Bercerita Tentang Seorang Pria Berusia 22 Tahun Yang Tiba-tiba Bereinkarnasi Ke Benua Douluo Saat Sedang Menonton Anime Naruto, Dia Juga Membawa Cheat Dari Dunia Naruto.
Apa Yang Akan Terjadi Jika Kekuatan Dari Dunia Naruto Dengan Kekuatan Dari Benua Douluo Bertabrakan?
maaf kalo ada yg kurang enak bahasanya, karna aku masih pemula. makasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kucing Besar Dan Kucing Kecil
Istana Paus
Gue Mei di bawah menangkupkan tangannya dengan hormat kepada Bibi Dong yang berada di singgasana, lalu berkata:
"yang mulia, dari hasil penyelidikan, 2 hari yang lalu memang ada pergerakan dari Uskup dikota x mengumpulkan 2 kaisar jiwa, 3 raja jiwa dan 15 sekte jiwa."
"Saat aku menanyakan pada anggota cabang Aula Roh di kota X, mereka menjawab bahwa sebelum uskup mengumpulkan banyak master jiwa, Uskup sepertinya menerima surat dari seseorang." Gue Mei melanjutkan perkataannya dengan kebingungan juga di hatinya.
Bibi Dong mengerutkan keningnya. "2 kaisar jiwa, 3 raja jiwa dan 15 sekte jiwa? Jumlahnya pas 20 seperti yang di katakan petugas yang di kendalikan saat itu, apakah kamu tau tujuan kemana uskup membawa kelompok master jiwa itu?"
"Kata anggota cabang, mereka menuju ke arah kota suotuo, lalu aku kesana untuk penyelidikan lebih lanjut. Tapi..." Gue Mei menjelaskan lalu berhenti berkata karena ragu-ragu.
"Tapi apa? Katakan..." Bibi Dong menatap tajam pada Gue Mei dengan aura ganas.
"Saat saya ke kota suotuo dan melanjutkan penyelidikan, saya mendengar percakapan orang lain kalau ada bekas pertempuran dan banyak mayat di jalan hutan, ketika mendengar itu saya langsung ke sana dan menemukan 20 mayat, di antaranya ada uskup." Gue Mei berkata dengan keringat dingin di punggungnya menahan aura ganas Paus.
"Apa kamu tau dengan siapa uskup dan kelompoknya bertarung?" Bibi Dong menyipitkan matanya lalu bertanya dengan nada dalam, dia mempunyai firasat buruk di hatinya.
"Saya menanyakan pada orang yang lewat jalan hutan itu, katanya kalau sebelum lewat ke jalan hutan itu, dia sempat melihat karavan dengan bendera awan menuju ke jalan hutan itu." Gue Mei memberitahu apa yang di temukannya.
Kemudian melanjutkan perkataannya "Lalu saat orang itu sampai di lokasi pertempuran, dia sudah melihat banyak mayat berserakan, tapi tidak melihat karavan dengan bendera awan merah. Orang itu ketakutan melihat banyak mayat, kemudian dia memilih kembali ke kota suotuo."
"Apa?! Karavan dengan bendera Awan Merah? Jadi uskup dan kelompoknya menyerang karavan organisasi Akatsuki?" Bibi Dong berdiri dari kursinya karena terkejut dan marah, lalu aura niat membunuh keluar dari tubuhnya.
Gue Mei sudah banyak keringat dingin lalu menjawab dengan menundukkan kepalanya tidak berani menatap Paus: "Kemungkinan terbesar seperti itu, dan orang yang ada di dalam karavan itu adalah tuan muda dari organisasi yang aku katakan dulu kepada yang mulia."
Niat membunuh Bibi Dong semakin memuncak saat mendengar bahwa yang di serang uskup dan kelompoknya adalah karavan yang di tumpangi tuan muda organisasi Akatsuki.
Beberapa saat kemudian Bibi Dong menarik kembali niat membunuhnya, hal itu membuat Gue Mei di bawah menghela nafas lega.
Bibi Dong kembali duduk di kursinya lalu bertanya lemah pada Gue Mei "Apakah kamu tau siapa yang mengirim surat itu?'
Gue Mei menggelengkan kepalanya.
Suasana Bibi Dong makin buruk melihat Gue Mei menggelengkan kepalanya, lalu dia menyuruh Gue Mei untuk keluar dari ruangan.
"Pantas saja petugas yang di kendalikan itu mengatakan bahwa aku mengkhianati perjanjiannya, ternyata yang mengendalikan petugas itu adalah Tuan Rei."
"Sungguh metode yang mengerikan, dia bisa mengendalikan petugas yang kekuatan jiwanya berada di kaisar jiwa dengan mudah dari jarak jauh."
"Dan sebenarnya siapa yang menyuruh uskup itu untuk menyergap tuan muda Akatsuki? Apakah orang itu ingin menabur perselisihan antara aku dan tuan Rei?" Bibi Dong kembali menunjukkan niat membunuhnya lagi.
Dia menyipitkan matanya lalu bergumam sambil menggertakkan giginya "jangan sampai aku menemukan siapa yang menyuruh uskup itu, kalau tidak, bahkan jika dia dari pemuja agung pun, aku tidak akan membiarkannya pergi."
"Sepertinya aku harus memberi penjelasan pada Tuan Rei tentang penyergapan itu." Stelah mengatakan itu, dia memanggil Gue Mei lalu memerintahkannya pergi ke cabang Akatsuki di kota suotuo untuk mengirim surat penjelasan.
.......................
Malam Hari
Lin Feng sekali lagi jalan-jalan di pusat kota bintang luo dan berharap bisa bertemu dengan kucing kecil itu. Sedangkan untuk saudarinya, dia tertidur lelap di penginapan karena terlalu banyak makan. Mau gimana lagi, dia hanya orang biasa.
"Apa aku harus pergi ke rumah keluarga Zhu untuk menemui kucing kecil itu? Tidak tidak, itu akan aneh." Lin Feng menggelengkan kepalanya dengan cepat mengusir pikiran aneh di benaknya.
Saat sedang melamun, dia mendengar tawa gadis kecil dari belakang.
Lin Feng seketika langsung menoleh dan melihat seorang gadis kecil imut sedang tertawa gembira bersama gadis di sampingnya, gadis itu berusia sekitar 12-13 tahun, pakaian ketat hitam itu menonjolkan bentuk tubuh seksinya dan kedua gunungnya.
Lin Feng melihat mereka bergandengan tangan dan mengobrol gembira, sesaat dia terkejut. 'Mereka..... Apakah mereka berdua Zhu Zhuqing dan Zhu Zhuyun?'
Kemudian dia tertegun mendengar percakapan mereka berdua.
Si kecil yang di gandeng mengangkat kepalanya lalu berkata pada kakaknya : "Kakak, besok adalah hari aku membangkitkan Jiwa Bela Diri, aku tidak tau apa yang akan di bangkitkan? Semoga saja itu sama denganmu kak hehe~"
Kakaknya si kecil mendengar itu tertegun sejenak seolah memikirkan sesuatu, wajahnya langsung muram lalu menatap adiknya dengan rasa bersalah dan rumit.
Lalu dia menjawab sambil tersenyum lembut: "Haha Zhuqing tidak perlu khawatir, kakak yakin kamu akan membangkitkan Jiwa Bela Diri sama seperti kakak."
"Begitu kah? Hehe~" gadis kecil itu gembira mendengar jawaban kakaknya.
Melihat adiknya tersenyum gembira, wajahnya yang tersenyum perlahan menghilang lalu menggertakkan giginya bergumam dengan kebencian meluap "Sial, kenapa harus ada perebutan dalam kekuasaan? Kenapa aku harus berhadapan dengan adikku? kenapa? Aku hanya ingin terus bersama adikku seperti ini dan melindunginya. Keluarga sialan, kekaisaran sialan."
Gadis kecil yang di gandeng sedang berbicara gembira lalu menyadari bahwa kakaknya tidak merespon, dia melihat ekspresi kebencian kakaknya yang membuatnya takut. "Kakak, kamu kenapa? Apakah perkataan Zhuqing memuat kakak marah?"
"Hah? Bagaimana mungkin, kakak hanya memikirkan sesuatu yang membuat kakak kesal, ini bukan karena Zhuqing kok." Sambil menenangkan adiknya, dia berjongkok lalu mencubit wajah kecil adiknya.
Melihat kakaknya tidak marah padanya, gadis kecil itu menghela nafas lega.
Lin Feng yang dari tadi fokus pada mereka berdua juga mendengar percakapan mereka, matanya perlahan basah 'Ternyata mereka memang Zhu Zhuqing dan Zhu Zhuyun, dan mereka dulunya sedekat ini? Ini seperti menonton drama di film kehidupan sebelumnya, mungkin malam ini adalah malam terkahir mereka bersatu, kasihan sekali kucing kecilku.'
Saat Lin Feng sedang menatap Zhuqing dengan rasa kasihan, Zhuqing kecil sepertinya menyadari kalau dirinya di perhatikan oleh Lin Feng.
Lalu menoleh ke arah Lin Feng yang juga menatapnya, dia kemudian bersembunyi di belakang kakaknya.: "Kakak, ada orang aneh didepan, dia menatap Zhuqing terus."
"Hah? Orang aneh?" lalu Zhu Zhuyun menoleh ke arah Lin Feng yang sedang berdiri seperti orang bodoh menatap mereka adiknya, dia langsung marah.
"Hei kau! Tatapan bodoh mu membuat adikku takut."
Teriakan Zhu Zhuyun membangunkan Lin Feng, lalu menatap sekeliling, para pejalan kaki menatap dingin pada dirinya yang memuatnya malu dan sedikit panik.
"Maaf maaf, saya hanya terpana karena ini pertama kalinya melihat ada gadis kecil seimut ini. Ha ha ha." Lin Feng berkata sambil tertawa canggung.
Zhu Zhuyun mendengar perkataan itu langsung memeluk adiknya dan mundur beberapa langkah, lalu menatap pada Lin Feng semakin dingin. "Apa yang kau lakukan, adikku masih kecil, dasar kau lolicon."
Perkataan Zhu Zhuyun berhasil membuat para pejalan kaki marah lalu mereka semua menatap Lin Feng dengan tatapan tidak ramah.
"...." mulut Lin Feng berkedut hebat, karena terlalu malu dia langsung menghilang menggunakan jutsu berkedip.
Operasi itu membuat warga sekitar kebingungan, Zhu Zhuyun juga terkejut hebat.
"Sangat cepat, dan.... dia tidak menggunakan keterampilan jiwa."
Bab Berakhir