Kisah seorang gadis desa yang merantau ke ibukota, dikhianati oleh sang tunangan yang selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Nasib tragis kembali menimpa, dia di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan tidak hormat.
Hingga takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang pengusaha muda yang juga memiliki masa lalu kelam, melalui putra kecil pengusaha tersebut yang sangat menyayangi Nabila.
Akankah kebahagiaan berpihak pada Nabila?
Yuk, ikuti perjalanan cinta Nabila dan sang pengusaha, yang mengharukan, romantis, sekaligus kocak 🥰
____
Dalam tahap revisi PUEBI ☺🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Nyaman
Disinilah mereka saat ini,,,
"Hen, menurut mu kalau aku ambil judul yang ini bagus gak?" tanya Saras meminta pendapat Hendra.
Menautkan kedua alisnya, "Bagus kok,, dan nyari referensi nya juga mudah," jawab Hendra.
Ya, saat ini mereka sedang berada di Perpusda seperti permintaan Saras pagi tadi. Tahun ini Saras kembali melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda karena kepergian sang pujaan hati, dan kini dia sudah bisa menjalani hari-harinya seperti sediakala. Saras yang centil dan ceria...
Hubungannya dengan Hendra beberapa bulan ini pun semakin dekat, apalagi saat ini mereka sama-sama sedang membuat skripsi ditambah lagi mereka satu jurusan. Hingga banyak hal yang akhirnya sering mempertemukan mereka, seperti sekarang.
derrrrt,,, derrrrt
Suara getaran Ponsel dari kantong celana Hendra terdengar lirih, ketika dia tengah sibuk membaca-baca buku di samping Saras. Sejenak Hendra berdiri untuk mengambil ponselnya, dan dia melihat nama "Sayangku" dilayar HP nya.
"Hallo sayang,,," sapa Hendra lembut sesaat setelah dia menempelkan ponsel ditelinga kirinya untuk menjawab panggilan Nabila, dan dia kembali duduk di samping Saras dan ibu jarinya ia tempelkan ke bibir Saras sebagai isyarat agar gadis di sampingnya itu tidak bersuara.
"Mas, kamu apa kabar?" tanya Nabila dari ujung telepon.
"Kabarku baik Bill, kamu sendiri gimana... lagi apa sekarang?" jawab Hendra dan bertanya balik kepada tunangannya, Nabila.
"Aku baru aja selesai sholat dhuhur mas, dan bentar lagi mau ke kantin makan siang,,, ni lagi nunggu temen menyelesaikan sholatnya," kata Nabila menjelaskan, "mas Hendra jangan lupa makan ya..." lanjut Nabila memperingatkan kepada Hendra.
"Iya sayang,,, pasti" jawab Hendra meyakinkan, "udah dulu ya Bill, aku lagi di Perpus nih gak enak kan kalau kelamaan ngobrol," terang Hendra ingin segera mengakhiri obrolannya dengan Nabila.
"Oke mas,, silahkan dilanjut, semoga lancar proses pengerjaan skripsi nya," doa Nabila tulus kepada tunangannya itu.
"Makasih sayang,,, see you," Hendra yang mengakhiri sambungan telponnya dan segera memasukkan ponselnya kembali ke saku celananya.
Sementara itu, Saras yang duduk disebelah Hendra dari tadi terlihat tidak suka dan pandangan matanya yang tertuju kepada Hendra sangat mengintimidasi.
"Sampai kapan kamu akan menunda membuka kisah kita kepada Nabila," ucap Saras ketus sambil membuang kasar nafasnya.
"Tunggu momennya tepat Ras, kami kan sudah bertunangan dan kamu juga tahu itu kan?" rajuk Hendra memohon pengertian Saras.
"Iya,,, lantas? Apa masalahnya?" tuntut Saras dengan penuh penekan.
"Ya, kan gak semudah yang ada di pikiranmu honey,,, aku juga harus memikirkan perasaan kedua orang tua kami kan?" bujuk Hendra terus memohon pengertian Saras, "bersabarlah sebentar ya... aku pasti tepati janjiku, kamu yang terbaik honey," rayu Hendra lagi kepada Saras.
"Hmmm,,, baiklah aku akan menunggu hari itu," ucap Saras sambil mengerucutkan bibirnya.
Namun dalam hati Saras bergumam,,, "aku gak sudi menunggu lebih lama lagi hubby, aku sendiri yang akan membuat hubungan kalian segera berakhir, aku sudah merasa nyaman bersamamu hubby," Saras memeluk lengan kokoh Hendra sambil tersenyum licik.
Ya, sejak beberapa bulan yang lalu sepeninggal Nabila merantau ke ibukota Hendra dan Saras menjalin hubungan khusus. Awalnya Hendra hanya membantu Saras untuk mengurus administrasi di kampus karena Saras ingin memulai kuliahnya lagi. Karena seringnya mereka bersama timbullah rasa nyaman dan ketergantungan Saras kepada Hendra.
Mulanya Hendra tidak menganggap lebih hubungan mereka selain persahabatan, namun Saras dengan berbagai cara menunjukkan sikap istimewanya kepada Hendra, hingga pada suatu ketika Hendra terjebak dan harus menginap di rumah Saras. Disitulah hubungan terlarang mereka dimulai, dan berlanjut hingga saat ini.
*****
Sementara itu di tempat kerjanya, Nabila disibukkan dengan pekerjaannya yang tak ada habisnya. Dari pagi saat tiba di kantor hingga sore menjelang pulang, Nabila hanya berkutat di meja kerjanya dengan berkas-berkas yang menumpuk.
Waktu menunjukkan pukul 15.50 menit...
"Huh,,, 10 menit lagi, ini harus kelar," gumamnya menghembuskan nafas kasar sambil terus menarikan jemari lentiknya di keyboard komputer.
Detik berjalan, menit berganti, dan waktu pun menunjukkan pukul 16.00 tepat.
"Alhamdulillah,,," ucap Nabila lega, "akhirnya selesai juga pekerjaanku," sambil berbenah untuk segera pulang.
Beberapa menit kemudian Nabila sudah terlihat berdiri untuk segera meninggalkan ruangan tempatnya bekerja, dan saat hendak beranjak ada seseorang yang memanggil namanya.
"Billa,, sudah mau pulang?" tanya Rahmat sang manager keuangan sambil menghampiri Nabila.
"Eh, Pak Rahmat," ucap Nabila terkejut karena tiba-tiba ada suara yang mengagetkan nya. "Iya nih, gak kerasa waktu cepat banget berlalu... tahu-tahu dah sore aja," lanjut Nabila sopan.
"Emm,, apa boleh saya antar kamu pulang?" tanya Rahmat ragu-ragu.
"Terimakasih tawarannya Pak, tapi saya sudah terbiasa jalan kaki," tolak Nabila dengan halus. "Maaf Pak, kalau begitu saya permisi," pamit Nabila sopan, menundukkan kepalanya dan kemudian berlalu meninggalkan Rahmat seorang diri.
"Huh,,, kenapa susah sekali sih Bill ngedeketin kamu?" ucap Rahmat frustasi sambil menghembuskan kasar nafasnya.
Ya, Rahmat sang manager keuangan di tempat Nabila bekerja menyukai Nabila, bahkan sejak pertama kali bertemu Rahmat sudah menaruh hati pada sekretaris berhijab itu.
Nabila yang sopan, tutur sapa nya yang lembut serta sikapnya yang ramah kepada semua rekan kerjanya membuat Rahmat tak bisa berhenti memikirkan Nabila. Namun sepertinya cinta Rahmat bertepuk sebelah tangan, karena sampai detik ini Nabila terus membangun tembok pembatas dan menjaga jarak dengannya.
Padahal Nabila sudah pernah mengatakan kepada Rahmat bahwa dia sudah memiliki tunangan, ketika dulu Rahmat menanyakan statusnya.
Ah,, entahlah... cinta memang unik...
trus Selly kebagian ulet bulunya donk kasiannn