NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Tiri

Menjadi Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Ibu Tiri / Menjadi Pengusaha
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: Carrot_Line

Bangun-bangun sudah menjadi Ibu sambung 4 anak, Li Hua tidak habis pikir dengan itu. Memiliki suami yang suka berfoya-foya dan jarang pulang kerumah.

Menanggung kehidupan keempat tauge kecil membuat Li Hua harus berpikir tentang uang!
Uang,uang dan uang. Dia terus memikirkan itu demi kelangsungan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menantu ketiga anda menjual ubi

Erlang menatap Sanlang tak suka, setengah hari ini saudara nya sudah merebut udang yang di incarannya. Udang sebesar jari kelingking miliknya direbut oleh Sanlang.

"Jangan dekat-dekat dengan kamu, kamu selalu mengambil apa yang ku incar."Erlang menjauhi Sanlang dengan hati-hati.

"Saudara mengapa kamu menuduhku seperti itu? Aku tidak pernah bermaksud merebut incaran mu."kilah Sanlang.

Erlang tidak percaya, dia mendengus kesal dan kembali mencari udang. Lao Lao datang dengan wajah terkejut, mengapa cucu-cucu nya bermain di sungai sore hari ini.

"Kalian! Naik lah, ini sudah sore dan pulang. Kalau nanti masuk angin Lao Lao yang akan repot."

Kedua saudara itu bergegas keluar dari sungai, mendekati Lao Lao dengan senyuman polos.

"Lao Lao, lihat ini. Kami mendapatkan banyak udang untuk makan malam."Sanlang memamerkan udang-udang di bungkus pakaiannya.

Cheng Wenwen segera membasuh kaki dan tangannya yang kotor penuh lumpur, dari datang dari ladang untuk membersihkan diri di sungai.

"Apa Li Hua meminta kalian menangkapnya?"tanya Cheng Wenwen curiga.

Dia takut Li Hua memperlakukan anak-anak seenaknya, bagaimana pun wanita muda itu tidak memiliki pengalaman mengurus anak.

"Hua Niang tidak menyuruh kami, kami lah yang ingin bermain disini."jawab Erlang.

Melihat wajah polos seakan tak menyembunyikan apapun, Cheng Wenwen tersenyum lega,"kalau begitu, kita pulang sekarang."

"Iya,"angguk Sanlang. Mengikuti Cheng Wenwen dari belakang bersama Erlang.

Sepanjang jalan Cheng Wenwen mendengar menantu ketiga nya di bicarakan. Bergosip tentang ubi yang di jual Li Hua begitu murah.

"Nyonya tua Huang!"

"Zhao Guo, ada apa?"

Wanita sedikit lebih muda dari Cheng Wenwen berjalan mendekat,"hei, apa menantu ketiga mu masih memiliki ubi? Ku dengar dia menjual perkilo nya 3 sen."

Dahu Cheng Wenwen mengerut,"mengapa kamu menanyakannya pada ku? Aku saja tidak tau apapun."

Zhao Gue menatap Cheng Wenwen tak percaya,"sepertinya kamu tidak memakan Melon satu ini, kami semua memakan Melon nya. Menantu ketiga memanen ubi liar dan menjual dengan harga murah."

Menantu ketiga nya seperti mendapatkan keberuntungan, dia merasa bersyukur. Orang-orang tidak menggosipkan menantu nya dengan hal-hal buruk.

"Kebetulan aku mau kerumahnya mengantar anak-anak, ikut saja."

"Kakak Ipar kamu memang paham."Zhao Guo mengikuti dengan membawa keranjang anyaman.

Begitu biji melon di lempar, dalam sekejap melon merambat kemana-mana. Semua orang memakan Melon dan membuang bijinya. Kini halaman rumah Li Hua penuh dengan orang-orang yang sedang mengantre.

"Aku tidak menyangka menantu ketiga ku, memiliki keberuntungan yang bagus hari ini."gumam Cheng Wenwen tak percaya.

Zhao Guo langsung ikut mengantre bersama yang lain, Li Hua terlihat sangat cekatan. Menimbang dns menghitung uang dengan tepat. Orang-orang melihat nya menjadi kagum, mereka berpikir Huang Ji menikahi puteri dari seorang pelajar.

Mereka semua membeli hingga ubi tidak tersisa sedikitpun, Da Lang menjadi kecewa. Dia menggali semua ubinya tapi tidak ada yang tersisa untuknya. Sanlang dan ErLang berlari menghampiri Li Hua, berbisik ditelinga Li Hua. Hampir merasa geli karena bisikan halus itu.

"Bibi, apa kamu benar-benar menemukan banyak ubi hari ini?"bisik Sanlang.

"Semuanya tidak di jual bukan."sela Erlang sedikit keras.

Li Hua tertawa mendengar nya, sejak selesai di jemur sebentar. Dia telah memisahkan ubi untuk makan malam, dan 1 kilo untuk mertuanya.

"Tentu saja, Bibi tidak mungkin membiarkan semua orang di rumah ini tidak memakannya."bisik Li Hua, suaranya terdengar jernih. Dia tidak benar-benar berbisik karena semua orang sudah pergi.

Da Lang merasa lega mendengarnya, begitu juga dengan Sanlang dan ErLang. Perhatian Li Hua kini teralihkan pada Cheng Wenwen.

"Bu, apa kamu mengantarkan anak-anak pulang?"

"Iya, mereka bermain terlalu lama di sungai. Ada baiknya melarang mereka bermain disana, kita tidak tau bahaya apa yang mengintai mereka dari dalam air."tutur Cheng Wenwen.

Dia menegur Li Hua secara tidak langsung, Li Hua yang paham segera menganggukkan kepalanya.

"Kami baik-baik saja Lao Lao, Hua Niang lihat kami membawa banyak udang."Sanlang memamerkan udang dalam bungkusan kain bajunya.

"Taruh di dapur, nanti aku akan memasaknya. Dan pisahkan untuk Lao Lao."

"Tidak, tidak perlu. Aku tidak mau mengambil makanan kalian, sedangkan kalian sendiri kekurangan makanan."tolak Cheng Wenwen cepat.

Dia segera berbalik dan hendak pergi, Li Hua meraih tangannya. Menahan Ibu Mertuanya agar tidak pergi terlebih dahulu.

"Tunggu lah sebentar,"

Cheng Wenwen merasa gatal di seluruh tubuh, dia benar-benar ingin pulang dan mandi sekarang. Menantu nya malah meminta menunggu sebentar, dan berlari masuk kedalam rumah. Li Hua kembali dengan satu kilo ubi, dia memberikan nya pada Cheng Wenwen.

"Bu, terimalah. Jangan menolaknya."

Menantunya pandai membuat Cheng Wenwen kesulitan, dia enggan menerimanya. Kalau menerima bukankah itu lebih terasa merebut sesuatu dari rumah bobrok? Akan tetapi Li Hua terus memaksa, mau tidak mau Cheng Wenwen menerimanya.

"Hanya kali Ini saja, prioritas kan anak-anak. Mereka kekurangan gizi."

Li Hua mengangguk dan tersenyum manis, mengantar kepergian Cheng Wenwen. Begitu Ibu mertua menghilang dari pandangan. Siniang muncul dengan wajah cemong penuh tanah, cengiran lebar muncul di sudut bibirnya.

"Hua Niang, aku kembali"teriak si kecil.

Li Hua menahan tubuh Siniang yang hendak memeluknya,"mandi dulu, jangan membuatku ikut kotor."

"Hehehe... Apa hari ini kita makan udah lagi?"

"Pastinya, kami berdua menangkap banyak udang untuk makan malam."Sanlang menggosok hidungnya bangga.

Siniang meloncat-loncat kegirangan, dia berlari menuju kamar mandi lewat pintu samping. Li Hua menoleh pada Da Lang, anak pertama itu merasakan sebuah feeling buruk.

"Kamu bantu aku memasak,"

"Ta-tapi..."

"Bibi, kami mau membantu juga!"teriak Erlang bersemangat.

Li Hua mengacungkan dua jempolnya, mengajak ketiga anak laki-laki pergi ke dapur untuk memasak udang dan ubinya. Benak nya kali ini di penuhi pertanyaan, mengapa anak-anak memanggil nya Hua Niang disaat ada orang-orang disekitarnya. Tapi begitu tidak ada akan memanggil bibi saja.

'Mungkin, mereka tidak mau hal buruk terjadi kalau melakukan sesuatu dengan terang-terangan,'batin Li Hua.

"Besok, aku akan pergi ke Kabupaten. Salah satu dari kalian akan menemani ku."ucapan Li Hua mengundang kegembiraan anak-anak.

"Bibi, biarkan aku ikut."ucap Erlang bersemangat.

"Tidak, ajak saja aku,"Sanlang menunjuk dirinya sendiri penuh harap.

"Jangan ribut, kita tentukan besok, cepat selesaikan semua ini kalau tidak mau makan malam terlambat."Li Hua merasa kedua saudara itu akan berantem.

Dia memutuskan untuk tidak membahasnya sekarang, anak-anak akan membuat masalah di dapur. Dan itu buruk, Da Lang memahami itu. Dia meminta Erlang dan Sanlang untuk tetap tenan

1
end
Mc lemah jadix q malas baca beda cerita lain
Sarifah Sarifah
thorn yg hanya upnya
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
RJ 💜🐑
ceritanya sangat bagus, semoga Li Hua dan anak anak sambung nya dapat uang yang banyak
Lala Kusumah
rejeki tak kan kemana... semangat Lin Hua.....
Try
mungkin terasa aneh dgn buah buahan yg banyak mangfaat ny
Try
dagangan laris manis
Ita Xiaomi
Moga rejeki mereka lancar dan bs hidup berkecukupan dan bahagia.
Ita Xiaomi
Da lang sibuk nyari lapak kosong sedangkan jualan udah laku semua😁.
Enah Siti
Gak jdi di gantung di pohon tomat🤭🤭🤭🤭🤭😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏mksih thor
Enah Siti
thor gak up lgi 🙏🙏🙏🙏🙏
Enah Siti: oke ku tunggu awas klau gak ada ku gantung di pohon tomat thor 💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍mksih
Carrot: Hari ini up kak, baru dikirim untuk di review. Tunggu ya kak paling satu jam lagi baru tayang/Pray/
total 2 replies
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya thor, ceritanya bagus 🤗🤗👍🏻❤
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Erha Print
semangat berkarya
Erha Print
lanjutt
Erha Print
crazy up dunk
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Lala Kusumah
jgn ikut tetap disana aja Li Hua, kasihan anak-anak... lanjuuuuuuuuuuutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!