kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode lima
"Hai Han.... !!" Sapa seorang gadis pada Handaya Tjandra dengan percaya dirinya.
Gadis itu yang tak lain adalah Alisyah salah satu murid terpopuler disini bukan hanya karena kecantikannya tapi juga karena kecerdasannya,dia juga mempunyai segudang prestasi dibidang akademik dan kesenian terutama melukis dan suaranya yang merdu.
Sapaan gadis itu tak bersambut sama sekali bahkan wajah Han sangat datar kaku dan dingin sedingin kutub Utara, bahkan suara lembut gadis itupun seperti tak didengar sama sekali.
"Hai juga neng Alis... " Bukan Han yang menjawab melainkan Devinlah yang menjawab sapaan gadis cantik tersebut.
"Eehhmm... Han... Aku membawakan kamu bekal i ini aku masak sendiri kamu coba yah... Dan semoga kamu suka,." Ucap lembut gadis tersebut tapi melihat respon Han yang masih tak bergeming sama sekali Alisyah nampak berkaca kaca,bahkan kini wajahnya nampak memerah karena malu karena kotak bekal itu masih menggantung di udara.
"Eh eh... Nampaknya enak deh boleh untuk Abang gak neng... " Devin mencoba menghibur gadis itu agar dia tak nampak malu karena disaksikan banyak siswa siswi disana.
Setelah kotak bekal itu berpindah tangan Alisyah pun mencoba tersenyum lalu membalikkan badannya dengan langkah pelan percayalah gadis itu nampak sangat malu sekali setelah ini dia tak tahu apakah dia masih mempunyai menampakkan wajahnya lagi atau enggak. Tapi sebelum benar benar menjauh dari sana sebuah suara mengejutkan gendang telinga dan jantung gadis itu.
"Jangan buang buang waktumu hanya untuk sesuatu yang hal tidak penting dan tidak berguna sama sekali,karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah menyukai mu" ucap sarkas Han dengan nada datar.
Gadis itupun segera berlalu tanpa kata tanpa dia sadari bulir bulir bening pun berjatuhan dikedua pipi mulus gadis tersebut,gadis itupun menggusak kasar wajahnya agar tak terlalu larut dalam rasa sedih dan sakit.
Nampak dari kejauhan pemandangan itupun tak luput dari pandangan seorang gadis yang tak lain adalah Abhisya," heum... Bodoh" gumam Abhisya yang menampakkan senyum tipisnya.
Sementara di keberadaan Han dan teman temannya masih tercipta keheningan setelah apa yang diucapkan Han terhadap gadis itu.
"Brow... Lain kali Lo cobalah untuk membuka hati untuk gadis itu ,dia nampaknya sangat menyukai lo deh... Bukankah dia gadis yang sangat sempurna sudah cantik manis populer dan..."
"Gue gak suka dan gak bisa dipaksa kalau elo suka Lo ambil sekarang...!!" Ucap tegas Han tak terbantahkan,Devin pun terdiam tak berucap lagi karena dia sendiri pun takut dengan Han.
Siapa yang tidak tahu sepak terjangnya Handaya Tjandra dia terkenal sangat kejam tak tersentuh tak kenal ampun meskipun itu wanita sekalipun.
"Ton... Gue tunggu hasil kerja yang gue suruh ke elo nanti malam" Toni pun terkesiap
"Siap boss..." Sambil mempraktekkan tangan siap seperti hormat kepada sang kapten setelah itupun mengusap dadanya pelan.
"Ya ampun untung jantung gue ORI gak kW hadeehhh... Lagian hari gini masih ada cewek yang gak tahu malu ngejar ngejar cowok sampai segitunya" sambil geleng geleng kepala pelan.
"Lagian juga udah terlanjur jatuh cinta bro,tapi lagian siapa juga yang gak jatuh cinta dengan pesona seorang Handaya Tjandra... Gue aja cowok kadang insecure liatnya" ucap Cakra pelan dan itupun masih bisa didengar oleh yang lainnya dan apa yang diucapkan oleh Cakra ada benarnya siapa yang tidak terpesona oleh ketampanan seorang Han kecuali gadis itu gak normal kali.
"Kelas yokk..." Ucap Devin sambil membuang kotak bekal milik Alisyah .
"Eh eh... Kok dibuang apa gak sayang tuh apalagi masaknya pake cinta pasti enak donk..." Ucap Rizki Pratama putra cengo.
"Elo mau... Udah Sono ambil gue sih ogah " ucap Devin sambil mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh.
Devin pernah merasakan masakan Alisyah satu kali dan itu membuat seorang Devin yang doyan makanan gratis pun menjadi trauma akan masakan gadis tersebut,siapa yang gak trauma masakan Alisyah tidak bisa disebut sebagai makanan enak yang ada sangat asin dan bikin perut mual.
Rizki yang penasaran apa yang dikatakan oleh Devin pun mengambil kotak bekal yang masih terbungkus paper bag itu dengan rapi dia akan memakannya nanti pas di jam istirahat ke dua nanti pikirnya.
Disebuah toilet perempuan kini ada beberapa siswi yang nampak kesakitan karena beberapa luka lebam dibeberapa bagian tubuhnya, mereka yang tak lain adalah geng Melani yang terkenal akan ratu bully yang tak kenal ampun jika sudah menjadi targetnya.
"Ckk sialan tuh cewek... Gue gak nyangka tuh cewek kuat banget bang**t liat muka gue udah gak cantik lagi benar benar sial*n..." Keluh miskah salah satu siswi itu.
"Sssshhh... Elo bisa diem gak ?? Lo pikir gue gak sakit apa.. gigi gue Ampe rontok dua anj**g gila bener tuh cewek gak bisa diremehin " keluh Sandra dengan wajah merah padam karena marah nampak darah yang masih keluar dari kedua hidung dan mulutnya.
"Diam kalian.... " Bentak Melani dengan suara lantang dia sendiri sudah tak berbentuk muka dan tubuhnya,dia masih tidak menyangka jika gadis yang bernama Abhisya murid baru yang nampak kalem tersebut lebih mengerikan dari mereka.
"Pulang...." Tak ada bantahan mereka yang masih luka luka pun mengikuti Melani tanpa suara mereka pun takut melaporkan murid baru tersebut ke guru BK karena suatu alasan.
Flash back on
Brakk
"Elo anak baru itu yah.. " Abhisya nampak tenang sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Heh... Elo gak budek kan jawab....!!" Bentak salah satu siswi yang bernama tage Sandra Rosita.
"Selain budek elo juga bisu rupanya..." Gumam Melani sedikit pelan .
Abhisya tak menggubris mereka dia masih asyik dengan makanan yang ada didepannya entah mengapa kelakuan Abhisya membuat darah Melani dan kawan kawan mendidih saat itu juga, kemudian tak lama Melani pun menerjang bangku meja yang ditempti Abhisya dengan menendang meja tersebut tapi pergerakan Melani sudah terbaca oleh Abhisya sehingga dengan sedikit gerakan jari seolah olah ada kekuatan magic bangku itu tiba tiba bergeser sedikit kekanan sehingga tendangan gadis tersebut Tek mengenai meja Abhisya hingga Melani pun jatuh dengan sendirinya dengan tidak elitnya.
Sementara kawan kawannya menahan agar tidak mengeluarkan suara tawanya sedangkan siswi siswi yang lain mengintip dijendela ruang kelas tersebut sambil melotot kaget tapi tak urung jua tertawa keras melihat Melani terjatuh sambil roknya sobek karena ketar dan nampaklah segitiga biru miliknya.
"Kenapa kalian diam aja bang**t bantuin gue...." Perintah Melani pada kawan kawannya sambil menahan rasa malu dan amarah.
Glekk
Glekk
Glekk aaahhh
Eeekkk...
Terdengar suara sendawa yang sengaja dikeluarkan oleh Abhisya namun yang terdengar ditelinga mereka nampak suara ejekan semata.
"Kalian kenapa ?!" Ucap Abhisya sok polos.
"Bang**t Lo.... Serang dia...." Perintah Melani keras,.
Tapi tak satupun dari mereka yang mampu menyentuh Abhisya yang ada mereka seperti menyerang teman mereka sendiri, sedangkan Abhisya hanya menghindar dan mengelak.
"Anj**g Lo... Kenapa elo menghindar heh... Elo takut iya... " Marah Melani terhadap Abhisya.
"Kalian ini kenapa sih... Kalau mau main main jangan disini Napa... Sayang banget bangkunya nanti penyokk karena ulah kalian..." Ucap polos Abhisya sambil menampilkan wajah sedihnya.
"Elo yah... Aaahhhh...." Sandra menyerang membabi buta tapi serangannya malah mengenai temannya sendiri karena ulah Abhisya.
"Udah ah... Kalian main main aja sendiri aku mau keluar aja nyari angin... Bye..." Sambil berlalu Abhisya pun pergi darisana dengan menampilkan senyum manisnya.
Sementara Melani dan kawan kawan babak belur bukan karena dipukul oleh Abhisya melainkan sama sama saling pukul satu sama lain.
Flash back off