NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Reinkarnasi Duchess Pemberani

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:69.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.

Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.

Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.

Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekad Jasmine D'Orland

Jasmine berbicara dengan dirinya sendiri di dalam kamar gereja:

"Langit-langit ini... masih sama seperti yang kuingat terakhir kali. Peristiwa menyakitkan itu... Apakah itu benar? Tapi kenapa semuanya terasa begitu nyata? Peristiwa itu... kematian itu... Apa mungkin semua itu hanya mimpi buruk?"

Jasmine menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meski pikirannya terus berkecamuk.

"Kehidupanku berakhir enam bulan dari sekarang, dengan cara yang begitu mengerikan. Tapi aku di sini... kembali ke masa ini. Apa mungkin aku diberikan kesempatan kedua? Atau ini hanyalah bunga tidur yang membuatku tenggelam dalam ilusi? Bagaimana aku tahu mana yang nyata dan mana yang tidak?"

Ia memejamkan mata, berusaha mengingat detail-detail yang terpatri di dalam pikirannya.

"Lady Cecilia... wajah palsunya yang penuh kepalsuan itu. Louise... pria kejam itu yang tega mencabut nyawaku tanpa rasa bersalah. Dan rakyat... mereka semua bersorak atas kematianku seolah-olah aku monster. Semua itu benar-benar terjadi, kan? Aku masih bisa mendengar ejekan mereka, merasa dinginnya lantai di tempat eksekusi itu. Jika itu bukan mimpi, maka aku harus memanfaatkan ini."

Jasmine membuka matanya, sorot matanya kini mulai menampakkan tekad yang kuat.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkanku lagi. Jika ini benar-benar awal yang baru, aku harus memanfaatkan setiap langkahku untuk membalikkan keadaan."

Ia mengingat sesuatu, memikirkan apa yang mungkin sedang terjadi di luar gereja.

"Kalau ingatanku benar, saat ini Louise sedang berada di wilayah perbatasan untuk menghadapi para bandit, dan menemui Lady Cecilia. Itu berarti aku masih punya waktu sebelum dia kembali... tiga hari lagi, kan? Baiklah, pertama-tama mari kita kembali ke kediaman Duke Clair dahulu dan menghadapi semua neraka itu."

Jasmine menggigit bibirnya, menahan kekesalan.

"Gereja ini... tempat di mana aku disuruh merenung, padahal sebenarnya ini hanya hukuman terselubung karena aku 'kurang sopan' pada Cecilia. Mereka menyebutku kurang sopan, tapi tidak ada yang melihat betapa liciknya wanita itu."

Ia menghela napas panjang lagi, kali ini suaranya lebih pelan.

"Baiklah, Jasmine. Kalau ini benar-benar hidupmu yang kedua, kau tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku harus memastikan semuanya setelah kembali ke kediaman Clair. Jika semua ingatanku benar... maka aku akan memulai rencana untuk menyelamatkan hidupku sendiri."

Jasmine tersenyum kecil, namun bukan senyum penuh kebahagiaan, melainkan senyum penuh kegetiran.

"Enam bulan... hanya itu waktu yang kumiliki. Tapi aku tidak akan membiarkan siapa pun, bahkan Louise atau Cecilia, bahkan putra mahkota dan orang lain menghancurkanku lagi. Kali ini, aku yang akan mengontrol nasibku."

Ia melirik ke luar jendela kamar gereja, memandangi langit yang mulai meredup.

"Tuhan, jika Kau benar-benar memberiku kesempatan kedua ini, maka aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Kau akan melihat, Jasmine D'Orland ini tidak akan menjadi pion yang dipermainkan oleh siapa pun."

Dengan tatapan penuh tekad, Jasmine mengepalkan tangannya dan kembali berbaring. Dalam pikirannya, ia mulai menyusun langkah demi langkah untuk memastikan masa depannya tidak berakhir seperti sebelumnya.

Tok... tok... tok...

“Duchess, ini saya, Anne. Bolehkah saya masuk?” suara lembut Lianne terdengar dari balik pintu.

Jasmine menoleh ke arah pintu dengan tatapan kosong sejenak, sebelum akhirnya ia menyadari siapa yang memanggil. "Masuklah, Anne."

Pintu terbuka perlahan, dan Lianne masuk dengan membawa nampan kecil. Di atasnya ada semangkuk salep dan kain bersih. Dengan sikap sopan, ia menundukkan kepala sedikit sebelum mendekati Jasmine.

“Saya membawakan salep untuk luka di punggung Anda, Duchess. Semoga ini bisa sedikit meredakan rasa sakitnya,” kata Lianne sambil meletakkan nampan di meja samping tempat tidur.

Jasmine memperhatikan Lianne dengan seksama, mengenang sosok pelayan setianya itu.

"Anne... pelayan yang selalu ada untukku. Bahkan di kehidupan sebelumnya, kau selalu melindungiku, bahkan menggantikan hukumanku berkali-kali. Aku masih ingat senyum terakhirmu... senyum penuh keikhlasan di saat kau meregang nyawa."

“Duchess?” panggilan Lianne membuyarkan lamunan Jasmine.

“Oh... maaf, Anne. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu,” jawab Jasmine dengan suara pelan. “Terima kasih sudah membawakan salep ini.”

Lianne tersenyum kecil. “Itu tugas saya, Duchess. Jika Anda izinkan, saya akan membantu mengoleskan salepnya.”

Jasmine terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Ia berbalik perlahan, membiarkan Lianne melihat punggungnya yang penuh luka cambuk. Saat tangan Lianne mulai bekerja dengan lembut, Jasmine meringis sedikit karena rasa perih.

“Maafkan saya, Duchess. Saya akan berusaha selembut mungkin,” ujar Lianne penuh rasa bersalah.

“Tidak apa-apa, Anne. Ini bukan salahmu. Aku tahu kau hanya ingin membantuku,” kata Jasmine dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.

Hening sejenak di antara mereka, hanya terdengar suara napas Jasmine yang sesekali tertahan.

“Anne, aku ingin bertanya,” Jasmine memulai, suaranya terdengar ragu. “Kenapa kau selalu setia padaku? Bahkan saat kau dihukum menggantikanku, kau tidak pernah mengeluh.”

Lianne menghentikan tangannya sejenak, lalu tersenyum kecil sebelum melanjutkan. “Karena saya tahu, Duchess, Anda tidak seburuk yang mereka katakan. Anda hanya... tidak dipahami. Saya percaya, di balik semua tindakan Anda, ada alasan yang baik. Lagipula, saya sudah bersumpah untuk melayani Anda, dan itu yang akan saya lakukan, apa pun risikonya.”

Jasmine merasa hatinya tersentuh. Ia tidak pernah benar-benar menghargai kesetiaan Lianne di kehidupan sebelumnya, dan kini ia merasa bersalah.

“Anne... aku tidak pantas mendapatkan kesetiaanmu. Aku sering membuatmu dalam bahaya. Bahkan... aku tidak pernah benar-benar melindungimu.”

“Jangan berkata seperti itu, Duchess,” potong Lianne cepat. “Anda mungkin tidak menyadarinya, tapi kehadiran Anda memberi saya harapan. Jika bukan karena Anda, saya mungkin masih menjadi budak di pasar, tidak tahu bagaimana masa depan saya. Anda membeli saya dan memberi saya kehidupan baru. Itu sudah lebih dari cukup.”

Jasmine menahan napas. Kenangan akan kehidupan sebelumnya semakin jelas di kepalanya. Ia mengingat Lianne yang selalu ada di sisinya, bahkan di saat-saat tersulit.

“Anne... aku bersumpah, mulai sekarang, aku akan menjadi tuan yang lebih baik untukmu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi.”

Lianne terkejut mendengar ucapan itu, tetapi ia hanya tersenyum penuh kelembutan.

“Anda sudah cukup baik untuk saya, Duchess. Tapi jika itu yang Anda inginkan, saya akan selalu berada di sisi Anda, seperti sebelumnya.”

Setelah selesai mengoleskan salep, Lianne membereskan barang-barangnya dan hendak keluar dari kamar. Namun sebelum pergi, ia berbalik dan berkata, “Duchess, apa Anda butuh sesuatu yang lain? Saya akan selalu siap membantu Anda.”

Jasmine menggelengkan kepala, tetapi ia menambahkan, “Anne... terima kasih. Untuk semuanya.”

Lianne tersenyum hangat, membungkuk sedikit, lalu meninggalkan kamar Jasmine.

Setelah pintu tertutup, Jasmine kembali menatap langit-langit kamar dengan perasaan campur aduk.

"Anne... kali ini, aku akan memastikan kau tidak akan pernah terluka lagi karena aku."

Jasmine merebahkan tubuhnya dengan hati-hati, memilih posisi tengkurap agar luka di punggungnya tidak semakin perih akibat bergesekan dengan kasur. Ia menghela napas panjang, berusaha mengabaikan rasa nyeri yang masih terasa menusuk.

"Sakit ini masih terasa nyata... Jadi, ini bukan mimpi," pikirnya, menatap hampa ke arah bantal di bawahnya. Ingatan tentang kehidupan sebelumnya terus memenuhi pikirannya, membuat dadanya terasa sesak.

"Duke Louise... Cecilia... Semua orang yang melakukan nya, semua penghinaan, cambukan itu, semua siksaan yang ku terima, hingga kematianku..." Jasmine mengepalkan tangannya di atas seprai, berusaha menahan emosi yang mulai membuncah.

"Tunggu saja, Louise, Cecilia, dan kalian semua. Dunia akan berbalik. Kali ini, akulah yang memegang kendali. Akan kubalas perbuatan kalian satu persatu. Tak akan aku izinkan kalian semua bahagia mulai saat ini. Kalian akan tau siapa Jasmine D'Orland sebenarnya. Jasmine Clair sudah mati karena kehilangan jati dirinya karena cinta kini telah mati, saat ini hanya ada Jasmine D'Orland si pemberani." tekad Jasmine.

Saat pikiran itu berkelebat, Jasmine merasa matanya mulai berat. Kelelahan fisik dan mental menguasainya. Perlahan, ia terlelap dengan satu tekad yang terukir dalam hatinya.

1
Narti Narti
selalu mengesankan thor lanjut
Narti Narti
AQ hadir thor, semoga sehat selalu
Rossy Annabelle
rasanya tuh pengen nonjok q😬
Moh Rifti
next.../Determined//Determined//Kiss//Kiss//Kiss/
Ayu Septiani
good job Jasmine..... lawan terus argumen dari louise. egonya terlalu tinggi
Ayu Septiani
louise memang bodoh. matahatinya buta tidak bisa melihat kebenaran
ika yanti naibaho
terima kasih up nya/Smile/
ika yanti naibaho
next ya kak terima kasih up nya
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Chen Nadari
wahh ketemu karya baru mu Thor... sukses sll/Kiss/
Grey
lanjuttt kak, semangat
Dinda Siti
geram sekali aku thor bacanya, bikin si louise menyesal thor, jangan sampai si jasmine luluh sama dia thor/Angry//Angry//Angry//Angry/
Poniti
lanjuuuuttttyy
DC
Masih bodoh ternyata Louise
Wulan Bahrain
,manrap jasmin
Etty Rohaeti
lanjut
kaylla salsabella
sabar ya ..sabar Duke i
Wahyuningsih
Mantap thor d tnggu upnya kmbli jgn lma2 upnya yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu sellu 💪💪💪💪❤️❤️❤️
Siji Bae11
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!