Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Tuan Ramos tidak ingin rumah tangga putranya dengan Vanessa dibayang-bayangi oleh Diego. Sehingga dia memutuskan untuk mengikuti keinginan Diego yang hanya akan hidup bersama dengan Vanessa selama 9 bulan, setelah itu Diego akan pergi meninggalkan Vanessa sambil membawa bayinya. Agar suatu saat nanti jika Vanessa dengan Jerry menikah, kehidupan rumah tangga mereka akan tenang.
Tuan Arthur memang tidak menginginkan seorang cucu yang yang memiliki darah dari orang miskin. Sehingga dia merasa bahwa keputusan Diego memang keputusan yang tepat.
Walaupun pada awalnya Jerry tidak bisa menerimanya. Mungkin karena dia tidak rela jika Vanessa menikah dengan pria lain. Sehingga Tuan Ramos membawa Jerry pergi meninggalkan mansion.
Saat ini Tuan Arthur sedang berbicara berdua dengan Diego di ruangan kerjanya. Dia ingin mengetahui asal usul pria itu.
Tuan Arthur menghela nafas dengan kasar setelah mengetahui bahwa Diego adalah seorang pria miskin yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Membuat dia memandangi Diego dengan tatapan sinis, untuk merendahkannya.
"Kamu harus menepati janjimu. Setelah putriku melahirkan, kamu harus membawa bayi itu. Jangan pernah muncul lagi ke kehidupan kami! Jangan pernah bermimpi untuk menjadi menantu dari seorang Arthur Mahendra. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap kamu sebagai menantuku!" Tuan Arthur berkata dengan nada membentak.
Diego sama sekali tidak merasa sakit hati ataupun tersinggung dengan penghinaan yang dilontarkan oleh Tuan Arthur kepadanya. Mungkin karena pria itu memang seakan tak memiliki hati dan perasaan. Sikap selalu dingin.
"Iya, Tuan."
"Baguslah kalau kamu tahu diri. Di mataku kamu tak lebih dari kotoran, sangat menjijikkan!" Setelah puas menghina Diego, Tuan Arthur memilih untuk pergi meninggalkan Diego.
Diego masih terdiam sambil berdiri. Pria semakin mengepal tangannya dengan kuat, sehingga urat-urat di tangannya terlihat sangat jelas. Dia akan membuat pria paruh baya itu mencabut semua penghinaan yang telah dia lontarkan kepadanya. Dan akan membuat pria itu memohon-mohon kepadanya untuk meminta ampunan. Apalagi kini putrinya sebentar lagi akan berada di dalam genggamannya.
...****************...
Saat ini Vanessa dan Diego sedang berbicara berdua di halaman belakang mansion. Vanessa sangat penasaran sekali mengapa pria itu tiba-tiba berubah pikiran untuk menikah dengannya? Bukannya waktu itu Diego telah menolaknya mentah-mentah?
"Apa ayahku memarahimu?" Tanya Vanessa kepada Diego.
"Tidak." Jawab Diego, singkat.
Vanessa sangat merasa lega mendengarnya, dia takut gara-gara dia, Diego terkena amukan ayahnya. "Beneran?"
"Hm."
"Lalu kamu dan ayahmu membicarakan apa aja?" Walaupun jawaban dari Diego sangat singkat. Tapi Vanessa tidak pernah kapok untuk bertanya kepada Diego.
"Ceritanya sangat panjang."
Vanessa menghela nafas dengan kesal, "Hm ya sudah kalau kamu tidak mau membicarakannya sekarang. Tapi mengapa kamu bisa tahu tempat tinggal ku?"
Diego menjawabnya dengan nada datar. "Siapa yang tidak tahu dengan mansion mewah milik keluarga Mahendra?"
Vanessa mencoba untuk mempercayai jawaban yang dilontarkan oleh Diego. "Lalu kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran? Bukannya kamu sudah menolakku?"
"Karena aku membutuhkan uang. Walaupun sebenarnya aku merasa ragu apa aku sanggup hidup denganmu?" Mungkin maksud Diego, dia yang biasanya menjalani kehidupan yang sangat hening, paling juga suara desingan senjata api yang sering dia dengar. Kini dia harus terbiasa hidup dengan seorang wanita yang cerewet seperti Vanessa.
Vanessa mengigit bibir bawahnya sambil memandangi Diego. Mungkin dia sangat kesal dengan sikap pria itu. Apakah mungkin Diego memiliki mata minus, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa calon istrinya itu memiliki paras yang sangat cantik?
Baru kali ini dia bertemu dengan seorang pria miskin tapi sikapnya sangat arogan.
"Sejujurnya aku juga tidak pernah bermimpi akan memiliki suami yang sikapnya seperti beruang kutub. Tapi berhubung karena pernikahan kita hanya sementara, aku rasa tidak mempermasalahkannya. Hanya 9 bulan. Yang penting aku tidak menikah dengan Jerry. Walaupun suatu saat nanti kita bercerai, aku harus mencari alasan yang lain lagi agar tidak menikah dengan pria itu." Vanessa berkata sambil nyeroscos, membuat kuping Diego terasa sakit.
Diego hanya diam sambil memandangi Vanessa, sepertinya Vanessa terlalu percaya diri sekali bahwa dia masih memiliki waktu yang panjang untuk menjalani hidupnya. Padahal Diego memiliki rencana untuk melenyapkan semua targetnya dalam waktu paling lambat tiga bulan. Mungkin saja Vanessa pun akan mati ditangannya. Sesuai perintah dari sang tetua.