Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 25
Zayn sinting! Hasha memaki laki-laki yang telah berbuat tidak senonoh terhadapnya barusan. Ia berusaha menetralkan nafasnya. Hasha berpikir tadi itu dirinya sedang bermimpi mesum, ternyata ...
Area terlarangnya memang sedang di lahap oleh laki-laki mesum itu.
"Kenapa pria itu bisa masuk ke kamar aku sih? Siapa yang ijinin?" gumam Hasha pada dirinya sendiri. Pandangannya menatap lurus ke depan, ke pantulan dirinya yang berada di dalam cermin atas wastafel.
Ia mengalami orgasme yang luar biasa tadi, hingga membuat sekujur tubuhnya gemetaran. Zayn selalu berhasil membuatnya tak berdaya.
"Kenapa bang Zayn jadi mesum sekali ya sekarang? Perasaan dulu ngobrol cewek aja dia jarang. Apa pengaruh tinggal lama di luar negeri? Jangan-jangan dia udah tidur sama banyak cewek-cewek bule di luar negeri! Jangan-jangan bang Zayn buaya darat? Aku salah satu korbannya?!" Tanpa sadar Hasha mengatakan kalimat itu dengan suara kencang.
"Aku bukan buaya darat, dan aku tidak pernah tidur dengan wanita manapun selain kamu, sayang."
Ucap Zayn dari luar pintu kamar mandi. Hasha terdiam menutupi mulutnya kuat-kuat, setelah itu memukul-mukul kepalanya dan merutuki kebodohannya sendiri.
Dasar bego. Kenapa ngomongnya kenceng-kenceng sih? Kedengaran sama bang Zayn kan jadinya.
Rutuk Hasha. Lalu ia tersenyum. Mendengar perkataan pria di luar sana yang katanya tidak pernah tidur dengan perempuan selain dirinya membuatnya merasa istimewa. Apakah itu benar? Zayn tidak pernah menyentuh perempuan lain? Tapi mengingat betapa pandai dan tampak berpengalaman sekali, Hasha agak ragu.
Jangan-jangan bohong lagi. Semoga apa yang dikatakan laki-laki itu benar.
"Cepat mandi sayang, kau mau aku masuk dan bantu memandikanmu?" suara Zayn terdengar lagi.
"Ih bang Zayn mesum! Iya-iya ini sudah mau mandi." seru Hasha cepat-cepat membuka pakaiannya dan mulai mandi.
Di luar sana Zayn tertawa. Ia tidak habis-habis tersenyum memikirkan ekspresi Hasha saat dia bilang ingin membantu gadis itu mandi. Pasti panik. Padahal untuk apa panik? Toh dia sudah lihat dan mencicipi tubuh manis itu. Zayn menggeleng-geleng.
Pandangannya berpindah ke kasur Hasha yang masih acak-acakan. Pria itu membantu melipat bed cover milik Hasha dan merapikan tempat tidurnya. Walau ada banyak pembantu di rumah Zayn dan lelaki itu sudah terbiasa dilayani, tapi hal-hal kecil seperti ini dia bisa melakukannya sendiri.
Selesai merapikan kamar Hasha, Zayn berjalan ke pintu kamar mandi Hasha lagi.
"Sayang, jangan lama-lama mandinya. Janjian fitting bajunya jam sebelas. Aku tunggu kamu di bawah." katanya.
"Mm." ujar Hasha dari dalam.
Zayn tersenyum. Tumben anak itu patuh, biasanya menyerocos panjang lebar dulu. Zayn pun berjalan keluar dari kamar Hasha. Kalau dia tunggu Hasha selesai mandi dalam kamar wanita itu, bisa-bisa fitting bajunya sore. Karena dia pasti ingin bermain-main dulu dengan Hasha-nya yang menawan dan lucu.
Ketika Hasha selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, ia tertegun melihat kamarnya yang sudah rapi, rapi sekali.
"Bang Zayn yang rapiin?" gumamnya terheran-heran. Dia pernah merapikan kamarnya sendiri tapi tidak pernah jadi serapi ini.
"Ckck, hebat juga bang Zayn. Lebih hebat dari aku kalo masalah bersih-bersih." Hasha manggut-manggut.
Ia pun mulai bersiap-siap, membuka lemari pakaian dan memilah-milah baju yang akan dia pakai. Hasha mengenakan celana pendek dan kaos polo berwarna kontras. Ia tidak begitu suka pakai pakaian yang resmi-resmi di hari-hari biasa.
Mamanya sering sekali membelikan dia dress-dress dengan harga fantastis. Tapi Hasha jarang pakai. Ia paling banyak pakai baju yang dia beli sendiri dengan harga murah. Apalagi sekarang ia bekerja di toko bunga yang kumpulannya orang-orang dari kalangan biasa. Tentu dia tidak ingin menonjol. Kan aneh kerja di toko bunga, tapi harga pakaiannya jauh lebih tinggi dari gajinya sebulan yang ia dapat sekitaran empat juta. Apalagi satu dress atau pakaian jenis apa saja yang mamanya belikan untuknya harga persatuannya rata-rata di atas dua puluh juta. Sudah lima bulan harga gajinya untuk satu pakaian. Makanya Hasha selalu memakai baju murah tanpa merek ketika ia bekerja.
Biasanya pakaian yang dibelikan oleh mama atau para abangnya dia pakai di rumah atau jalan-jalan sama para abangnya dan teman-teman yang tahu dia memang anak orang kaya.
Kaos polo dan celana pendek yang dia pakai sekarang adalah hadiah dari abang Suho waktu ulang tahun kemaren. Harganya jangan ditanya. Pasti mahal. Hasha pakai itu karena ingin saja. Dan modelnya keliatan sederhana. Mereknya saja yang mahal. Habis memoles bedak tipis dan liptint, Hasha cepat-cepat turun.
Ia melihat Zayn duduk tegak di sofa dengan pandangan fokus ke hape di tangannya. Tak ada siapa-siapa di sana, hanya ada pria itu. Hasha menyelipkan rambutnya ke belakang lalu menuruni anak tangga.
Zayn yang sedari tadi sibuk menatap ke hapenya langsung mengalihkan fokus begitu melihat Hasha turun dari atas anak tangga. Pandangan Zayn jatuh ke pakaian yang dikenakan wanita itu. Atasannya tidak masalah, hanya saja celananya terlalu pendek. Paha putih mulusnya terekspos.
Zayn berdiri, berjalan ke anak tangga. Begitu Hasha sampai di bawah Zayn meraih tangannya naik tangga lagi. Jelas Hasha bingung.
"Kenapa bang Zayn?" ia bertanya.
"Ganti celana kamu."
"Kenapa diganti. Udah cocok kayak gini kok." balas Hasha keberatan.
"Nggak. Paha kamu terlalu terekspos. Kamu cantik, body kamu itu idaman banyak cowok brengsek. Berpakaian seperti ini hanya akan mengundang pikiran kotor mereka."
Hasha memutar bola matanya malas. Dasar laki-laki aneh.
Mereka sudah berada di dalam kamarnya. Ia melihat Zayn membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan celana panjang hitam dari dalam sana.
"Ganti dengan yang ini."
pria itu mengulurkan celana tersebut ke Hasha. Bola mata Hasha membesar.
"Bang Zayn yakin? Ih nggak mau ah, panas. Jelas-jelas celana pendek ini lebih cocok dan lebih adem." katanya menolak.
"Mau ganti sendiri atau aku bantu?"
Hasha melotot. Lagi-lagi pria ini mengancamnya. Dan lagi-lagi Hasha tidak dapat berkutik. Wajahnya ditekuk. Ia pun mengambil celana miliknya dari tangan Zayn dengan setengah hati.
"Bang Zayn berbalik." katanya.
Zayn terkekeh namun tetap membalikan badan.
"Aku sudah lihat semua juga, dasar pemalu." ucap Zayn.
Hasha komat-kamit sendiri, padahal gayanya sudah kece. Tapi malah dipaksa ganti celana panjang. Zayn nyebelin! Hasha menjulurkan lidahnya ke arah pria yang berdiri di depannya. Hasha sama sekali tidak sadar kalau Zayn dapat melihatnya dari balik kaca di depan sana. Pria itu menertawakan tingkahnya yang menggemaskan.