Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12. Tiba-tiba Menikah.
Happy Reading
🌹🌹🌹🌹
Viona berjalan dengan tanpa tujuan, dia benar-benar tidak bisa mempercayai siapapun karena satu-satunya yang di percaya malah membuat nya kecewa.
Aaaaa!!
Viona berteriak untuk mengeluarkan unek-unek nya.
Mengabaikan semua mata yang memandang aneh ke arah nya, Viona masih berjalan dengan langkah tanpa tujuan.
Hingga tiba-tiba ponsel nya berdering, dan hal Itu membuat Viona menghentikan langkah kaki nya.
Nama Bajingaaaan tertera di layar ponsel nya, membuat Viona langsung mengangkat panggilan telepon nya.
"Ha__"
"Kau dimana? cepat ke rumah sakit X sekarang!" titah David di sebrang telpon.
"Aku sibuk, jika kau mau kau jemput aku kesini" balas Viona tegas.
"Jangan bertingkah, aku akan membayar mu 2× lipat, cepat kesini sebelum aku berubah pikiran" lanjut David lagi.
Tut!
Panggilan di matikan sepihak, Viona yang sedih kini dia tak sedih lagi dan tangan nya mengusap air matanya yang membasahi pipinya itu.
Hufh..
"4M? wah aku bisa kaya tanpa bekerja" Viona seketika tersenyum.
Tak lama kemudian ada notif pesan dari David, membuat Viona semakin bersemangat.
"Lupakan kesedihan ini, sekarang aku harus kejar uang ku dulu" lanjut Viona lagi.
Lalu Viona pun memilih pergi ke rumah sakit sesuai dengan perintah David.
Tak butuh waktu lama akhirnya Viona sampai, dan di lobby rumah sakit Viona yang bingung nampak melihat sekeliling nya mencari orang yang dia kenal.
"Nona, tuan sudah menunggu" Tiba-tiba Rico ada di belakang Viona.
Viona melihat Rico dan tersenyum.
"Mari nona, kita harus cepat" lanjut Rico dan Viona hanya mengangguk setuju.
Lalu Viona pun mengikuti Rico, tapi baru satu langkah berjalan tiba-tiba Rico berhenti.
"Tas nya nona" ucap Rico meminta tas.
Viona memberikan tas berisikan barang-barang nya itu, lalu keduanya lanjut berjalan kembali.
Saat sampai di depan ruangan VIP Viona melihat David dan seorang pria yang sedang duduk di kursi tunggu.
"Kenapa lama sekali!" David bangkit.
"Jalanan macet" balas Viona sambil melihat sekeliling nya.
Bingung kenapa dia di minta ke rumah sakit oleh David.
"Apakah semuanya sudah siap?" tanya pria yang tidak di kenal itu.
"Sudah" balas David sambil melirik Rico.
Rico mengangguk, lalu mereka pun masuk ke dalam ruangan pasien.
Terlihat pak Erlangga yang terbaring lemah dengan berbagai alat bantu medis yang terpasang di tubuh nya.
Di ruangan itu juga ada Jenna, wanita itu menangis sambil memegang tangan suaminya.
"Kita lakukan sekarang" ucap David memecahkan keheningan.
Viona masih bingung dengan apa yang akan terjadi, hingga tiba-tiba tangan nya di tarik dan diminta duduk di samping David.
Pria yang tak lain adalah penghulu itu sudah bersiap untuk menjadi penghulu di pernikahan David dan Viona.
"Ini sebenarnya kita mau ngapain?" tanya Viona yang kebingungan.
"Kita akan menikah" balas David cepat.
"A-apa? kenapa mendadak?" Viona terkejut.
Tapi siapa perduli, David tak membiarkan Viona banyak bertanya lagi.
Akad nikah itu di saksikan oleh bebarapa orang saja, hingga akhirnya Viona dan David telah SAH menjadi suami istri.
"Selamat kalian sudah sah menjadi suami istri" ucap pak penghulu memberikan selamat.
Viona dan David saling menatap dalam diam karena status mereka saat ini sudah menjadi suami istri.
"Aku sudah menikah, oh ya ampun aku harus pintar mengendalikan keuangan agar cepat kaya" batin Viona yang sudah memiliki rencana.
"Gadis licik, isinya hanya uang dan uang. dia pikir aku akan mudah di kendalikan oleh gadis tak jelas yang sombong seperti dia" batin David sambil menatap tajam ke arah Viona.
Air mata Jenna jatuh ke pipinya, matanya menatap kosong ke sepasang manusia yang sedang saling menatap itu.
Tanpa kata Jenna hanya bisa menahan sedih nya, bahkan meskipun dia menyembunyikan perasaan nya Jenna masih tidak bisa tersenyum meskipun pura-pura.
"K-kamu ikhlas?" Tiba-tiba terdengar suara pak Erlangga.
Jenna hanya mengangguk sambil memegang tangan suaminya.
"Setelah ini mas harus sembuh, aku butuh kamu begitupun dengan Daniel" ucap Jenna sambil mengusap air matanya.
Pak Erlangga tersenyum samar, dengan susah payah dia menggerakan tangan nya dengan susah payah untuk menggapai tangan sang istri.
"Maafkan aku" balas pak Erlangga meminta maaf sambil menggenggam tangan sang istri.
Jenna mengusap tangan sang suami, dia tidak mencintai suaminya tapi selama ini dia hidup bahagia karena suaminya begitu memanjakan nya.
"Mas pasti sembuh, jangan minta maaf. mas nggak salah" ucap Jenna lagi.
Tiba-tiba pak Erlangga kejang-kejang hal itu membuat semua mata melirik ke arah nya.
Suster langsung meminta sebagian dari mereka keluar, tapi Pak Erlangga yang kejang-kejang malah meminta untuk David tidak pergi.
David akhirnya tetap tinggal di ruangan itu, sedangkan Jenna dia harus pergi karena suaminya tak memintanya tinggal.
"Daddy boleh meminta satu hal dari mu, David?" tanya Pak Erlangga dengan suara yang terbata-bata.
"Katakan saja, Daddy mau apa?" balas David wajahnya terlihat cemas.
"Daddy hanya ingin kamu serius, pernikahan bukan permainan jadi setia lah pada istri mu" ucap pak Erlangga lagi.
David hanya diam, karena dalam kamus hidupnya dia tak akan melakukan hal yang di minta Daddy nya.
"David" panggil Pak Erlangga lagi.
Dokter nampak semakin panik karena kondisi pasien nya semakin memburuk dan lemah.
"David"
"Aku tak bisa"
Dan..
Detik itu juga tiba-tiba layar monitor yang memperlihatkan detak jantung Pak Erlangga akhirnya memperlihatkan tanda tidak adanya kehidupan.
Dokter panik dan langsung menggunakan alat bantu pacu jantung, tapi yang terjadi pasien malah terlihat tak memberikan respon.
"Maaf, pasien sudah meninggal" ucap dokter menjelaskan.
A-apa!
"Tidak mungkin! Daddy ku pasti masih hidup!" kata David tegas.
Dia tidak percaya jika Daddy nya akan meninggal secepat ini.
"Daddy" panggil David.
Dan hening tak ada jawaban, hingga ketegaran hati David akhirnya tidak bisa bersembunyi di balik wajah dingin nya itu.
"Dokter, selamatkan Daddy" ucap nya dengan air mata yang sudah menetes.
"Maaf, tapi tuan Erlangga sudah meninggal" balas dokter lagi.
David menatap tubuh yang lemah di brankar itu, air mata kembali jatuh ke pipinya dan setelah itu David yang sedih memilih keluar dari ruangan VIP itu.
Saat David keluar terlihat Jenna yang langsung menghampiri nya.
"Bagaimana kondisi nya David?" tanya Jenna menatap David.
David tak menjawab, dia melirik Rico dan Viona lalu berjalan begitu saja meninggalkan mereka semua yang menatap nya dengan wajah bingung.
Jenna yang merasakan apa hal buruk terjadi pada suaminya dia berlari masuk, dan alangkah terkejutnya dia melihat suaminya yang wajah nya sudah di tutupi kain putih.
"Tidak, mas!" Jenna berteriak.
Jenna memeluk tubuh yang sudah tidak bernyawa itu, dia menangis sejadinya karena kehilangan sosok yang begitu memanjakan nya.
"Mas, kamu janji kita akan sama-sama besarin Daniel mas. mana janji mu mas kamu bohong" Jenna menangis meraung di lantai dengan sedih.
🌹🌹🌹
lanjut?
