Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkam sifat aslinya. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Siang itu Puteri sudah diizinkan pulang oleh dokter, ia pun berkemas dibantu oleh Selvi dan mamah. Kemudian pintu diketuk memunculkan Nino dari balik pintu.
Puteri yang masih memendam amarah pada Nino, langsung emosi kala melihat wajahnya, kemudian ia pun mengusir Nino dengan kasar.
"Mau ngapain lagi kamu kesini??."
"Aku mau antar kamu pulang yank, tolong kamu jangan marah-marah terus!!!." Jawab Nino lesu.
"Ciiiih, munafik!!!, mending sekarang kamu pergi deh!!!, aku gak sudi liat muka kamu lagi!!!." Jawabnya sinis sambil membuang muka.
"Yank, salah aku apa??, kenapa kamu perlakukan aku begini??." Tanya Nino memelas.
"Sudah-sudah teh, Nino, kalian jangan bertengkar, malu!!!, ini di RS." Lerai mamah sambil membereskan barang.
Kemudian mereka pun pulang menggunakan taxi. Selvi duduk di depan, sementara mamah dan Puteri duduk dibelakang. Nino yang membawa motor mengikuti mereka.
"Put, apa gak sebaiknya kamu tahan emosi kamu dulu, kita kan mau cari bukti keterlibatan Nino atas kejadian ini!!!, kalo kamu marah-marah terus, kita gak akan bisa dapat buktinya!!!," Tutur Selvi menjelaskan
"Tapi aku bener-bener udah muak sama dia Vi, rasanya ingin aku bu*uh dia, seandainya membu*uh itu tidak berdosa dan tidak melanggar hukum!!!."
"Istigfar teh, jangan bicara begitu!!!, bagaimana jika memang Nino tidak terlibat??, berarti kamu sudah menuduhnya yang bukan-bukan!!." Tegas mamah sambil mengusap kepala Puteri seraya menenangkan anaknya yang sedang emosi.
"Iya Put, bener kata tante, dan kalaupun benar ia terlibat, setidaknya kita sudah punya bukti untuk memenjarakannya!!!." Lanjut Selvi lagi menegaskan.
"Lalu aku harus bagaimana sekarang??."
"Bersikap biasa saja, marah dan kecewa boleh tapi jangan keterlaluan, jangan buat dia curiga kalo kita lagi menyelidikinya!!!," Lanjut Selvi lagi.
Puteri tidak menjawab, ia hanya terdiam, memikirkan cara apa yang harus ia lakukan agar bisa mendapatkan bukti itu.
"Teh, mamah belum masak, kamu mau makan apa??, kita beli saja ya!!!," Tanya mamah kemudian.
"Teteh pengen makan nasi padang aja, makan sama rendang, seperti kesukaan alm. Ayah dulu." Jawabnya dengan nada yang sendu,"Mah, kira-kira ayah disana kecewa juga sama teteh gak ya??, setelah semua yang terjadi belakangan ini." Tanya Puteri yang tak sanggup lagi menahan cairan bening dimatanya.
"Teteh gak usah mikir macem-macem, alm. Ayah sudah tenang disana!!!."
"Teteh kangen ayah mah, hiks.. Hiks.. Hiks.. Kalo aja ayah masih ada, ini semua pasti gak akan terjadi!!!." Sesal Puteri sambil memeluk mamahnya.
"Teh, udah jangan nangis, semua sudah takdir Allah, ambil hikmahnya saja, yang terpenting sekarang, teteh menjalani hidup lebih baik lagi kedepannya, ya!!!." Bujuk mamah menenangkan.
"Kamu beruntung Put, pernah mempunyai ayah yang baik seperti alm. Om Nura, beliau seorang yang hangat, penyayang, pekerja keras, selalu memprioritaskan keluarga, bahkan di hari-hari terakhirnya aja, beliau masih memperdulikan kamu sama Krisna, kalo aku mah, aku gak punya kenangan apapun tentang papa aku, padahal beliau masih hidup!!!." Balas Selvi yang ikut-ikutan sendu mendengar penuturan Puteri.
"Selvi, setiap orang punya takdir dan jalan hidupnya masing-masing, baik buruknya orang tuamu, beliau tetaplah orang tuamu, tidak akan ada kamu jika tidak ada mereka. Allah itu maha membolak balikkan hati manusia, berdoa dan minta sama Allah agar melembutkan hati papa mu." Lanjut mamah menjelaskan
"Iya tante, Selvi gak pernah lupa doain mereka, Selvi berharap suatu saat papa bisa seperti alm. Om Nura, Selvi juga terkadang ingin diperlakukan seperti Puteri. Makanya, ketika alm. Om Nura meninggal, Selvi juga begitu terpukul, walaupun Selvi gak terlalu dekat setelah dewasa, tapi masa kanak-kanak Selvi pernah merasakan kasih sayang dari beliau, dan itu yang buat Selvi selalu ngeluh dan membanding-bandingkan papa dengan beliau, kalo Selvi lagi ngambek sama papa." Lirih Selvi lagi yang ikut-ikutan menitikan air mata.
"Kamu yang sabar ya sayang, InsyaAllah, Allah sudah mempunyai rencana yang indah pastinya untuk Selvi dan keluarga." Sambung mamah menenangkan
" Aamiin, makasih tante."
"Oia teh, mau beli makan dimana??," Tanya mamah
" Yang deket rumah aja mah, biar kita nanti turun disana.
"Tapi kalo jalan lumayan jauh loh pulangnya, apa kamu udah kuat??," Tanya mamah lagi memastikan.
" Udah kok mah, teteh kan kuat, seperti mamah, masa jalan segitu aja gak sanggup, hehehe...
" Iya Put, jangan dipaksain nanti kamu malah drop lagi!!!." Timpal Selvi.
" Nggak kok, santai aja!!!."
" Pak, nanti di warung depan dekat pengkolan saja kita turunnya ya." Ucap mamah kepada supir taxi.
"Oh, baik bu!!!."
Kemudian mereka turun di warung nasi padang langganan dekat rumah.
"Uni, minta di bungkus 4 ya!!!. Selvi mau makan sama apa??."
" Aku mau sama ayam bakar aja tante," Jawab Selvi setelah melihat beberapa menu yang sudah tersaji.
"Yaudah Uni tolong dibungkus nasi sama ayam bakar 1, nasi ayam gulai 1 dan nasi rendangnya 2!!!."
"Mamah gak lupa bungkusin buat Krisna kan??." Tanya Puteri memastikan, karena nasi padang juga merupakan makanan favorit adik kesayangannya itu.
"Enggak, kan mamah bungkusin nasi rendangnya 2, buat kamu sama Krisna.
" Ouh ya udah, nih uangnya mah!!!," Sambil memberikan uang 100rb.
"Teteh mau tambahan lain gak??," Tanya mamah lagi.
" Perkedel kentang aja deh,10 biji!!!, kamu juga mau kan Vi??."
"Iya boleh Put."
" Yaudah tambahin 10 biji perkedel kentang sama tambahan lalap sambalnya ya Uni." Terang mamah kepada Uni.
" Siap bu!!! Totalnya jadi 50 ribu.
"Ini Uni, makasih ya!!!
Kemudian mereka berjalan keluar warung, tapi tiba-tiba.
" Ups mamah lupa teh, Nino gak dibeliin makan sekalian??,"
" Yaudah bungkusin buat dia juga, sama batu aja biar copot semua tuh giginya." Jawab Puteri kesal mendengar nama Nino.
"Ih gak boleh gitu, mamah bungkusin sama ayam bakar aja ya!!!."
"Terserah mamah deh!!!
Mereka pun kembali berjalan menuju rumah, dari kejauhan ternyata Nino sudah menunggu di depan gang. Selvi kemudian berbisik kepada Puteri.
"Inget kamu gak boleh emosi berlebihan, kita punya misi, okeh!!!,"
"Hmmm." Jawab Puteri dengan malas.
Kemudian mereka masuk kedalam rumah.
"Yank, kok jalan kaki pulangnya, bukannya tadi pake taxi??," Tanya Nino sambil celingukan.
"Tadi beli makan dulu Nino, ayo masuk!!!." Jawab mamah, sedangkan orang yang ditanya berlalu begitu saja lalu duduk disofa panjang sambil meluruskan kakinya.
"Yank kakinya pegel gak, mau aku pijitin??," Tawar Nino kepada kekasihnya itu, dan hendak menyentuh kakinya.
"Ishhh jang-, sebelum menyelesaikan kata-katanya, Selvi yang ada disebrang sana menggelengkan kepala seolah mengingatkan Puteri untuk tidak emosi berlebihan kepada Nino, dan melupakan rencana mereka.."Enggak kok gak pegel, gak usah dipijit!!!,"
"Bentar aku ambil piring dulu," Kemudian Puteri menurunkan kakinya dan hendak berdiri, namun segera dicegah oleh Selvi.
" Biar aku aja Put!!, kamu jangan banyak gerak dulu, kan tadi abis jalan pasti capek, udah duduk aja!!!."
Selvi pun ke dapur membantu mamah mengambil piring dan sendok, kemudian pintu diketuk dan Krisna pun masuk.
"Assalamualaikum, mah!!!,"
"Waalaikumsalam, eh aa udah pulang, ayo ganti baju dulu, kita makan sama-sama, teteh tadi beliin nasi padang!!!."
"Hu'um." Jawabnya sambil berlalu ke kamar. Setelah berganti baju Krisna bergabung dengan yang lain untuk makan.
"Ini punya aa sama teteh yang pake rendang, ini punya Selvi sama Nino pake ayam bakar, dan ini punya mamah yang ayam gulai," Jelas mamah sambil menyodorkan nasi padang kepada masing-masing orang.
"Yuk mari dimakan!!!, aduh mamah lupa siapin air minumnya!!!," Ucap mamah lagi.
"Biar Selvi aja tante yang ambilin!!!." Cegah Selvi sambil beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.
"Iya, tolong ya sayang!!!."