Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Rania mendorong kursi roda suaminya sampai depan rumah.
"Apa kamu mau berangkat ke kampus sekarang" tanya Raka.
"Kebetulan hari ini saya tidak ada kelas tuan"
"Apa mau ke rumah sakit?
" Iya tuan, tapi masih nanti. kalau boleh saya mau minta ijin untuk ke mall bersama sahabat ku"
"Cewek apa cowok sahabat mu itu"
"Cewek tuan, memang nya kenapa"
"Gak papa, ayo cepat ikut masuk biar Johan yang mengantarkan mu"
"Maaf tuan, sepertinya saya berangkat sendiri saja"
"Kau akan berangkat dengan ku, dan aku tidak terima bantahan" ujar Raka dengan nada tegas nya.
"Ya sudah tuan, ayo sekarang kita berangkat. Anda dengan mobil anda sendiri dan aku juga dengan mobil ku sendiri, fix tak terbantahkan"
Ujar Rania dengan nada tak kalah tegas nya.
"Hay,,, sejak kapan kamu bisa memutuskan sesuatu? itu tugas ku! pekik Raka dengan kesal.
" Sejak saat ini " ujar Rania seraya berjalan menuju mobil nya.
Rania langsung masuk ke dalam mobilnya, ia segera duduk di belakang kemudi bersiap untuk menjalankan mobil itu.
"Ikuti dia, usaha kan jarak mobil kita dan mobil nya tidak terlalu jauh"
"Baik tuan"
Jawab Johan dengan menutup pintu mobilnya. Dan segera menjalankan mobil nya.
Mobil keduanya masih berada di teras menunggu satpam membukakan pintu gerbang yang menjulang tinggi.
Semua mata di halaman rumah tertuju pada Rania.
Para pelayan dan penjaga rumah terkejut melihat nona muda nya yang selama ini dikenal baik dan penurut, kini tampil berani dengan mengendarai mobil sport .
Wajah mereka terbelalak kagum, tak bisa mempercantik apa yang mereka lihat.
Beberapa dari mereka saling berisik membicarakan Rania.
Mereka membandingkan Antara Gea dan Rania.
Sementara itu Raka yang menyadari semua itu, melihat semua perhatian terfokus pada Rania.
Keningnya berkerut dan mata nya menyala ketika melihat para penjaga menatap istrinya dengan kagum.
"Jaga mata kalian" ujar Raka tegas mata nya melotot ke arah mereka.
Semua penjaga dan pelayan langsung menundukkan pandangan nya, merasa takut dan bersalah karena telah menatap istri dari tuan nya terlalu lama.
Mereka pun segera kembali melanjutkan pekerjaan mereka Masing-masing, menghindari tatapan marah dari tuan muda nya.
"Berani nya mereka menatap istri ku dengan tatapan seperti itu" rutuk nya dengan kesal.
Sehingga membuat Johan berusaha menahan tawa nya.
"Jujur saja memang agak sulit untuk tidak terpesona dengan nona muda tuan" timpal Johan dengan tersenyum kecil.
"Kau juga sama saja, awas saja berani menatap dan mengagumi istriku" ujar Raka dengan menatap tajam ke arah Johan.
"Maaf tuan, mana berani saya melakukan itu"
"Tapi nona muda memang luar biasa, jadi wajar kalau banyak yang mengagumi dirinya" lanjut nya kemudian yang langsung direspon dengan dengusan kesal.
Karena nyatanya memang tidak ada yang salah dengan ucapan Johan, bahkan dia sendiri juga mengakui jika akan sulit menolak pesona yang di pancarkan oleh istri kecilnya itu.
"Jangankan kamu Jo, aku saja hampir dibuat gila dengan pesona gadis itu. bahkan sekelas Evand saja tidak bisa untuk tidak tertarik dengan Rania" batin Raka yang kembali kesal , ketika mengingat sosok teman nya yang begitu dekat dengan istrinya.
Rania mengemudi kan mobil nya dengan kecepatan sedang, sehingga membuat Johan tidak kesulitan mengikuti Rania.
Sementara itu Raka juga terus menatap ke arah depan untuk memantau Rania.
Johan yang melihat tuanya fokus menatap depan hanya tersenyum tipis.
Tak lama kemudian mereka telah sampai di salah satu mall terbesar.
"Johan, bukan kah hari ini kita ada meeting dengan klien di restoran ini"?
" Benar tuan"
"Jam Berapa meeting nya"?
" Masih satu jam lagi tuan"
"Segera hubungi mereka, meeting di ajukan sekarang juga. titah nya.
" Ta-tapi tuan?
"Lakukan saja perintah ku, jika mereka tidak mau. batalkan saja kerja sama kita"
"Baiklah tuan"
*********
"Kenapa kamu lama sekali Ra, aku sudah menunggu mu dari tadi" ujar Diana kesal.
"Maaf, aku bawa mobil nya harus pelan pelan karena ada penguntit di belakang ku"
"Hah... yang benar kamu Ra"?
" Ya,, lihat saja tu dibelakang "
Ucap Rania seraya jari nya menunjuk ke arah belakang, dimana Johan tengah mendorong kursi roda Raka.
"Astaga, itu beneran tuan Raka? teryata aslinya lebih tampan ya" ucap Diana kagum.
"Tampan sih iya, tapi sifat nya itu lho tak setampan wajah nya. suka berubah rubah sudah seperti bunglon" gerutu Rania dalam hati.
"Kamu yakin tidak akan jatuh hati pada pria setampan Raka"?
"Gimana mau jatuh hati, kalau setiap hari yang ada malah bikin senam jantung. kadang baik kadan juga marah marah gak jelas, suka ngatur ngatur ya pokoknya begitu lah"
"Hati hati Ra, biasanya yang kaya gini itu ujung ujung nya jadi cinta"
"Udah lah, ayo kita mau kemana ini"
"Terus apa suami mu itu akan terus mengikuti mu pergi"?
" Entah lah"
Keduanya berjalan mengelilingi mall, sementara Raka di temani Johan menuju ke restoran dimana mereka akan melakukan pertemuan dengan klien nya.
"Ra, sepertinya suami mu sudah tidak mengikuti kita lagi"
"Sepertinya begitu" Rania menoleh kebelakang, sudah tidak terlihat lagi dia orang itu.
"Ra,, ayo kita kesitu. kita spa dan perawatan wajah biar glowing"
Diana mengajak Rania masuk ke dalam salon untuk spa dan perawatan wajah.
"Ayo, dari pada kita muter muter gak jelas" jawab Rania.
Sudah hampir satu jam Rania dan Diana melakukan perawatan di salon tersebut.
Akhirnya Rania dan Diana selesai juga perawatan nya, mereka berdua keluar dari salon itu.
Rania terlihat lebih segar dan aura kecantikan nya
benar benar terpancar.
"Mau langsung pulang Ra"?
" Sepertinya perutku minta di isi, gimana kalau kita cari makan dulu sebelum pulang" ajak Rania.
Mereka berdua berjalan menuju salah satu restoran yang ada di mall tersebut.
Mereka masuk lalu memilih duduk di kursi paling ujung yang bisa sambil menikmati pemandangan di luar mall itu.
Mereka berdua memesan beberapa makanan sesuai selera nya masih masih.
"Ra,, seperti apa kehidupan mu dengan Raka" tanya Diana yang merasa penasaran.
"Tidak ada yang menyenangkan bagi ku Din"
"Apa tidak ada tanda tanda kalau pria itu suka sama kamu"
"Entahlah, karena sikap nya suka berubah ubah sulit untuk di tebak.
" Sabar ya Ra, aku yakin suatu saat nanti pria itu pasti akan jatuh cinta pada mu dan. melupakan istri tuanya itu"
"Huss,,, kamu ini kalau bicara"
"Habisnya aku tidak suka dengan artis yang nama nya Gea istri tuan Raka itu. tuan Raka iku jelas jelas cocok nya sama kamu Ra" ujar nya jujur.
"Sudah sudah jangan bahas soal itu, malas aku"
Seorang pelayan datang membawa kan pesanan mereka berdua.
"Silahkan nona"
"Terima kasih" jawab keduanya bersamaan.
Mereka pun mulai mencicip satu persatu pesanan mereka, sambil bercanda.
lma2 gedek aku
emang sih bumbu cerita tpi gak suka