Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengelabui Edgar
Zalea menyingsingkan lengan bajunya, ia memasang kuda-kuda kemudian berlari dengan cepat. Orang yang terkena tendangan kalengnya pun menatap kearah Zea yang lari terbirit-birit, seseorang itu adalah Edgar yang sedang berdiri disamping mobilnya yang tiba-tiba pecah ban.
"Woy, jangan kabur loe!" teriak Edgar.
Dengan langkahnya yang panjang Edgar mengejar Zalea, entahlah hari ini hari apa, Edgar sungguh merasa sial karena ia harus berangkat ke kantor ada rapat penting, namun mobilnya pecah ban. Leo sangat susah untuk dihubungi, akhirnya Edgar pun menelpon Rasya meminta bantuannya, tak sampai disitu Edgar tertimpuk kaleng bekas ulah orang yang tidak dikenalinya.
"Anjir mampus! Mana tuh orang muka nya galak bener." ucap Zalea panik.
Edgar semakin menambah kecepatan larinya, Zalea hpir tersusul oleh Edgar dan akhirnya...
Sreeet.
Edgar menarik kerah baju belakang Zalea, Zalea berontak namun Edgar sama sekali tidak memperdulikannya.
"Mau lari kemana lagi hah? Dasar kelinci nakal." sewot Edgar.
"Lepasin om," ucap Zalea.
"Om?!" beo Edgar menunjuk dirinya sendiri.
"Lah emang om-om?" heran Zalea.
"Heh, lutung kasarung. Seenak jidat loe bilang gue om? Oh astaga, wajahku masih terlihat muda jangan panggil aku om." ucap Edgar tidak terima.
"Orang mukanya dah tua, emangnya gue harus panggil apa?" tanya Zalea.
"Panggil gue abah puas loe! Ya panggil gue kakak, atau tuan gitu? Gak liat penampilan orang kaya nih bos, senggol dong." ucap Edgar dengan angkuhnya.
"Hiih, ngeri kallee." cibir Zalea.
"Ini anak dibilangin ngeyel ya, bukannya minta maaf udah nimpuk gue loe malah kabur." ucap Edgar kesal.
"Om itu ada pesawat nungging." tunjuk Zalea kearah langit.
Dengan bodohnya Edgar mempercayai ucapan Zalea, dia mengikuti arah telunjuk Zalea keatas langit, Zale menepos tangan Edgar dari bajunya kemudian ia berlari menyusul angkot yang kebetulan lewat.
"Mana ada pesawat nungging bodoh." ucap Edgar sadar.
Edgar menyadari kalau dirinya telah ditipun oleh Zalea, dilihatnya Zalea sudah masuk kedalam angkot. Edgar mendengus kesal saat Zalea dengan tengilnya menjulurkan lidahnya kearah Edgar, telpon Edgar berdering dilihatnya Rasya menghubunginya.
"Masih dimana sih loe Sya? gue lagi ketiban sial nih, cepetan kalau bisa." ucap Edgar masih emosi.
"Gue udah deket mobil loe, loe nya aja yang ngilang." ucap Rasya.
"Gue kesana sekarang." ucap Edgar seraya menutup telponnya.
Edgar berjalan ke arah mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempatnya menangkap Zalea, ia menghampiri Rasya dengan wajah yang memerah.
"Kenapa tuh muka loe Ed?" tanya Rasya.
"Lagi esmosi gue, tadi ban mobil tiba-tiba pecah eh udah gitu pas gue cek ada kaleng melayang kena kepala gue, gimana gak kesel coba? Pas gue tangkap pelakunya malah kabur naik mobil, nyebelin emang." gerutu Edgar.
"Hahahha, syukurin." ucap Rasya tertawa puas.
"Sialan loe!" sewot Edgar.
Edgar membuka pintu mobil lalu masuk kedalam menghempaskan tubuhnya, Rasya menyusul Edgar duduk di kursi kemudinya.
"Mau kemana dulu nih? Ke kantor atau makan dulu? Biar gak emosi, biasanya kalau orang lagi laper emosinya jadi berkali lipat." tanya Rasya.
"Ke restoran si bahlul aja deh Sya, kebetulan gue belum makan nanti siang katanya ada meeting penting sama klien." jawab Edgar.
"Oke kalau gitu, gaskeun Ed." ucap Rasya.
Rasya menyalakan mesin mobilnya, dia menyetel musik agar suasananya lebih nyaman. Rasya sengaja menyetel lagu dangdut kesukaan Edgar guna menghiburnya, dan benar saja Edgar ikut bernyanyi dan juga menabuh pahanya yang digunakan sebagai kendang.
Didalam mobil Zalea menghela nafasnya lega, akhirnya ia bisa lolos dari Edgar karena tak sengaja menimpuk kaleng tepat ke kepalanya.
"Untung tuh orang rada-rada, kalau gue terus di tahan sama dia bisa berabe kalo telat masuk kerja." ucap Zalea.
Tak butuh waktu lama mobilnya yang di tumpanginya sudah sampai tepat di restoran, dia membayar ongkos kemudian melangkahkan kakinya berjalan tergesa masuk kedalam restoran.
"Fyuuhh, untung gak telat." ucap Zalea menghela nafasnya panjang.
Duaarr..
"Ehh monyet." kaget Zalea.
"Tumben loe tepat waktu?" tanya salah seorang teman Zalea.
"Iya nih Arya, si bunda kemana? Kok belum keliatan?" tanya Zalea pada Arya.
"Si bunda katanya gak masuk, ibunya lagi sakit parah." jawab Arya.
"Oh gitu ya, yaudah gue nyimpen tas dulu ke loker." ucap Zalea.
Arya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Zalea melangkahkan kakinya menuju loker pekerja, dia menyimpan tasnya lalu mencepol rambutnya.
"Issh, kalau gak butuh duit males banget gue harus keliatan anggun kek gini." gerutu Zalea.
Seperti biasanya Zalea merapikan pakaiannya, ia bergabung dengan pelayan restoran yang lain membersihkan meja sebelum banyak pengunjung yang datang. Pengunjung mulai berdatangan menduduki meja , Zalea dan Arya memberikan buku menu di meja yang berbeda.
"Ini menunya tuan dan nyonya, silahkan di lihat-lihat dulu ya." ucap Zalea ramah.
"Terima kasih." ucap pengunjung.
Pengunjung membaca buku menu dan menunjuk beberapa menu yang ia mau, Zalea menuliskan menu yang dipesan oleh pengunjung kemudian membawanya ke belakang.
Di tengah perjalanan telpon Edgar berdering, dilihatnya asisten pribadinya menghubunginya. Edgar malas mengangkat telpon Leo karena ia masih marah padanya, pasalnya sejak ban mobilnya pecah Leo sama sekali susah dihubungi, karena Edgar tak menjawab telponnya Leo pun mengirimkan pesan.
...Bos buruan dateng ke kantor, tuan Zico katanya mau dateng karena nanti sore dia harus kembali ke paris....
Edgar membaca pesan yang dikirimkan oleh Leo, dia membulatkan matanya sempurna. Edgar meminta Rasya untuk putar arah menuju ke perusahaannya, dia tak boleh menghilangkan kesempatan emas bertemu dengan Zico selaku pebisnis handal yang sangat sulit untuk mendapatkan kerjasamanya, Pasalnya Zico adalah pengusaha terkenal dan tersukses se Asia jadi tak heran jika banyak pebisnis seperti Edgar berlomba-lomba mendapatkan kontrak kerjasama dengannya.
"Sya puter balik ke perusahaan gue, tuan Zico mau dateng Sya." ucap Edgar panik.
"Anjir beneran loe? Iya bentar-bentar gue puter balik." ucap Rasya.
"Bisa gawat kalau gue telat Sya." ucap Edgar.
"Untung gue udah dapet kerjasama bareng kak Al, emang beneran sih dia tuh hebat banget sampe perusahaan kita maju dan dapet untung yang fantastis jadi gak heran kalau dia diakui pebisnis sukses se Asia." ucap Rasya.
"Makanya gue minta loe puter balik, gue gak mau sia-siain kesempatan ini." ucap Edgar.
"Semangat mas broohh." ucap Rasya memberikan semangat pada Edgar.
"Fighting." seru Edgar mengepalkan tinjunya bersemangat.
Mood Edgar kembali normal mendengar pengusaha ternama akan datang, dia tak mungkin memasang wajah kesal dihadapan tuan Zico jadi sebisa mungkin ia terlihat bersemangat.
Rasain Lo Alina.