Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
Elis memaksakan matanya untuk terpejam namun pikirannya terus melayang ke sana kemari ia dilanda kegalauan dalam hatinya berkata" kenapa dengan diriku?, kenapa wajah Hasan selalu terbayang-bayang dalam pikiranku padahal baru tadi siang aku mengenalnya kenapa kok seperti ini ya ,padahal udah banyak cowok yang aku kenal tapi baru kali ini perasaanku seperti ini wah rupanya aku jatuh cinta". bayangan Hasan pun sampai terbawa di dalam mimpi.
Sementara itu Hasan langsung saja tidur lelap Karena ia merasa kecapean akibat telah mengeluarkan tenaga ekstranya dengan Mona.
Keesokan harinya Hasan pun mulai masuk kantor, ia akan bersiap-siap untuk berangkat. tiba-tiba terdengar suara handphone Hasan berdering،lalu Hasan pun melihatnya. di layar muncul karena memanggilnya kemudian Hasan mengangkatnya dan berkata "halo ada apa her ?" herna pun menjawab " ayah bunda kangen, ayah hati-hati ya kerjanya ,ingat ayah udah punya dede nih di kandunganku". mendengar hal itu Hasan pun diam sejenak , karena ia hampir lupa bahwa ia sekarang sebentar lagi akan punya anak. lalu Hasan pun berkata ," iya bunda ayah akan hati-hati ,ingat ya jaga baik-baik dede kita, ayah sayang banget deh sama bunda , udah dulu ya ayah mau berangkat nih, dadah". Erna merasa sangat senang karena suaminya memperhatikan dirinya walaupun dengan ucapan di telepon, sedangkan Hasan, kini pikiran dan perbuatannya sangatlah bertolak belakang dengan janji pernikahannya. Hasan telah melakukan berbagai penghianatan pernikahannya ia mengumbar nafsunya dengan menggauli beberapa wanita lain yang bukan istrinya.
Setibanya di kantor, semua karyawan menyambut kedatangan Hasan dengan melemparkan senyuman dan juga menanyakan kabar tentang Hasan. demikian juga dengan Lidya dengan datangnya Hasan ia menjadi sangat gembira. rasa cinta yang tumbuh di hati Lydia kini bersemi kembali.
Sebulan kemudian setelah gajian Hasan pun mentransfer uang hasil kerjanya ke Herna namun tidak semuanya, dengan tujuan Hasan bisa untuk menabung. karena merasa gembira karena ia telah diperhatikan oleh suaminya, namun ada satu sisi yang membuat ia bersedih yaitu Hasan tidak pulang walaupun libur kerja.
Sepulangnya dari bank, kemudian Herna menelpon Hasan, kebetulan pada waktu itu HP Hasan sedang dipegang oleh Lidya. melihat nama Herna di layar HP dia pun segera mengangkatnya dan berkata"halo siapa ini?" setelah mendengar jawaban dari seorang cewek herna pun kaget lalu berkata " saya Herna istrinya pak Hasan ini dengan siapa ya" mendengar pertanyaan itu kemudian Lidya pun menjawab. "aku Lidya pacar barunya mas Hasan". herna pun sontak saja kaget ,ia bagaikan mendengar petir di siang bolong, Herna langsung menangis tersedu sedu, keluarganya pun menjadi panik, melihat tiba tiba Herna menangis. Lalu salah seorang dari mereka bertanya " ada apa Ceu Herna menangis ayo jawab," Herna pun hanya diam, ia tak berani mengatakan apa pun, kemudian ia pun masuk ke kamarnya.
Sementara itu Hasan sedang sibuk dengan pekerjaannya,ia tak tahu kalau Herna menelponnya.
setelah jam makan siang, barulah Hasan membuka hp-nya, dilihatnya di layar HP herna memanggilnya berulang ulang, tak lama kemudian ia pun menelpon balik, namun Herna sengaja tidak mengangkatnya. kemudian di antara mereka timbullah ke salah pahaman. Herna menganggap Hasan sedang selingkuh sedangkan Hasan lebih mengutamakan pekerjaan dan wanita lain, daripada istrinya walaupun dalam keadaan hamil tua.
kehidupan Hasan semakin glamor iya semakin lupa diri karena matanya tertutup dengan kehidupan dunia dan wanita.