Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Turun Hasha!
Awalnya Hasha berjalan dengan santai melewati gang kecil tersebut untuk pergi ke lorong sebelah. Namun begitu ia menoleh ke belakang dan mendapati Zayn memasuki lorong itu, matanya melotot lebar. Dia sedang di kejar oleh laki-laki itu.
Hasha pun refleks berlari. Ia berlari dengan terbirit-birit. Jaraknya dari pria itu cukup jauh. Pria itu baru memasuki gang sempit tersebut sedangkan dia sudah berada di ujung, hampir keluar gampang. Meski jarak mereka terbilang jauh, Hasha tetap berlari kencang. Takut Zayn berhasil menangkapnya.
"Kenapa pria itu mengejarku sih? Nggak bisa liat banget orang hepi." celetuk Hasha pada dirinya sendiri.
Dia merasa kesal karena di kejar sama Zayn. Langkah pria itu sangat cepat hingga Hasha makin gugup.
"Hashaa!"
Lelaki itu meneriakkan namanya. Hasha tidak peduli dan terus berlari. Jarak mereka makin dekat hingga Hasha panik,
"Hwaaaaa!"
Ia sudah kecapean tapi tetap berlari kencang karena tidak mau Zayn berhasil mengejarnya.
"Hasha stoop!"
Dari belakang sana Zayn geram. Sialan, dari mana perempuan itu belajar berlari? Larinya cepat sekali membuat Zayn kesulitan. Laki-laki itu menambah kecepatan larinya hingga jarak mereka makin dekat.
"Ihhh! Bang Zayn jangan kejar Hasha terus dong! Kan capek!"
Zayn terkekeh. Enak saja. Dia tidak tidak akan membiarkan wanita itu kabur. Jangan harap. Mata Zayn membelalak lebar begitu melihat Hasha naik ke atas pohon orang. Astaga bocah itu.
Hasha sendiri heran kenapa dia bisa berhasil naik pohon pada dia dari dulu tidak bisa melakukan hal itu, bagaimanapun caranya dia mencoba. Entah pohon siapa ini, yang penting naik aja dulu dari pada lari terus dan tahu-tahunya malah nabrak tembok yang bikin dia diketawain sama- orang-orang rumah yang pada punya cctv, kan nggak lucu.
"Hahhh ... Hahhh ... Ih ngeselin tuh babang Zayn. Nggak bisa banget apa kalo nggak gangguin aku?" katanya bersandar di pohon. Pria itu makin dekat, tapi Hasha yakin dia tidak bisa naik ke atas sini. Hahaha ... Ia tersenyum bangga. Pandangannya turun ke bawah sana, laki-laki yang mengejarnya sudah berada di bawah sana dengan kepala menengadah ke atas pohon.
Hasha menjulurkan lidahnya dari atas meledek pria itu. Sedang Zayn yang tengah mengatur nafasnya tertawa. Kelakuan Hasha kayak bocil membuatnya gemas.
"Siapa yang mengajarimu naik pohon?" Zayn bertanya dari bawah. Nafasnya mulai teratur.
"Lah Hasha sendiri dong. Masa naik pohon aja perlu di ajarin. Emang bang Zayn gitu?" balas Hasha dari atas. Ia asyik bersandar ke dinding pohon hingga tak sadar ada banyak semut yang bersarang di sana.
"Ayo turun, nanti kamu jatuh." kata Zayn. Walau pohon itu tidak tinggi-tinggi amat dia tidak ingin melihat calon isterinya jatuh.
"Nggak mau wleee!"
Hasha malah memeletkan lidahnya ke bawah. Persis bocah-bocah tengil yang ngelawan emaknya pas lagi dimarahin.
"Hasha,"
"Hasha bakal turun kalo bang Zayn pergi dan janji nggak akan kejar Hasha lagi."
"Jangan nakal Hasha, cepat turun." Zayn tak mempedulikan perkataan Hasha. Dia tidak akan membiarkan calon isterinya kabur dari rumah seperti kata satpam tadi.
"Nggak! Hasha mau tidur di sini saja." Hasha pun memeluk dadanya sambil terus bersandar di pohon. Ia menutup matanya, membayangi tempat itu adalah ranjangnya yang empuk.
Zayn membuang nafas kasarnya. Dia tidak bisa naik ke atas karena ranting pohon sepertinya tidak kuat. Ia takut rantingnya akan patah kalau dia ikut naik dan menyebabkan Hasha terjatuh. Tidak, ia tidak ingin mengambil resiko tersebut. Pria itu tertawa. Seumur hidupnya baru wanita itu yang berhasil membuatnya panik begini.
Pandangan Zayn tak beralih sedikitpun dari Hasha. Berjaga-jaga kalau-kalau sang calon istri salah bergerak dan terjatuh. Tak sampai lima menit, ia melihat wanita itu menggaruk-garuk belakangnya.
"Kenapa sayang?" seru Zayn dari bawah. Wajahnya ikut khawatir. Pasalnya ia melihat Hasha terus menggaruk-garuk badannya tanpa menyadari kalau dirinya sedang berada di atas pohon.
"Hasha, jangan gerak-gerak sembarangan."
Hasha tidak peduli. Ia fokus dengan badannya bagian belakang yang gatal sekali dan perih. Pas melihat ke belakang, ternyata pohon tempat dia bersandar banyak semutnya. Ya ampun, apes sekali dia hari ini. Hasha terus bergerak-gerak sampai dia tidak sadar dirinya sudah melayang ke bawah.
"ARGH!
"HASHA!"
Secepat kilat Zayn berlari maju ke tempat yang bisa menangkap Hasha dari bawah, lalu ...
Hap!
Hasha berhasil ditangkap. Wanita itu jatuh ke dalam pelukannya. Zayn yang panik tadi kini bisa bernafas lega.
"Sudah aku bilang jangan nakal kan?"
Zayn menepuk kening Hasha dengan jidatnya karena kedua tangannya setia menggendong tubuh wanita itu. Hasha memasang wajah cemberut, kemudian bergerak-gerak seperti cacing kepanasan karena ia merasa masih ada banyak semut yang masuk ke baju bagian belakangnya, bahkan sudah merambat ke perut sampai dalam celananya. Hadeh.
"Kenapa? Mana yang sakit?" Zayn bertanya.
"Ada banyak semut yang masuk ke baju Hasha." ucap Hasha. Tangannya menggaruk-garuk tubuhnya.
Zayn pun cepat-cepat menurunkan Hasha dan membantunya memeriksa. Pria itu menaikkan pakaian Hasha hingga wanita itu melotot lebar.
"Bang Zayn?!" ia menahan tangan Zayn yang sudah siap-siap mengangkat pakaiannya
"Kenapa, semut-semut itu ada di dalam bajumu kan? Aku akan membantumu mengusirnya. Cepat balik badan."
"Tapi kalo di sini ada cctv dan kita terekam terus disalahpahami gimana?"
Zayn terkekeh. Dia tahu maksud Hasha.
"Kalau begitu pindah tempat."
Iya pun mengangkat tubuh Hasha, menggendongnya ke semak-semak.
"Tidak ada yang akan melihat kita di sini." Hasha meringis. Kalimat pria itu seperti mereka akan melakukan perbuatan mesum. Ia menggaruk-garuk lagi, tangan Zayn masuk ke dalam bajunya membantunya menggaruk bagian tubuhnya yang terasa gatal dan meraba-raba kalau-kalau masih ada semut yang tersisa di kulit bagian dalam itu.
"Udab bang, udah nggak gatal lagi." gumam Hasha. Tapi tangan Zayn masih setia meraba-raba.
Hasha menahan nafasnya saat tangan pria itu menyentuh pusarnya. Lalu turun lebih bawah hingga perlahan masuk ke dalam jeansnya.
"Ba ... Bang Zayn,"
Hasha menoleh ke belakang menatap mata pria itu. Ia melihat pria itu tersenyum nakal padanya.
"Kalau di sini gatal tidak? Mau di garuk juga?"
Goda Zayn. Tangannya berhasil menyentuh inti Hasha dan mengusapnya penuh sensual. Hasha menggigit bibirnya. Lalu menutup mata kala jemari Zayn sudah masuk ke dalamnya, menusuk-nusuk berulang kali. Laki-laki ini betul-betul tidak tahu tempat.
"Ahhh!" Hasha pun meledak dalam permainan nakal Zayn. Dan laki-laki itu tersenyum puas.