NovelToon NovelToon
It'S Always Been You

It'S Always Been You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: timio

"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"

Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haruskah Aku Melakukannya Part 2

Semua kalimat yang di ucapkan Sony terngiang-ngiang ditelinganya.

"Awas ya lu, Yona. Jangan macem-macem lu sama gua." monolognya.

"Gyeopta...", Senyumnya Menatap layar ponselnya. Dengan semangatnya Joon Young menemui pacarnya dan akan pulang bersama, sudah terbayang di otaknya wajah imut gadis yang hendak didatanginya itu, omelannya, rengekannya, dan tepukan lembut tangannya ketika memeluk. Objeknya sudah terlihat dari kejauhan, overall selutut dan rambut yang di cepol tinggi.

"Uri yeoja chingu." bisik Joon Young dalam hati.

"Dokter Jung." seru sebuah suara yang tidak asing yang akhir-akhir ini kelewat sering memanggilnya. Dia, Yona. Panggilan itu membuatnya terpaksa berhenti meski pacarnya sudah kelihatan.

"Ada apa dokter Yona, saya agak buru-buru." seru Joon Young, sebagai kode mengusir Yona.

"Dokter mau pulang ya?".

"Ah iya, ada yang bisa saya bantu?".

"Saya mau ngomong sesuatu sama dokter Jung."

"Is that urgent?, actually, I have another business." Joon Young ingin sekali pergi.

"Emmm.. saya.",seru Yona mendekat dan semakin mendekat. Joon Young sudah agak risih, karena jarak wajah mereka bahkan kurang dari 20 cm, Joon Young sudah mundur tapi malah ditahan Yona.

"Saya su .... aaaakh...", teriaknya mundur secara paksa, jelas sekali kepalanya ditarik dengan sangat kasar. Joon Young kaget karena itu ulah Tania yang menjambak rambut Yona dari belakang.

"Pendengaran cowok gua masih bagus, Jadi lo nggak perlu ngomong Sedekat Itu sama dia." sambil menarik Yona agak menjauh sehingga wanita itu meringis kesakitan.

"Taniaya... geumanhae... oo.. stop sayang." pinta Joon Young yang mulai kuatir.

"Sakit... dasar orang gila...!", bentak Yona.

"Lu yang gila, udah tau gua gila ngapain lu gangguin cowok gua." bentak Tania balik sementara Joon Young sudah frustasi.

"Sakit...!",teriak Yona.

"Oh lu tahu sakit juga? Besok-besok lu Nggak usah jadi dokter lagi, ikut casting sinetron aja lu, jadi peran pelakor cocok banget."

"Sakit, Tania... Lepasin gua...!", mohonnya sudah berlinangan air mata, dan rambutnya bahkan sudah tidak berbentuk lagi di tangan Tania.

Di saat itulah Joon Young melihat pacarnya berbeda, Tania bisa menjadi tameng paling kuat menangkal serangan paniknya, dan menjadi makhluk paling rapuh ketika kesakitan, bisa juga jadi orang paling ceria berwajah imut, tapi kali ini tanianya persis induk beruang yang murka ketika anaknya terancam bahaya.

"Jus alpukat Nggak cukup ya? Perasaan lu cari masalah terus deh sama gua. Oke kali ini lu mau apa? Mau gua botakin? Full atau setengah doang?", ancamnya dengan nada suara yang tenang tapi menakutkan.

"Sayang, stop it please. Tan, Tania. Ini rumah sakit sayang." terus mencoba melepaskan cengkraman Tania dari rambut Yona.

Sapp...

Huh akhirnya cengkeraman itu terlepas. Joon Young segera melipat kedua tangan Tania dan memeluknya erat dari belakang, karena gadisnya itu terus berusaha memberontak dan hendak menyerang lagi.

"Yona Ssi, cepat pergi." seru Joon Young meninggikan suaranya, daj Yona segera berlari menjauh.

"Heh... pelakor, Mau ke mana lu? Awas lu ya... Awas lu kecintaan lagi sama cowok gua, gua tebas lu !!!." teriak Tania ketika melihat Yona berlari , sementara dirinya kini digendong Joon Young di pundaknya sambil berlari, lebih tepatnya seperti memikul karung beras di bahu.

skip

Suasana mencekam di parkiran, Tania memandang lurus ke depan, duduk diam di kursi penumpang. Joon Young membuka minuman kaleng dan menyodorkannya pada Tania.

Sap... Ia meraih Minuman itu dengan cepat, bahkan Joon Young kaget. Glek... glek...

"Awas aja tuh ya, itu perempuan stress, sumpah bakal gua botakin." sambil meremas botol minumannya yang sudah kosong.

"Come here ...", seru Joon Young yang tiba-tiba memeluknya, sementara Tania masih mengomel tak jelas.

"Jal haes seo, Taniaya. Aku baru tahu ternyata pacarku bisa segalak itu. But you still cute hehehe..", seru Joon Young sambil menepuk punggung Tania. Hingga Gadis itu merasakan bahu dan seluruh sarafnya yang menegang perlahan kembali normal. Pelukan hangat si Oppa ini bisa menetralisir nya.

"Joon Youngah."

"Oh?"

"Stay away from Bryan, also Yona. Kenapa kamu nggak cerita kalau Bryan masih suka provokasi kamu?".

"Eotokke arrasseo?". kaget.

"Sony. He is different. Sebenarnya sebelum kutemu kamu, aku ketemu dia dulu. Awalnya aku nggak percaya ceritanya dia, tapi lihat ekspresinya dan dibuktikan sama si kuyang Yona yang tiba-tiba sok cantik, Aku jadi percaya. She tries to kiss you." kesal Tania memijit pelipisnya.

"Oh ada yang cemburu." ledek Joon Young.

"Dokter Jung, aku nggak punya tenaga buat bercanda sekarang." seru Tania dengan wajah dingin. Joon Young malah tersenyum dan menyatukan kening mereka.

"The only girl in this whole world, who can and allowed to give me a kiss is this pretty and dangerous one, one and only."

(Satu-satunya gadis yang bisa dan diizinkan mencium ku hanya gadis cantik yang berbahaya ini, satu-satunya)

"And you have notice that this pretty and dangerous girl can kill everyone who touch you without my permission."

( dan kamu juga harus ingat kalau gadis cantik dan berbahaya ini bisa membunuh siapapun yang menyentuh kamu tanpa izin ku)

🌼🌼

"Lu kenapa?", heran Bryan melihat Yona yang muncul dengan kondisi acak-acakan. Rambutnya di bagian kiri terlihat seperti gundukan jerami yang ditumpuk begitu saja, sedangkan sebelah kanannya masih rapi.

"Lu kehabisan hair spray apa gimana sih?", ledek Bryan lagi.

"Diem lu."

"Waduh...", kaget Sony, yang baru muncul dan menahan tawanya.

"Tania setan....!!!!", teriaknya tiba-tiba, membuat Sony dan Bryan saling tatap. "Kenapa sih dengan badan sependek dan sekecil itu dia bisa bikin gue nggak berkutik kayak gini." Yona tantrum.

"Bentar bentar... Ini Tania yang buat?", Bryan meyakinkan.

"Hauahhahahahahha....hahahahha.... hahaha... gercep juga tuh anak." tawa Sony meledak dan tidak lama kemudian ia terdiam. "Yon, lu berurusan sama Tania bukan pertama kali, dan lu nggak pernah bisa ngelawan kan? Cuma jus alpukat padahal, tapi kita bertiga bisa tiba-tiba ke aku, udah deh stop semua. Jangan ganggu dia." saran Sony.

"Lu sebenarnya Temen apa musuh sih, Son?".

"Dua-duanya." balas Sony pendek lalu pergi meninggalkan kedua orang itu yang bingung ucap dengan ucapan Sony yang ambigu.

"Yan, Lu sebenarnya selama ini ngapain sih? Nggak ada kemajuan apa-apa, terus sebenarnya serius apa gimana sih? Tadi tuh ya gua mau gerak cepat, Gua hampir aja nyium Joon Young tapi nggak tahu datang dari mana Tania malah ngejambak gua. Yan, gerak deh lu." rengek Yona sementara Brian tetap diam.

🌼🌼

Joon Young mengantar Tania ke studio kecilnya, rumah kecil yang akhir-akhir ini jarang ia tinggali karena ia lebih sering berada di kamar keduanya di samping kamar Joon Young. Mereka juga jarang bertemu di rumah. Joon Young yang seorang dokter sering pergi pagi-pagi buta dan kembali larut malam, bahkan kadang tidak pulang. Terkadang Tania masih nyenyak merajut mimpi dan sekembalinya Joon Young tidak jarang juga ia mendapati Tania masih dalam posisi yang sama. Mereka hanya berkomunikasi lewat ciuman " Aku berangkat kerja" atau ciuman " Selamat malam Dan Mimpi indah." meski begitu keduanya sudah terbiasa.

Tania masuk ke rumah masih dengan omelan dan sungutannya tentang Yona, Joon Young melihatnya seperti induk burung yang terus bercicit, dan ia gemas sendiri melihat pacarnya yang sedang sensi itu.

"Kamu dengar nggak sih?." bentak Tania tiba-tiba.

"Aah? ooh? Mwo? iya iya aku dengar kok." seru Joon Young mencari aman. "Sini sayang."

Tania mendekat dan duduk di samping Joon Young, ia segera dibungkus pelukan hangat pacarnya yang hampir saja dicium wanita lain itu.

"Neo... naekko ya..", bisik Joon Young.

"Artinya?".

"Ayo ciuman."

Plakk

Telapak tangan Tania mendarat di kening Joon Young.

"Aku nanya serius."

"Tania, kamu punyaku." itu artinya. Gadis yang dipandangnya itu tersenyum, senang dan bangga yang bercampur jadi satu, menadah wajah Joon Young dan menepuknya perlahan.

"Juni, aku jatuh cinta lagi, gimana ini." serunya geli.

Joon Young menanggapinya dengan ciuman dadakannya. pikiran Tania tiba-tiba kosong. Ciuman Joon Young yang selalu ia terima setahun ini selalu manis dan lembut. Mungkin Tania menafsirkannya sebagai gula kembang kapas pribadinya.

Kepala Joon Young bergantian ke kiri dan kekanan, ia terus melanjutkan ciuman itu dengan mata mereka yang sudah saling terpejak entah sejak kapan. Tania juga demikian, ia melingkarkan kedua tangannya di leher Joon Young.

"Saranghae...", seru Joon Young yang tiba-tiba menghentikan ciumannya, menatap dalam Tania.

"Nado." cup, jawab Tania tidak sabae kembali menyerang ranum Joon Young. Semuanya benar-benar terasa hening dan tenang. Ditengah asyiknya kegiatan mereka itu, Joon Young kembali teringat moment mereka berkemah.

"Haruskah aku melakukannya?", kalimat yang selalu muncul ketika hanya mereka berdua dengan situasi seperti sekarang ini, hasrat normal seorang pria sehat ketika bersama wanitanya.

Kriiingg..... ponsel Joon Young berbunyi.

.

.

.

Henpon syaland 😑

.

.

.

Tbc ...💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!