"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Ara membuka matanya perlahan, dan melihat Zio yang sudah duduk di posisi semula
"Zio gak ngapa ngapain kan" batin Ara dengan melihat dirinya sendiri
"Pake seat belt coba, kalo ada apa apa kan gue yang bakal tanggung jawab, karena gue yang bawa lo keluar. Kebiasaan banget deh cewe gak pernah pake seat belt, padahal tinggal tarik terus pasang, gitu doang susah amat" ucap Zio seperti menjawab kebingungan Ara.
Ara melihat dirinya yang sudah menggunakan seat belt, dan akhirnya Ara dapat bernafas lega
"Lo mikir apa?" Celetuk Zio
"G-gak ada, gak mikir apa apa" Ara memalingkan wajahnya melihat jalanan kota jakarta yang masih ramai
"Ohhhh" Ara menatap curiga kearah Zio dengan mata yang menyipit dan sedikit mendekatkan tubuhnya kearah Zio
"Apa?" Tanya Zio bingung
"Zio cewenya banyak ya?"
"Loh tiba tiba, siapa bilang?"
"Zio yang bilang sendiri" Ara membenarkan posisi duduknya dan menatap lurus kedepan
"Gue bilang apa?"
"Tadi Zio bilang gini 'kebiasaan banget deh cewe gak pernah pake seat belt'" ucap Ara dengan menirukan cara bicara Zio
Zio terdiam dan menatap sekilas kearah Ara sebelum akhirnyaa kembali fokus menyetir "Cuman karena itu lo mikir gue banyak cewenya?" Tanya Zio
"Iyalah, Zio bilang begitu"
"Lo cemburu?" Tuduh Zio
"Dih mana ada Ara cemburu. Ara kan cuman bilang"
"Ya siapa tau cemburu, tapi jujur sih gue gak punya banyak cewe, dan gak semua orang bisa masuk ke mobil gue, cewe yang gue maksud itu Ibu sama adek gue" jelas Zio
"Yaudah sih, Ara juga gak nanya"
"Ih parah, lo ngambek atau gimana?"
"Mana ada gitu"
"Hmmm bentar lagi kita sampai" ucap Zio mengalihkan topik
"Kenapa masuk kompleks perumahan?" Tanya Ara
"Guru les itu minta kita kerumahnya aja. Coba telpon Azka disebelah mana"titah Zio
"Ara gak punya nomer Azka"
"Ck kenapa gak minta, nih pake ponsel gue" Zio memberikan ponselnya kepada Ara, dan dengan cepat Ara menghubungi nomor Azka
"Diblok D nomer 37" ucap Ara. Zio hanya mengangguk dan mengendarai mobilnya sesuai arahan dari Ara
"Azka" Ara segera turun ketika mobil berhenti tepat didepan Azka
"Hai Ara" Azka tersenyum dengan menyodorkan sebotol minuman
"Wah rasa strawberry, terimakasih Azka" ucap Ara dengan menerima botol tersebut
"Sama sama"
"Buat gue?" Zio menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan berharap kepada Azka
"Gak ada" jawab Azka ketus
"Dih pelit amat lo sama gue"
"Nih Zio ayo berbagi" Ara menyodorkan minuman miliknya, tetapi belum sempat Zio mengambil, lebih dulu Azka melemparkan minuman lainnya
"Gak boleh berbagi minuman Ara" ucap Azka
"Kenapa?"
"Itu namanya ciuman tidak langsung"
"Ciuman tidak langsung tu apa?" Tanya Ara dengan polos
"Ck udah lupain aja, anak kecil gak usah tau" Zio menyentil pelan dahi Ara, membuat sang empunya meringis, tetapi diabaikan oleh Zio. "Lo gak usah ngomong aneh aneh ya Azka" Zio menatap sinis kearah Azka
"Dih kan emang bener, gue bicara fakta"
"Tapi ni bocah polos anjir, lo jangan menodai pikirannya!" Ucap Zio penuh penekanan
"Siapa bocah polos?" Tanya Ara
"Gak ada, lupain" jawab kedua pria itu kompak
"Ekhem" suara deheman terdengar dari arah belakang, kompak ketiganya menoleh dan melihat seorang pria berdiri dengan tatapan mata yang tajam
"Mau sampai kapan disitu?" Tanya pria tersebut dengan suara bariton
"E-eh iya Pak maaf" ucap Ara gugup
"Masuk" pria tersebut langsung saja masuk kedalam rumah. Ara, Azka dan Zio laling berpandangan sebelum akhirnya mengikuti langkah pria tersebut
"Wah rumahnya bagus sekali" gumam Ara ketika kakinya sudah melangkah masuk kedalam rumah
"Duduk" ucap pria tersebut. Ara dan yang lain mengangguk dan duduk tepat berhadapan dengan pria itu
"Hallo kenalin gue Gavin Daffa Argadana, biasa dipanggil Gavin. Kalian biasa aja kali gausah canggung gitu"
Ara, Azka dan Zio terdiam dan saling pandang, entah apa yang mereka pikirkan
"Perasaan tadi kayak galak deh, jutek abis" gumam Ara
"Gue berfikir yang sama, kirain bakal tegas" jawab Azka yang diangguki setuju oleh Zio
"Kalian kenapa bengong?" Tanya Gavin
"E-eh gapapa Pak"
"Jangan panggil Pak, kita kayaknya cuman beda 4 sampai 5 tahun, panggil Kakak aja, mau pake lo gue juga gapapa, santai aja kali, jangan canggung gitu, gue gak gigit juga" Gavin tertawa pelan untuk mencairkan suasana
"Haha iya Pak. E-eh maksudnya Kak" Azka memukul bahu Zio seolah memberi kode untuk ikut tertawa
"Sebelumnya maaf ya, 2 kali kita gak jadi belajar bareng, dan baru bisa sekarang"
"Gapapa Kak santai aja, kita juga sering belajar bertiga kok"
"Hmm okee. Kamu yang paling cantik sendiri siapa namanya?" Tanya Gavin dengan menunjuk Ara
"Ayara panggil aja Ara"
"Oke Ara, dan kalian berdua?" Gavin menatap Azka dan Rafa secara bergantian
"Gue Zio"
"Gue Azka"
"Wah anak zaman sekarang namanya keren keren ya, gitu dong daritadi, enak kan kalo pake lo gue, kayak bestie gitu"
"Ternyata Kakak orangnya humoris ya, dan gampang akrab sama orang lain, kirain Ara tadi, Kakak galak ditambah tegas, tapi ternyata gak seburuk itu yaa" ucap Ara kagum
"Hanya asumsi kamu saja, sebenernya Kakak orangnya gini cukup friendly" jawab Gavin. "Eh lo berdua ambilin minum sana, tuh ke dapur darisini lurus nanti belok kiri, ada di kulkas cemilannya di atas lemari" titah Gavin kepada Azka dan Zio
"Anjir bisa bisanya tamu disuruh melayani" ucap Azka terkejut
"Yehh kalo mau disini harus mandiri, cepet cepet" Gavin mengibaskan tangannya dua kali untuk menyuruh Azka dan Zio agar cepat pergi ke dapur
"Wah parah banget tu guru, emang asik sih tapi nyebelin, cara ngomongnya ke kita sama ke si Ara bener bener beda" ucap Azka ketika dirinya sudah melangkah menuju dapur
"Lo mikir lah bego, Ara cewe, kita cowo, emang udah harusnya cara ngetreat nya beda, Lo gak geli emang kalo Gavin bicara lembut ke kita?" Zio menggeplak kepala belakang Azka yang membuat sang empunya langsung meringis
"Ya iyaa sih, tapi lo gausah mukul gue juga" Azka hendak membalas perbuatan Zio tetapi Zio lebih dulu menghindar. Alhasil kedua pria tersebut tidak jadi membuat minuman tetapi malah bertengkar
"Yang bikin minuman lama banget ya" ucap Gavin
"Kayaknya mereka berantem deh Kak"
"Loh berantem gimana?" Tanya Gavin bingung
"Mereka berdua kurang akur, hal apapun pasti diributkan, coba aja kita lihat" Ara dan Gavin mulai bangkit dan berjalan menuju dapur. Dan benar saja disana mereka melihat Zio dan Azka yang sedang tarik menarik kerah baju