Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Malam telah tiba, Tampaknya hujan akan turun. Guntur sudah mulai muncul, dengan suaranya yang cukup mengerikan.
Dinar sedang memikirkan sesuatu. Ternyata Arin, anak itu masih belum pulang dan tadinya izin pergi, membuat Dinar khawatir. Sudah hampir jam sebelas malam, Arin tidak kunjung kembali.
Dinar gelisah. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Arin? Dia akan menyalahkan dirinya untuk yang pertama, karena sudah memberi Arin izin keluar begitu saja.
Dinar segera mencoba menghubungi perempuan itu. Namun, panggilannya tidak kunjung diangkat.
Di mana dia? Tidak biasanya dia menghilang seperti ini. Dinar kembali menelfon Arin, namun tetap pada hasil yang sama, tidak juga di angkat.
Tidak menyerah, Dinar terus-terusan mencoba menghubunginya. Dan, dengan penuh kesabaran, akhirnya telfon tersambung juga.
"Halo dek? kamu di mana? Kenapa belum pulang? Kalau Bapak tau pasti-"
"Ngomong apasih kamu! Nyenyenye, gak jelas banget sih hahaha!"
"Pusing kali ni pala aku!" Teriaknya.
Dinat terkejut, Dinar khawatir mendengarnya. "Arin, kamu di mana!" Harapnya cemas sekali, nada bicaranya sedikit naik.
"Apasih gak jelas! Haha, ada Spongebob di samping aku nih. Halo Spongebob haha..!"
"Ya ampun, apa mungkin Arin mabuk?" Rutuknya dalam hati.
Dia segera mengakhiri panggilannya, mencoba untuk menghubungi Catrine dan untung saja Dinar mempunyai nomornya, Siapa tau teman Arin itu tau di mana Arin berada.
Telfon tersambung, "Halo Mbak Dinar? Kenapa Mbak? Ada apa malam-malam nelpon? Ada yang bisa Catrine bantu, Mbak?"
"Catrine, Mbak bisa minta tolong?"
"Catrine bantu kalau bisa Mbak, kenapa? Kayaknya Mbak Dinar kedengeran khawatir kali?"
Dinar menghela napas, segera menjelaskan ke Catrine bagaimana kejadian sebelumnya. "Arin belum pulang. Ini udah malam. Tadi, Mbak juga sempat telpon dia, malah jawabnya ngelantur kayak orang mabuk. Jujur Mbak khawatir, Trine."
"Loh Astaga, Arin belum balik? Dia cerita ke aku, mau ketemuan sama pacar barunya, Mbak. Cuma Catrine gak terlalu kenal pacar barunya yang sekarang, soalnya Arin kenalannya lewat sosial media. Itu yang Catrine tau, Mbak."
"Astaga anak itu, padahal kemaren udah dapet yang ganteng." Cemasnya kelimpungan.
"Di selingkuhi Mbak. Sekarang kalau gak salah gitu ceritanya, namanya Dicky-Dicky gitu sih."
"Kamu tau kira-kira Arin perginya ke mana?"
"Kayanya sih di tempat karaokean gitu, Mbak. Soalnya tadinya dia cerita ke aku, dia mau nyanyi-nyanyi sampai lehernya patah, kan gilak tuh orang. Soalnya habis putus sama yang kemarin itu, Mbak."
"Karaokenya yang dimaksud itu di mana?"
"Aduh, aku kurang tau Mbak. Tapi. sebentar, aku coba tracking, Mbak."
Untungnya sebelumnya Arin berinisatif menyambungkan track'in lokasi di hp Catrine, agar saat Arin lupa, Catrine bisa mudah membantu menemukannya.
"Mbak, dari lokasi rumah Arin, lumayan deket sih. Cuma beberapa menit aja. Nanti aku kirim lokasinya ke Mbak Dinar? Karaoke Rising star namanya Mbak."
"Makasih Catrine, udah mau ngebantu Mbak."
"Sama-sama, Mbak. Tapi maaf banget aku gak bisa bantu nemanin. Ada kerjaan Bab deadlinenya hari ini Mbak dari kantor Papa."
"Iyaa gak papa, Mbak bisa sendiri kok. Sekali lagi makasih. Kalau gitu, Mbak matikan dulu ya, mau jenguk Arin."
"Iya Mbak, hati-hati ya Mbak!"
Klik!
Dinar bernapas lega. Untung saja Catrine menjawab panggilannya, sehingga dia bisa tau, di mana Arin berada. Bagaimana dia nantinya bertanggung jawab sama Bapak mertuanya, dan suaminya, jika terjadi sesuatu pada Arin.
...BERSAMBUNG, ...