"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biarkan Dia Pergi
"Mas Abi nggak capek?"
Tanya Azizah yang merasa kasihan sekaligus lucu, Pria di hadapannya sangat berkeringat.
"Lumayan..."
Ucap Abimana seraya tersenyum manis namun justru membuat Nayla tertawa terbahak-bahak.
"Lagian Pak Abi ada-ada aja, daripada dituntun begitu mending tadi kita bonceng 3 hihihi"
Nayla masih saja cekikikan, apalagi melihat wajah putih Abimana menjadi merah seperti udang rebus dan bajunya yang basah. Pria itu benar-benar mandi keringat pagi-pagi.
"Iya juga yah... Nggak kepikiran saya Nay..."
"Udah nggak apa-apa, Itu tukang buburnya udah deket, kita sarapan dulu. Mas Abi pasti laper kan? Kalorinya udah di keluarin semua hihi"
"Hehehe iya nih, udah keroncongan"
Jawab Abimana....
Mereka bertiga pun memesan bubur ayam dan menyantapnya dengan lahap...
Di tengah aktivitas sarapan mereka, handphone Abimana berdering..
'Malik?'
Rupanya asistennya yang menelepon.
"Emm, Azizah sebentar ya, Saya angkat telepon dulu"
"Oh... iya mas"
Abimana pun bangkit dan segera menjawab panggilan dari orang kepercayaannya itu.
"Yes, What's happening?"
"...."
"Sekarang?"
"...."
"Coba undur 30 menit lagi. Aku akan segera ke kantor"
"...."
"Ayolah Malik, jangan membuatku kesal pagi-pagi, 30 menit tidaklah lama"
"..."
"Hmn, Baiklah,
Jemput Aku di tempat biasa, Thank you"
Abimana mematikan panggilan teleponnya.
Wajahnya menjadi sedikit murung, Pria tampan itu kemudian melirik wanita pujaan hatinya yang tak lain adalah Azizah.
Abimana harus segera terbang ke Singapura, Ia tengah menggarap proyek tentang software peningkatan keamanan data instansi pemerintah di sana.
Mendengar proyek itu saja Abimana sudah bisa mengira-ngira bahwa Ia tak mungkin berada di negara itu dalam waktu singkat, paling cepat 2 minggu Dia harus stay di sana.
Abimana kembali duduk dan menikmati sisa bubur ayamnya yang masih separuh.
Azizah tentu saja bisa melihat perubahan ekspresi Pria itu.
"Ada masalah mas?"
Tanya Azizah kemudian, Nayla yang berada di sampingnya ikut menoleh dan menatap Abimana.
"Mmm, Hanya diminta atasan untuk rapat"
"Sekarang?"
"Ya, setelah antar kamu dan Nayla Aku langsung berangkat ke kantor"
"Oh nggak usah mas, biar Aku sama Nayla aja, udah deket juga kan. Kamu langsung berangkat aja setelah sarapan"
"Nggak apa-apa emangnya?"
Tanya Abimana yang otomatis membuat Azizah mengernyit bingung.
"Tentu saja, nggak apa-apa mas, santai aja"
"Iya pak Abi, lagipula pekerjaan itu lebih penting"
Nayla yang tahu tentang siapa sebenarnya Abimana, tentu sudah paham jika yang menelepon pria itu barusan pasti orang penting.
"Ya sudah... Maaf ya Azizah"
" Kenapa minta maaf mas? Mas Abi udah repot-repot nemenin Aku sama Nayla jalan kaki aja Aku udah terima kasih banget lho"
"It's Oke... Aku senang melakukannya"
Abimana tersenyum lembut, Azizah pun membalasnya meskipun perasaannya sedikit tidak nyaman.
Bagaimanapun Dia adalah seorang perempuan, Dia tahu bahwa perhatian Abimana sedikit berlebihan.
"Oh ya Mas, Minggu besok Aku ngajar Tasya nya habis Dzuhur yah, soalnya pagi Akuada pesanan kue"
"Oh ya, tentu. Atur aja sesuai keinginan Kamu"
"Iya, makasih ..."
Merekapun melanjutkan sarapan pagi itu dalam diam.
Abimana dengan ketidakrelaannya meninggalkan Azizah, sementara Azizah sendiri tidak nyaman dengan perhatian Abimana.
Jangan tanya Nayla, dari tadi Dia benar-benar merasa seperti obat nyamuk kingkong diantara mereka berdua. 😭
****
"Dit kok Loe pinter banget sih, bisa tahu di galery hapenya Azizah nggak ada satupun fotonya?"
Tanya Vano. Mereka bertiga sekarang berada dalam satu mobil, yaitu mobil Axel.
Sementara mobil Vano sendiri sudah di ambil oleh supirnya.
"Ya Ampun, orang bego aja pasti paham bro. Ya ngapain juga Azizah pake acara bakar foto segala kalo di hapenya masih ada foto. Loe emang blo'on kuadrat ya Van!"
"****** Loe. Gue puji malah Lo caci maki"
Sungut Vano sebal.
"Udah, kalian bisa diem nggak? Bikin tambah pusing tau nggak"
"Ya Sorry Xel"
Vano dan Radit pun terdiam, apalagi saat melihat wajah angker Axel. Memang lebih baik diam daripada kena bogem mentah nyasar.
Semalam Axel seperti balita, sekarang sangat garang seperti preman pasar.
Axel mengemudi dengan kecepatan tinggi. Rasanya sudah tidak sabar untuk sampai di rumah sakit.
Dugaan Radit sepertinya tidak salah. Kakeknya pasti tahu dimana keberadaan Azizah.
Sikapnya yang tiba-tiba berubah dingin dan tidak lagi membahas Azizah semakin membuatnya yakin bahwa Kakeknya mungkin terlibat dalam kepergian istrinya itu. Atau bukan tidak mungkin malah kakeknya yang menyembunyikan Azizah darinya???
Setelah hampir 2 jam perjalanan, Axel dan kedua sahabatnya sampai juga di Rumah Sakit tempat Kakeknya berada.
Setelah memarkirkan mobilnya, Pria tampan yang kini terlihat sedikit pucat itu segera turun dan berjalan cepat menuju ruang Adhitama, meninggalkan Vano dan Radit yang mencebik kesal.
Padahal mereka sudah menemani sejak semalam, tapi sahabatnya yang kurangajar itu meninggalkan mereka begitu saja.
Bahkan pagi ini mereka tidak di beri sarapan. Axel kalau sudah menjelma menjadi monster memang sangat menjengkelkan.
"Liat noh bestie Loe, nggak ada rasa terima kasihnya emang tuh orang"
Keluh Radit yang di tanggapi Vano hanya dengan mengendikkan bahu.
"Sayangnya kita terlanjur sayang"
"Idih... Loe kali, Gue sih normal"
"Maksud Gue sayang sebagai sahabat Raditya!"
"Oh... Ya udah yuk masuk"
"Nanti aja deh, biarin Axel bicara empat mata sama Kakeknya. Kita sarapan dulu"
"Ooh ya kita belom sarapan, sampe lupa Gue. Ya udah yok Cabut?"
"Let's go!"
Sementara itu....
Axel mengetuk pintu kamar Adhitama, Kakeknya. kemudian membukanya perlahan. Kakeknya tengah membaca majalah bisnis kesukaannya.
Axel memandangi wajah sepuh itu dengan mata perih.
Dulu Adhitama yang memaksanya menikah dengan Azizah. Dia mati-matian menolak namun kakeknya itu sama sekali tidak memberinya pilihan. Sampai Axel meluapkan semua kemarahan dan kebenciannya hanya pada Azizah, karena Ia tidak seberani itu untuk melawan kakeknya.
Sekarang, Jika benar kakeknya terlibat dengan kepergian istrinya itu, apa Ia benar-benar cucunya?
"Kakek...."
Axel memanggil pria berusia 75 tahun itu dengan suara serak dan dalam, Adhitama yang sebenarnya sudah menyadari kedatangan cucunya itu hanya melihat sekilas, kemudian kembali fokus membaca.
"Dimana Azizah?"
Axel memiliki tingkat kesabaran yang sangat minim dan pantang berbasa-basi.
Apalagi Ia sudah tak bisa tidur semalaman hanya karena ingin mendapat jawaban tentan keberadaan Azizah dari kakeknya itu.
"Kenapa? bukankah seharusnya Kamu senang?"
"Jadi benar, kakek tahu kemana Azizah pergi?"
Adhitama menghembuskan nafas lelah.Ia bingung dengan sikap cucunya ini.
Dulu menggebu-gebu ingin Azizah pergi. Sudahlah wanita malang itu pergi, sekarang di cari-cari pula.
"Biarkan Dia pergi Axel, Kamu tidak bahagia bersamanya, Diapun sama. Jadi, biarkan Dia pergi"
Axel mengepalkan tangannya kuat-kuat, Nafasnya memburu karena marah dan sekaligus sedih.
"Kakek...."
"Kamu sudah banyak melukainya Axel, Kakeh tahu walaupun Azizah selalu menutupinya. Sekarang setelah Dia pergi, kenapa Kamu mencari? Bukankah ini juga kemauanmu?"
Axel tidak bisa berkata-kata, Semua ucapan Kakek Adhitama sama sekali tidak bisa Ia sangkal...
Bersambung....
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️❤️❤️❤️
luvv banyak-banyak ❤️❤️❤️🌹
Bersambung