Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 29. Happy Pregnancy
"Jadi selama ini kamu bersembunyi di rumah Grizella dan kenapa kamu tidak memberitahukan masalah yang sedang kamu alami?" tanya Anindira.
"Aku tidak ingin siapapun tau masalah yang sedang menimpaku," jawab Ayana sambil mengelus perutnya yang sudah membesar.
Mereka berempat memutuskan untuk berkumpul di ruang tengah karena Aston melarang Ayana pergi ke gazebo. Angin malam tidak baik untuk ibu hamil maka dari itu di sinilah mereka sekarang berada di ruang tengah sambil memakan cemilan yang Ayana suguhkan.
Jika Anindira juga Fany terlalu sungkan untuk meminta makanan jika ada Aston namun berbeda dengan Grizella yang tidak pernah malu sama sekali. Mereka tidak ada rencana untuk menginap karena Fany harus melakukan perjalanan bisnis bersama dengan Hadwin, jika Grizella ia harus pergi ke kampus untuk presentasi, sedangkan Anindira ia akan mengantar Hadwin menuju ke bandara sekaligus Fany setelah itu Anindira harus bekerja.
Dan satu lagi mereka tidak ingin menganggu Ayana bersama dengan Aston untuk melepaskan rindu mereka berdua karena lama tidak berjumpa.
Setelah mengantar ketiga sahabatnya, Ayana menuju ke dapur untuk membuat susu ibu hamil namun ketika Ayana tiba di dapur ternyata Aston sudah membuatkan susu untuknya. Ayana mengembangkan senyumnya melihat Aston yang tersenyum kepadanya.
"Ini susu anda tuan putri," ucap Aston menyerahkan segelas susu ibu hamil untuk Ayana.
"Terima kasih sayang," ucap Ayana.
"Sama-sama cintaku," balas Aston yang mencium pipi Ayana yang tambah berisi.
Setelah selesai minum susu Aston menuntun Ayana ke kamar mereka berdua. Di dalam kamar Aston sudah menyiapkan sebuah bantal untuk ibu hamil tujuan ini agar Ayana bisa tidur dengan nyenyak walaupun dengan perut besarnya.
Aston memeluk Ayana dari belakang sambil mengelus perut Ayana. Perlakuan yang Aston berikan kepada Ayana membuatnya nyaman dan tak lama mata Ayana mulai mengantuk. Aston melihat istrinya yang sudah tertidur lalu mencium keningnya.
"Selamat malam sayangku dan anak-anak Ayah." Setelah mengucapkan selamat malam Aston pun tertidur dengan tangan yang masih berada di perut Ayana.
...•••...
"Aston pelan-pelan sedikit," ucap Ayana yang sedikit kelelahan karena mengikuti langkah kaki Aston yang cukup lebar.
"Maafkan aku sayang," balas Aston.
Pagi ini Ayana ikut bersama dengan Aston pergi ke kantor lebih tepatnya Aston lah yang mengajaknya untuk ikut bersamanya ke kantor karena Aston tidak tega meninggalkan Ayana sendirian di rumah walaupun ada bodyguard dan pelayan rumah, namun Aston masih kepikiran soal Ayana jadilah sekarang Ayana berada di kantor Aston.
Semua menatap kearah mereka berdua di mana kedua pasangan suami istri itu sedang menebar kemesraan yang mereka berdua ciptakan.
Ayana bernafas lega saat ia berhasil duduk di sofa ruangan Aston. Secangkir air putih Aston suguhkan untuk istrinya yang nampak kelelahan karena berjalan. Namun tujuan Aston lakukan adalah untuk membuat Ayana berjalan-jalan agar nanti saat lahiran akan lancar.
Setelah berdiskusi penuh perdebatan Ayana memutuskan untuk lahiran cesar karena dokter menyarankan untuk Ayana lahiran cesar karena awalnya Ayana ingin lahiran normal namun resiko yang akan di ambil begitu besar. Karena tidak ingin egois Ayana memilih untuk lahiran cesar.
Beberapa sajian makanan sudah tersedia di hadapan Ayana yang sedang bersantai di ruangan Aston.
"Jika ada orang bagimana?" tanya Ayana yang melihat makanan yang begitu banyak di meja ruangan Aston.
"Jangan memikirkan hal itu sayang, tugas kamu hanya diam dan makan itu semua," jawab Aston yang tidak memalingkan wajahnya dari berkas-berkas yang ia periksa.
Ayana memilih untuk diam saja dan memakan semua cemilan yang ada di hadapannya.
"Aston jika aku bertambah gendut bagimana? Apa kamu akan meninggalkan ku?" tanya Ayana tiba-tiba.
Aston yang semulanya fokus memeriksa berkasnya langsung menatap ke arah Ayana yang mendadak memberikan pertanyaan seperti itu.
"Tidak mungkin aku meninggalkan mu sayang. Kamu gendut juga karena sedang mengandung bayi kita, dan aku tidak mempermasalahkan hal itu. Aku malah bahagia ketika kamu sehat." Jawab Aston sambil menatap istrinya.
Hati Ayana sedikit membaik saat Aston memberikan jawaban yang jauh lebih dari ekspektasi.
Setelah tiga jam berlalu saatnya Aston mengajak istrinya untuk makan siang bersama. Seperti biasanya Aston merangkul pundak Ayana dan sesekali mencium kening Ayana.
Ketika ingin menuju ke kantin perusahaan sebuah keributan nampak di depan pintu masuk kantor Aston. Karena penasaran Ayana berjalan untuk melihat situasi yang terjadi.
Tinggi Ayana tidak seberapa membuatnya kesulitan melihat apa yang sedang terjadi. Belum lagi Ayana sedang mengandung membuatnya tidak bisa loncat seperti biasanya karena ia harus menjaga bayinya dengan baik.
"Ada apa ini?" Tanya Aston menegur semua orang.
Salah satu penjaga yang melihat Aston langsung menghampiri Aston. "Ini tuan wanita yang sebelumnya anda larang untuk datang ia memaksa untuk masuk." Jelas penjaga.
Aston tau siapa yang maksud oleh penjaga Xaquila lah yang ingin masuk ke dalam kantornya namun Aston melarangnya. Tangan Aston menarik tangan Ayana untuk mengikutinya.
"Aston!" Panggil Xaquila yang belum melihat keberadaan Ayana yang berada di belakang.
"Ada apa kau kemari dan membuat keributan?"
"Aku merindukanmu makanya aku datang kemarin untuk melihatmu tapi kedua penjaga ini menghalangiku untuk masuk,"
Mendengar kalimat merindukanmu Ayana langsung muncul dihadapan Xaquila yang membuat Xaquila terkejut dengan keberadaan Ayana. Yang lebih mengejutkan Xaquila lagi adalah di mana ia melihat perut buncit Ayana yang sudah membesar. Aston merangkul pundak istrinya dan menatap kearah Xaquila.
"Ayana,"
"Bagiamana bisa?" tanya Xaquila.
"Apanya yang bagimana bisa? Maksudmu bagiamana bisa aku kembali lagi begitu? Jangan kau pikir aku tidak tau apa yang kau pikirkan Xaquila. Kau selalu ingin mencoba memisahkan kami berdua. Namun itu tidak akan bisa terjadi," jelas Ayana.
"Tolong panggil polisi jika dia tidak mau pergi dari sini dan mengacau terus." Tambah Ayana.
"Ayo." Ayana mengajak Aston untuk pergi.
Semulanya Ayana dan Aston ingin makan siang bersama namun urung mereka lakukan karena perbuatan Xaquila yang membuat selera makan Ayana menjadi hilang.
"Apa dia sering kemari saat aku tidak ada?" tanya Ayana.
"Tidak, terakhir ketika kamu menghilang setelah itu aku selalu melarang Xaquila untuk masuk," jawab Aston.
"Oh, jadi dia ada datang ketika aku menghilang itu. Oke." Ayana keluar dari ruangan Aston dengan perasaan marah.
Kebingungan dengan sikap Ayana yang mendadak marah Aston penyusul istrinya. "Ada apa sayang?" tanya Aston ketika berhasil menggapai tangan Ayana.
"Tidak apa-apa, aku mau pulang," ucap Ayana.
"Kamu tetap di sini karena aku tidak ingin melihatmu." Tambah Ayana.
Aston menarik nafasnya dalam-dalam. Tidak ada ingin mengejar Ayana karena Aston tau jika Ayana bersikap seperti itu karena pengaruh kehamilannya yang membuatnya sedikit sensitif.
"Bram, pastikan istriku selamat sampai tujuan," ucap Aston di telfon.
...•••...
Mobil Aston tiba di pekarangan rumah keluarga Matthew. Ayana ingin berada di sini untuk sementara waktu saat meredamkan amarahnya.
Nyonya Rosvelina yang sebelumnya berbicara dengan tuan Grayson mendadak menghentikan obrolannya ketika ia melihat Ayana berjalan sendirian. Mertuanya itu menghampiri Ayana dan membantu Ayana berjalan menuju ke teras rumahnya.
"Di mana Aston?" tanya Tuan Grayson.
"Aston sedang bekerja, Pa. Maka dari itu ia menyuruh Bram untuk mengantarku kemari," balas Ayana.
"Apa kamu sudah makan?" Tanya nyonya Rosvelina.
Ayana menggelengkan kepalanya. "Belum, Ma. Karena makanan di luar tidak ada yang Ayana minati." Jawab Ayana.
"Kalau begitu pas Mama masak kesukaan kamu, ayo kita makan." Ucap nyonya Rosvelina yang mengajak Ayana masuk kedalam untuk makan bersama.
Nampak di meja makan sudah ada Grizella yang sedang fokus ke piringnya.
"Besok kamu wisuda, ya?" tanya Ayana ketika sudah duduk di kursi makan.
"Eh, Kakak Ayana. Iya aku besok wisuda dan Kakak harus datang." ucap Grizella.
"Akan Kakak usahakan namun tidak janji ya karena kamu tau sendiri Kakak sedang hamil besar." Ucap Ayana.
"Baiklah Kakak tapi hadiahnya jangan lupa."
"Oke itu tidak akan Kakak lupakan," sahut Ayana.
Setelah mengobrol dengan Grizella sebentar Ayana memutuskan untuk makan siang bersama dengan Grizella.
Kehamilan Ayana kali ini tidak begitu rewel soal makanan karena bayi yang ada di kandungan tidak memberontak ketika Ayana makan apapun itu. Itulah kenapa berat badan Ayana sedikit naik dari berat badan Ayana pada awal. Tapi Ayana tidak mempersoalkan berat badannya yang naik karena bayi yang di kandungannya sehat itu saja membuat Ayana bersyukur.
...•••...
Langit sore sudah berganti dengan langit malam di mana Aston sudah menjemput Ayana di rumah kedua orangtuanya. Semenjak di dalam mobil hingga sekarang Ayana tidak membuka suaranya sedikitpun walaupun Aston selalu memberikan pertanyaannya untuknya.
Ayana masih marah kepada Aston soal Aston mencarikan jika Xaquila pernah datang ke kantornya ketika ia menghilang. Aston selalu berusaha agar Ayana berbicara lagi dengannya karena jika Ayana diam saja itu membuat Aston merasa sangat bersalah dan tidak tau harus berbuat apa.
"Sayang apa kamu ingin berbelanja lagi?" tanya Aston.
Mendengar kata berbelanja membuat Ayana antusias karena Ayana ingin membeli beberapa kebutuhan bayinya yang sebenarnya masih ada yang kurang.
Tanpa menjawab pertanyaan Ayana dengan cepat berganti baju dan keluar dari kamar. Aston tertawa kecil ketika melihat sikap istrinya yang begitu lucu baginya. Aston menyusul Ayana yang sudah lebih dulu keluar dari kamarnya.
Aston membukakan pintu mobil untuk Ayana. "Terima kasih." Ucap Ayana.
Mobil Aston melesat menuju ke pusat perbelanjaan untuk membeli keinginan Ayana.
Sesampainya di pusat perbelanjaan hal pertama yang Ayana tuju adalah baju bayinya. Seperti biasanya Aston hanya mengikuti Ayana dari belakang sambil membawa troli belanja.
Terlihat senyum Ayana yang begitu antusias saat memilih beberapa pakaian. Ayana tidak memilih warna yang ada pink-nya karena Ayana takut jika bayi kembarnya berjenis kelamin perempuan. Ayana dan Aston memutuskan untuk tidak melihat jenis kelaminnya dulu karena itu kejutan untuk Ayana dan juga Aston. Maka dari itu Ayana memilih warna yang cocok untuk di kenakan di bayi cowok maupun cewek.
Belanjaan Ayana kali ini cukup banyak nampak troli belanja hampir penuh karena Ayana tidak hanya berbelanja baju saja sekarang Ayana berbelanja kebutuhan alat mandi untuk bayinya. Itulah penyebabnya troli belanja Ayana cukup penuh.