***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 MENGERANG DAN MENGEJANG.
"sepertinya tidak ada gunanya untuk berbasa-basi dengannya sudah beberapa kali aku berusaha untuk pergi darinya endingnya aku kembali lagi padanya karena dia berhasil menemukanku bahkan setelah ia menemukanku, hukuman yang ia berikan benar-benar menyiksaku bahkan membuatku ingin mendapatkannya lebih. mungkin aku sudah tidak waras karena apa yang ya ia lakukan padaku tapi kenyataannya aku menyukainya Aku menyukai pria yang memperlakukanku kasar di atas ranjang seperti ini tapi kadang dia juga berlaku begitu lembut padaku seolah ia kasihan,"
"Kau ingin kita melakukannya di sini?"
aku berbisik lirih tepat diujung dagunya yang membuatnya menunduk menatap ke arah wajahku lalu mengecap lembut bibirku untuk beberapa saat.
"Aku ingin memanjakanmu terlebih dahulu,"
bisik lelaki itu yang begitu manis yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan di mana aku mengira jika lelaki itu hanya tahu menangnya sendiri atau jika ia menginginkan tubuhku ia tidak akan mau mengerti apa yang aku inginkan dan ia tidak akan peduli dengan perasaanku yang ia peduli hanyalah Ia mendapatkan apa yang ia inginkan. tapi ternyata pemikiranku itu salah ketika aku mendengar jawabannya barusan dan sesaat kemudian aku merasakan jika tangan kekar lelaki itu langsung menyusup dan masuk ke dalam pakaian dalam milikku dan mulai bermain-main di sana. Aku mengerang tertahan dengan bibir kami yang masih saling melumat satu sama lain.
Hingga aku merasakan kedua tangan kekar itu meraih butuhku begitu saja kemudian membopongku dan membawaku masuk ke dalam ruang kamar.
aku begitu terkejut ketika saat itu ia membawaku menuju ke kamar mandi dan ternyata di dalam kamar mandi itu bathtub sudah terisi air penuh dan tentunya itu adalah air hangat.
"sejak kapan dia menyiapkan air hangat? bahkan sampai menyiapkan lilin aroma terapi dan wine, bukankah sejak tadi ia bersama ku?"
aku bertanya-tanya dalam hati karena kenyataannya sedari tadi ia bersama denganku Aku bahkan mengira ia tidak peduli dengan keadaan dan kondisi tubuhku yang sangat lelah setelah bekerja seharian bahkan mungkin saat ini tubuhku tengah berbau keringat dan basah.
Belum habis rasa keherananku di sana, ia menurunkan tubuhku tepat di samping bathtub itu. Aku masih terdiam di sana karena aku melihat lelaki itu mulai melepaskan pakaiannya sendiri dan mulai menceburkan diri ke dalam bathtub tersebut. Aku masih terpana menatap kesempurnaan tubuhnya yang nyaris tidak ada cela sama sekali.
"Kau mau aku menggendongmu lagi?"
Ucapan lelaki itu menyentakku dari lamunan. Aku terperanjat begitu saja yang langsung patuh dan melangkah masuk begitu saja ke dalam bathtub tersebut. Ia memberi isyarat padaku untuk menempati tempat tepat di depannya.
aku duduk dengan kedua lutut yang terangkat karena memang saat itu lututku terasa perih ketika terkena air sedangkan lelaki itu mengapit tubuhku dengan kedua kakinya yang terbuka. aku merasa
konsentrasi yang tidak bisa aku ungkapkan sebelumnya di dalam diriku mulai terusik ketika aku merasakan sesuatu yang mulai mengeras tepat di bagian belakang tubuhku ditambah tangan lelaki itu mulai meraih tubuhku memelukku erat dan sesekali mengusap tubuhku menggunakan air hangat seolah ia tengah memanjakan aku di sana tidak hanya cukup sampai hal-hal demikian. ia juga dengan gemas memainkan kedua belahan milikku secara bergantian membuatku sesekali menggeliat di sana hingga lelaki itu meraih ujung daguku dengan tangannya memaksaku untuk memiringkan kepala menghadap ke arahnya Aku tidak menyangka jika saat itu ia Tengah meneguk minuman wine bibirnya langsung menukik menyambar bibirku aku bisa merasakan aroma dan juga rasa Wine yang menyegarkan di bibirnya. Anehnya aku turut menikmati sisa wine di bibirnya dan melumatnya.
aktivitas itu berlanjut untuk beberapa saat. bibir kami saling memagut satu sama lain hingga aku tahu jika ia sudah tidak tahan lagi ia langsung mengangkat tubuhku begitu saja membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya dengan kedua tangan yang menyusup tepat di kedua lututku yang tertekuk ke atas dan terbuka. Kini tubuh kami saling berhadapan satu sama lain.
aku merangkul jenjang lehernya menautkan kedua tanganku di sana dengan erat seolah aku khawatir jika sampai lelaki itu melepaskan kedua tangannya dari kedua pinggulku dan aku bisa merasakan area inti kewanitaanku yang terdesak oleh bagian tumpul yang keras itu membuatku menggigit ujung bibirku sendiri, aku mengerang sesaat menenggelamkan wajahku tepat ke sela-sela jenjang lehernya. Rafandra memaksa tubuhku terjaga dengan wajah yang menatapnya aku berusaha membuka mata.
"Apa yang membuatmu masih merasa kurang ada di sisiku?"
"Aku tidak,"
ucapanku terhenti seolah ia tidak ingin mendengarkannya. Ia menyambar bibirku begitu saja hingga aku terengah menanggapinya.
Pusatnya terus bergerak di dalam diriku, memaksa aku untuk mengerang tertahan setiap kali tubuhku dijatuhkan oleh kedua tangannya dan sesekali aku memekik panjang saat ia sengaja membenamkan dalam dan diam. Aku lemas seketika.
Aku memeluknya dengan kedua tanganku, menyandarkan wajahku ke salah satu sisi pundaknya dengan nyaman sembari mengatur nafasku yang masih memburu setelah beberapa saat aktivitas intens kita tadi.
"Kenapa kau ingin melakukan ini denganku saat di sisimu sudah ada seorang istri?"
Tiba-tiba aku menanyakan sesuatu yang aku yakini dan entah mengapa aku terus memikirkannya seolah aku ingin tahu jawaban lelaki itu dan ingin tahu kebenarannya. Meski aku tahu jika hal itu pasti akan menyinggung perasaannya.
"seharusnya aku tidak perlu untuk menjawab pertanyaan sepelemu itu. karena yang terpenting aku suka berhubungan seks denganmu dan anggap saja aku sudah kecanduan tubuhmu,"
Ucap lelaki itu yang lalu segera mengangkat tubuhku begitu saja dan membawanya berdiri. Ia membawaku keluar dari bak mandi tersebut dan membawaku menuju ke bawah air shower untuk membilas tubuh kita di sana. Air hangat yang mengalir mulai aku rasakan menyeluruh membasahi kulit tubuhku tanpa terkecuali. Aku merasakan kedua tangan itu memakaikan sabun di tubuhku, dan aku membiarkannya saja. Aku menikmati setiap sentuhan tangannya dan sabun lembut yang berbusa itu mengusap permukaan kulitku. Aku memekik saat aku merasakan lelaki itu mulai memainkan jemari tangannya tepat di area inti milikku dan membuatku menjadi hampir gila. Aku menggeliat sembari mengerang dalam dekapannya. Aku melihat wajah sayu lelaki itu yang tampak menikmati ekspresi tubuhku saat jemari tangannya bermain-main.
Setelah puas dengan permainannya dan tubuh kita sudah bersih dari sisa sabun yang ada. Lelaki itu mengangkat tubuhku yang masih terbuka menuju ke atas ranjang. Aku sudah bisa menebak apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Kau tidak puas?"
Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, aku melihatnya tampak begitu kehausan akan berhubungan seks denganku.
"Emb, aku rasa aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan tadi. Kau yang terus mengerang dan mengejang. Benar bukan?"
Ucapannya mampu membungkam mulutku seketika saat aku menyadari memang benar apa yang ia katakan tersebut. Aku hanya bisa mengikuti keinginannya bahkan saat ia sudah mulai melemparkanku perlahan ke atas pembaringan. Aku perlahan mundur karena melihat tatapan matanya yang tampak memburu dan gerak tubuhnya yang merangkak seperti ingin menerkamku.
"Akh!"