Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. hasil laboratorium
Cindy dan Satria duduk di depan, sedangkan Albert tidur di pangkuan Adel. Adel menatap keluar jendela melihat mobil yang berlalu lalang di jalanan, dia memikirkan bagaimana kehidupannya di masa depan nanti.
"Del, sekarang kita mau kemana? Mau pulang atau mau ke rumah loe?" Tanya Cindy.
"Kita ke rumah orangtua gue sebentar, biar Al tidur dulu disana kasian kalau dia tidur di mobil terus." Jawab Adel sambil menatap kearah suaminya.
"Oke."
Cindy menunjukkan jalan kepada Satria, dia tau alamat rumah Adel karena pas jaman sekolah Cindy sering main ke rumah Adel bersama temannya yang lain.
Sampai di rumah orangtua Adel, Satria memarkirkan mobilnya, Yusuf dan Fatimah melihat kedatangan anak dan menantunya pun lantas menghampirinya. Adel meminta Satria mengangkat tubuh Al dan memindahkannya ke kamar miliknya, Yusuf membantu menggotong tubuh Al masuk ke dalam rumah.
"Del kenapa gak ngabarin dulu sama ibu kalau mau kesini? " Tanya Fatimah.
Adel dan Cindy mencium tangan Fatimah secara bergantian.
"Tadi Adel udah nganterin mommy Indah ke bandara, jadi sekalian aja mampir kesini soalnya jaraknya deket" Jawab Adel.
"Cindy gak ditanya nih, Bu?" Ucap Cindy pura-pura merajuk.
"Sini masuk nak, jangan ngambek kayak gitu nanti cantiknya hilang loh" Ucap Fatimah merayu Cindy.
Fatimah mengajak Adel dan Cindy masuk ke dalam rumah, Adel meregangkan otot-ototnya yang terasa sakit. Yusuf datang menghampiri Adel di ruang tamu, Fatimah mengambil air minum untuk para tamu yang datang.
"Del kamu kenapa?" Tanya Yusuf.
"Biasa yah, udah lama gak di gerakin, sekalinya di gerakin jadi ngilu maklum lah kalo ngawal lagi mah keitungnya pemanasan." Jawab Adel.
"Kamu gak berantem kan?" Tebak Yusuf memicingkan matanya.
"Dikit yah, hehehe." Cengir Adel.
Yusuf menghela nafasnya, begitulah anaknya yang berbeda dari wanita pada umumnya. Telpon milik Satria berdering, dia meminta izin mengangkat panggilan yang masuk.
"Siapa?" Tanya Adel.
"Burhan" Jawab Satria.
"Sepertinya hasil lab obat itu sudah keluar, coba kau loudspeaker." Titah Adel.
Satria menuruti ucapan Adel, dia menekan tombol loudspeaker lalu menyimpannya di atas meja.
📱: Satria kenapa telpon Al gak aktif? Aku sudah beberapa kali menghubunginya tapi tidak nyambung sampai sekarang." Omel Burhan.
📱 : Katakan saja, ada apa?" Tanya Satria.
📱: hasil penelitian sudah keluar, tadinya aku mau kabarin Al tapi hp nya gak aktif, ya sudah aku nelpon babunya." Ucap Burhan.
📱: Mulutnya minta di kerok, katakan saja obat apa itu?" Tanya Adel.
📱: Serbuk itu bisa membuat urat-urat menjadi tidak berfungsi jika terus menerus di konsumsi, untuk memeriksa sejauh mana obat itu bereaksi kita harus memeriksa kondisi Al secara keseluruhan.
📱: Baik, terimakasih atas informasinya, kirimkan hasil pemeriksaanya kepadaku. Nanti aku akan sampaikan pada Tuan muda, sekalian mengatur jadwal pemeriksaannya.
Burhan mengiyakan ucapan Satria, setelah itu sambungan telpon pun di matikan.
Ttuut..
"Ayah, bisakah ayah mengantar kami ke klinik tempat ayah berobat waktu dulu?" Ucap Adel.
"Tentu saja, untuk apa kamu kesana, nak?" Tanya Yusuf.
"Aku ingin memeriksa kaki Albert, waktu itu aku pernah melihat pasien yang dinyatakan lumpuh disana dan katanya sejak berobat dari sana kakinya bisa di gerakkan kembali. Kata Mommy juga sebenarnya kaki Al itu masih memiliki peluang untuk bisa jalan, hanya saja ada beberapa faktor yang membuat Al tidak mau terapi." Jelas Adel.
"Sebagai manusia kita harus tetap berikhtiar mencari jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi, tapi jika usaha kita tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, maka kita jangan merasa kecewa dan harus percaya akan takdir itu ada, tidak ada ujian yang melebihi batas kemampuan seseorang, ayah minta kalian berikan energi positif kepada Al agar ia bisa keluar dari rasa traumanya." Pesan Yusuf.
Adel menganggukkan kepalanya, Cindy percaya kepada Adel dia bisa membawa kakaknya keluar dari rasa takutnya. Tetapi bukan hanya Adel saja yang berusaha, dia juga harus ikut berpartisipasi supaya hasilnya bagus.