Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Setelah bu asri pergi Felysia pun berdiri di depan mbk suci dan juga wulia yang sebenarnya akan pulang bersama dengannya, namun karena ada pekerjaan mendadak Felysia pun harus tinggal lebih lama di kantor.
"Kalian lebih baik pulang aja dulu deh sana biar aku ngebersihin dulu ruangan pak Zico," sahut Felysia.
Bu asri memang beberapa kali meminta Felysia untuk membantu menggantikan nya untuk membersihkan lantai 30 yaitu lantai Presdirnya jadi Felysia sudah cukup terbiasa dengan apa yang harus ia kerjakan, bagi Felysia ini juga termasuk menambah pundi pundi uangnya karena biasanya bu asri menambah uang lemburnya karena untuk uang cleaning servis bu asri lah yang mengaturnya sehingga Felysia pun mau mau saja jika di suruh untuk menggantikan beliau saat beliau sedang sibuk atau ada hal yang mendesak seperti sekarang ini.
"Kamu beneran gak papa? Atau kita bantu aja biar pekerjaan cepat selesai," sahut mbk suci namun langsung mendapat kan gelengan kepala kerasa dari Felysia.
"Udah kamu sama mbk suci pulang aja, sebentar lagi aku juga bakalan pulang kok." tutur Felysia.
"Beneran?" sahut mbk suci.
"Iya, mbk. Oh ya bilang sama mbok Sumi ya mbk kalau aku lembur jadi lebih baik suruh mbok Sumi buat tidur duluan gak usah nunggu aku pulang," ujar Felysia meminta mbk suci untuk memberitahukan kepada mbok Sumi di rumah.
"Iya, akan mbk kasih tahu sama mbok Sumi. Ya sudah kalau begitu kita berdua pergi dulu ya," sahut mbk suci.
Kemudian mereka berdua pun meninggalkan Felysia sendirian di kantor, dengan tergesa gesa Felysia pun mengganti pakaiannya kembali dan segera membawa alat kebersihan menuju ke ruangan presdir mereka.
Sekarang ini ruangan Presdir sudah sepi karena Zico dan Adi sudah tidak ada di ruangannya setelah makan siang tadi sehingga Felysia bisa lebih tenang lagi untuk membersihkan ruangan tersebut karena tidak perlu canggung karena dia belum pernah bertemu dengan bosnya langsung, hanya bertemu saat perkenalan presdirnya tadi pagi setelah itu pun sudah tidak bertemu lagi.
Sedangkan Zico memang langsung pulang setelah meeting yang pastinya sukses jika ia yang menanganinya apa lagi ini adalah bisnis miliar rupiah maka Zico akan pasti memenangkan bisnis ini.
Sampai di mansion keluarga Adiguna di sana sudah ada mama dan juga papanya yang sedang asyik berada di ruang keluarga dengan menyalakan televisi, Zico pun langsung pergi ke kamarnya karena baginya akan sangat berbahaya jika Zico berada di sana karena mamanya pasti akan langsung menanyakan banyak hal apa lagi kalau bukan berhubungan dengan pernikahan.
"Zico," panggil mama membuat Zico menghentikan langkahnya.
"Iya, ma." jawab Zico.
"Kamu kok gak salam sih, langsung masuk aja!" shut mama Fenny melihat sang anak.
"Hehe, iya lupa. Assalamualaikum," sahut Zico.
Setelah itu Zico pun masuk ke dalam dan segera membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket dengan keringat dan juga debu jalanan karena dari siang dia sudah berada di luar kantor.
"Pa, itu Zico di kasih tahu kenapa sih biar cepet dapet istri mama kan gak sabar buat punya menantu pa, lagian Zico iku sudah mau kepala tiga pa! udah terserah mama gak butuh menantu kaya juga gak papa yang penting dia bisa sayang sama Zico dan juga sama kita sebagai mertua pa, cariin kenapa sih anak anak rekan kerja papa!" sahut mama Fenny merasa frustasi karena sang anak tak juga mau menikah padahal teman temannya semuanya sudah pada menikah, tapi yang terpenting mama Fenny sangat iri dengan teman teman arisannya yang membicarakan soal menantu mereka masing masing membuat mama Fenny yang belum punya menantu pun hanya dia saja tak ikut bicara.
"Mama itu terserah Zico saja ma, biarkan dia mencari sendiri jodohnya dan juga Zico itu masih kurang lima tahun lagi juga kepala tiga, masih lama ma!" sahut papa teguh membuat mama Fenny kesal dan pergi meninggalkan sang suami.
"Gak anak gak bapak sama aja," sewot mama Fenny pergi meninggalkan papa teguh.
Sedangkan di sisi lain Felysia selesai memberitahukan ruangan Presdirnya sekitar jam 8 malam, Felysia segera berganti pakaian dan pergi mencari bis untuk ke rumahnya sampai di rumah sekitar jam 9 malam membuat Felysia langsung mandi dan bersiap untuk tidur namun saat ia baru saja akan tidur mbok Sumi masuk ke kamarnya dengan membawa secangkir susu hangat untuk Felysia.
"Mbok Sumi belum tidur?" tanya Felysia.
"Mbok gak bisa tidur nak kalau kamu belum pulang," sahut mbok Sumi membuat Felysia tersenyum tipis melihat mbok Sumi.
"Ini mbok bikinin susu hangat, kamu segera minum setelah itu langsung tidur ya," sahut mbok Sumi dan mendapat anggukan dari Felysia.
"Iya, mbok." jawab Felysia.
Setelah itu mbok Sumi pun keluar dari ruangan Felysia, Felysia pun segera meminum minuman hangat yang di buat oleh mbok Sumi untuknya, karena ada mbok Sumi hidup Felysia setidaknya lebih baik, karena setelah kehilangan orang ruangannya Felysia merasa hidupnya sudah tidak bisa di perjuangkan lagi.
Setelah meminumnya Felysia baru ingat bahwa dia tadi mendapatkan uang dari para karyawan karena sudah membelikan mereka makanan, Felysia pun segera mengambil tas kerjanya di mana di sana letak uang tersebut, Felysia segera menghitungnya yang alhamdulilah uangnya cukup untuk dia makan besok yaitu sekitar seratus ribu, sekecil apa pun akan Felysia syukuri karena bagaimana pun ini adalah rezeki yang Allah berikan untuknya.
"Terima kasih ya Allah untuk rezeki hangat udah kau berikan kepadaku," sahut Felysia.
Setelah itu dia pun mulai berbaring dan mulai terbang ke alam mimpinya berharap orang tuanya akan datang ke mimpinya dan saling bertukar cerita tentang kehidupan Merkea di alam yang berbeda.
Pagi harinya seperti biasa Felysia sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuknya dan juga mbok Sumi, setelah itu bersiap siap untuk berangkat ke kantor karena mbk suci sudah berada depan rumahnya untuk menjemput Felysia.
"Mbok aku berangkat dulu ya," pamit Felysia.
"Iya, kamu hati-hati ya nak!" sahut mbok Sumi.
"Iya, mbok. Assalamualaikum!" sahut Felysia kemudian pergi meninggalkan mbok Sumi namun sebelum itu dia juga mencium tangan keriput mbok Sumi.
"Waalaikumsalam," balas mbok Sumi.
"Ayo, mbk." sahut Felysia saat sudah berada di depan mbk suci yang sudah menunggunya dari tadi.
"Lama banget sih?!" sahut mbk suci karena lama sekali menunggu Felysia, padahal biasanya Felysia yang menunggu nya tetapi sekarang malah kebalikan.
"Iya, tadi aku kesiangan bangunnya jadi ya telat deh." sahut Felysia dengan cengiran di bibir nya.
Mbk suci pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tetangga, adik dan rekan kerjanya ini yang menurutnya sangat lucu sekali.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil