takut pada mereka, Kael. Tapi aku takut pada apa yang harus kita korbankan. Apakah harga dari semua ini terlalu mahal untuk kita tanggung?”

Kael menarik wajah Arlina menghadapnya, matanya menatap dalam seolah mencari jawaban di balik keraguan itu. “Kita tidak akan mundur. Apa pun yang terjadi, kau adalah pilihanku. Mereka bisa mencoba, tapi mereka tidak akan menang.”

Arlina akhirnya mengangguk, mencoba mempercayai keyakinan Kael yang kokoh. Di luar jendela, malam gelap semakin pekat, seakan menjadi pertanda ujian besar yang akan datang.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!