Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Penyesalan Mikel yang Terlambat
Mikel duduk di ruang kerjanya, tangannya memegang selembar surat cerai yang belum dia tanda tangani. Surat itu sudah beberapa bulan tergeletak di meja, tapi kini terasa semakin berat di tangannya. Matanya menelusuri setiap kata, tapi pikirannya melayang jauh, kembali ke masa masa di mana dia dan Ola masih bersama.
Bagaimana bisa aku menghancurkan hidup wanita sebaik dia? batin Mikel bergejolak, penuh penyesalan yang menusuk.
Dia ingat senyum lembut Ola, bagaimana dia selalu sabar menghadapi segala masalah yang mereka alami selama pernikahan. Dia teringat bagaimana Ola menangis dalam diam ketika ia tahu Mikel telah menikahi Nikita. Waktu itu, Mikel tidak peduli. Ia merasa berhak melakukan apa yang menurutnya benar, bahkan jika itu menyakiti Ola.
Kini, semuanya sudah terlambat. Ola sudah tidak ada di sisinya. Mereka terpisah begitu jauh, dan Mikel tidak yakin apakah ada kesempatan untuk memperbaikinya.
Mikel menarik napas panjang, matanya tetap terpaku pada surat cerai di tangannya.
“Kenapa aku begitu bodoh?” gumamnya.
“Kenapa aku tidak pernah bisa melihat siapa yang benar-benar mencintaiku?” lanjutnya.
Seolah pikirannya dan hatinya berkecamuk, berperang dan mencari sesuatu yang hilang darinya. Ya akhirnya dia mengakuinya Ola lah yang hilang dari hidup utuhnya, rumah tangga yang dia menjadi penghancurnya.
Pikirannya kembali ke Nikita dan Michelle. Ketika ia berpikir bisa memulai kehidupan baru dengan Nikita dan putrinya, kenyataan pahit menghancurkan semua ilusi itu. Michelle bukan darah dagingnya, dia adalah anak dari hubungan gelap papanya sendiri. Mikel merasa seperti boneka yang terus dimainkan oleh nasib, membuat keputusan keputusan yang selalu berujung pada kehancuran.
Dia sudah bertekad akan menyelesaikan satu persatu masalahnya. Ola yang dia pilih untuk yang pertama di selesaikan. Membuat janji dengan Axel, agar bisa menyampaikan maksudnya. Axel, satu satunya pria yang selalu berada di sisi Ola, tanpa pamrih, membantu dan melindunginya. Axel juga yang menjadi perantara antara Mikel dan Ola, ketika Mikel ingin bertemu dengannya.
***
Di kantor Axel.
"Aku ingin bertemu dengan Ola," pinta Mikel dengan suaranya penuh harap.
"Aku ingin menyerahkan surat cerai ini langsung padanya. Aku akan menandatanganinya di depannya, menunjukkan bahwa aku ikhlas melepaskannya." lanjutnya dengan map yang di bawanya menunjukkan pada Axel.
Axel menatapnya sejenak, wajahnya tanpa ekspresi.
“Ola tidak ingin bertemu denganmu, Mikel. Dia sudah melangkah jauh ke depan. Kehidupannya sudah berbeda.” jelas Axel.
Mikel merasa jantungnya berhenti sejenak.
“Kenapa? Dia takut padaku?” tanya Mikel.
“Bukan karena takut. Dia hanya tidak ingin membuka luka lama. Dia rapuh, Mikel. Dia sudah melalui banyak hal. Melihatmu mungkin hanya akan membuatnya terpuruk kembali.” jawab Axel menggeleng pelan.
"Aku hanya ingin menebus kesalahanku. Setidaknya, aku ingin meminta maaf." ucap Mikel menundukkan kepala, merasakan kepedihan yang mendalam.
Axel menarik napas panjang, lalu berkata,
“Mikel, terkadang penyesalan datang terlambat. Kadang, kita harus menerima bahwa kesempatan sudah tertutup. Bukan berarti kamu tidak bisa berubah, tapi mungkin perjalanan hidup Ola tidak lagi ada tempat untukmu.” ucap Axel.
Bohong jika Axel saat ini tidak sangat bahagia, hal yang paling di nantikannya akan segera terjadi. Hal status Ola, disaat kelak sudah berubah statusnya. Axel mencoba lebih dekat untuk bisa membuat Ola semakin bahagia bersama dengannya. Janji yang di sudah di sematkan dalam hatinya, ingin membahagiakan Ola.
"Jika begitu, bantu aku katakan sekali lagi keinginanku ini. Aku mohon Axel," pinta Mikel.
"Baiklah, ini terkahir kalinya aku akan bicara dengannya lagi. Tapi hasilnya nanti apa, aku harap kamu bisa menerimanya dengan lapang," ucap Axel yang akhirny menyetujui hal itu.
"Besok aku akan memberikan kabarnya padamu," lanjut Axel.
***
Di tempat lain, orang tua Mikel juga hidup dalam keheningan yang mencekam. Syakila belum mau berbicara dengan Marsel sejak rahasia besar itu terbongkar. Syakila, yang selama ini merasa memiliki keluarga yang sempurna, kini merasa dunianya runtuh. Setiap kali melihat Marsel, dia merasakan kebencian yang mendalam, meskipun hatinya masih dipenuhi cinta yang sulit ia padamkan.
Mikel sering mengunjungi ibunya di rumah, tetapi setiap kali ia bertanya tentang hubungannya dengan Marsel, Syakila hanya diam. Hatinya belum siap memaafkan, belum siap menerima kenyataan pahit yang selama ini tersembunyi di balik kehidupan rumah tangganya yang tampak sempurna.
“Ma, apakah akan kembali bersama Papa?” tanya Mikel besoknya.
“Mikel, Mama tidak tahu. Hati Mama sudah terlalu terluka. Kebohongan yang selama ini Papa simpan terlalu besar.” ucap Syakila menggeleng pelan, air mata menggenang di sudut matanya.
“Aku mengerti, Ma. Aku juga merasa dikhianati.” jawab Mikel menunduk, merasakan kesakitan yang sama. Mama dan anak mempunyai masalah yang sama di khianati oleh pasangannya sendiri.
“Mungkin, Mikel, inilah saatnya kita berdua belajar melepaskan. Melepaskan rasa sakit, melepaskan penyesalan, dan melepaskan orang-orang yang sudah tidak seharusnya ada dalam hidup kita.” ucap Syakila menatap putranya dengan pandangan penuh kasih.
Mikel tidak bisa berkata apa apa. Ia tahu, mamanya benar. Tapi apakah dia siap untuk melepaskan semuanya? Melepaskan Ola, wanita yang seharusnya ia jaga dan cintai? Melepaskan kebahagiaan yang pernah ia miliki, tapi ia hancurkan sendiri?
***
Di dalam kamarnya sambil menatap surat cerai itu, Mikel tahu bahwa waktunya telah tiba. Waktu untuk menandatangani surat itu dan benar-benar melepaskan Ola. Tidak ada lagi jalan kembali. Tidak ada lagi kesempatan kedua.
Dengan tangan gemetar, Mikel akhirnya mengambil pena. Ia menatap kosong pada lembaran kertas di depannya, lalu menuliskan tanda tangannya dengan perlahan. Setiap goresan pena seolah membawa kepedihan yang mendalam, tetapi juga kepasrahan.
“Mungkin ini yang terbaik,” lirih Mikel pada dirinya sendiri. “Ola berhak mendapatkan kebahagiaan, bahkan jika itu bukan denganku.”lanjutnya.
Surat itu kini telah selesai ditandatangani. Mikel tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Namun di balik semua penyesalan, dia tahu satu hal meskipun terlambat, dia harus belajar menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya. Entah bagaimana caranya, meski itu berarti tanpa Ola di sisinya.
"Selamat tinggal, Ola! Akhirnya aku melepaskanmu!" ucap Mikel yang menatap surat cerai yang sudah dia tanda tangani.
Sebuah pesan masuk lewat hpnya.
"Maafkan aku, Mikel. Ola tidak mau bertemu denganmu. Aku sudah merekam percakapan kami. Agar kamu tidak salah duga padaku." pesan Axel.
Tidak beberapa lama kemudian rekaman suara telah di terima Mikel.
"Ola, hari ini Mikel datang padaku," ucap Axel.
"Apa yang dia mau?" tanya Ola yang terdengar suaranya ada kemarahan disana.
"Dia ingin menandatangani surat cerainya di hadapanmu," ucap Axel.
"Tidak! Aku menolak!" jawab cepat Ola yang terdengar sangat marah kali ini.
"Katakan padanya sekarang atau nanti tetap akan sama hasilnya! Aku sudah tidak ingin melihat wajahnya lagi! Dia jika sadar diri harusnya secepatnya melakukan hal itu. Tidak selalu mencari alasan untuk menemuiku, Axel. Aku harap kamu katakan padanya." lanjut Ola.
...****************...
Hi semuanya!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini.
Keren banget 🔥😍