Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19.
Bastian berhasil mengejar Carla, dan dengan cepat menarik tangan ponakan angkatnya itu.
"Carla, mau ke mana, Ayo ke mari! Paman ingin mengenalkan kamu dengan rekan kerja dari luar negeri, yang akan bekerja sama dengan grup Miller!" Bastian mencengkeram pergelangan tangan Carla.
Carla menahan dirinya, "Sejak kapan aku menjadi bagian penting dari grup Miller! apa Paman tidak salah? aku tidak tertarik!" Carla menarik tangannya.
"Carla! ada apa denganmu! kamu putri kak Frederick, tentu saja kamu bagian dari grup Miller!" Bastian menatap dengan lekat Carla.
Wajah datar Carla dengan dingin memandang Bastian, "Paman sadar tidak, apa yang baru saja Paman katakan? sejak kapan Paman peduli padaku? apa Paman tidak ingat, aku ini Carla yang manja, Carla yang membuat Paman sakit kepala, Carla yang ke kanak-kanakan!"
Nada tenang Carla membuat Bastian terdiam, dan tidak percaya melihat Carla berubah menjadi dewasa.
"Carla, kamu kenapa? biasanya kamu selalu ingin dekat dengan Paman, bukankah Paman sudah minta maaf sebelumnya? kalau Paman lupa, untuk melihat kamu setelah jatuh dari kolam renang!" Bastian meraih kembali tangan Carla.
Dengan cepat Carla menghindari tangan Bastian, "Aku sudah merenungi, apa yang telah ku lakukan selama ini, memang benar kata Paman, aku tidak pantas jatuh cinta pada Paman, karena itu... aku berupaya untuk tidak dekat lagi pada Paman, dan.. aku akan jatuh cinta pada pria lain!" suara Carla begitu tenang, dan terdengar dingin.
Bastian tiba-tiba merasakan dadanya sakit, mendengar kata-kata terakhir Carla.
Ia seharusnya lega, karena Carla menyadari, kalau perasaan Carla selama ini salah padanya.
Tapi, penjelasan Carla barusan, membuat hatinya tidak nyaman.
"Paman... maafkan aku.. karena tidak bisa mengendalikan Carla, ia telah membuat Paman malu, Paman.. biarkan saja dia.. tolong aku untuk pergi ke kamar ganti, Paman!" terdengar suara Ivanka mendekati mereka, dengan nada yang terdengar memelas.
Carla menunjuk Ivanka dengan dagunya, "Lihat... itu sepupuku yang sangat di percayai Paman, dia terlihat begitu menyedihkan, Paman cepatlah bantu dia seperti yang biasa Paman lakukan padanya!" ujar Carla dengan datar.
Tangan Carla kembali mendorong Bastian ke arah Ivanka, sehingga tubuh Bastian nyaris menabrak Ivanka yang datang mendekat.
Carla kemudian berbalik meninggalkan Bastian, yang berdiri diam tidak percaya, melihat perubahan pada Carla yang menjadi dewasa.
"Paman... jangan perduli kan dia, pasti dia sengaja terlihat berubah, agar Paman memperhatikannya, lihat... Paman.. bajuku perlu di ganti.. temani aku ke kamar ganti, aku malu jalan sendiri, Paman!" suara rengekan Ivanka terdengar begitu sedih, dan penuh harap pada Bastian.
"Kamu pantas mendapatkan nya, kamu kira aku tidak melihatmu, mencoba ingin menyiram Carla dengan gelas minuman yang kamu pegang!" Bastian memandang dingin Ivanka, "Kalau kamu mencoba menggangu Carla lagi, mulai malam ini kamu jangan menginjakkan kaki lagi ke Mansion Miller!"
Ivanka kembali di kejutkan oleh perkataan dingin Bastian, ia membeku di tempatnya, Bastian tahu apa yang akan ia lakukan pada Carla.
"Paman... aku.. " nada suara Ivanka tercekat.
"Aku bukan babysitter mu untuk mengurusi dirimu! jangan pernah melakukan hal curang lagi pada Carla! aku sudah periksa kejadian di kolam renang! kamu yang mendorong Carla jatuh ke dalam kolam renang itu, aku peringatkan kamu! aku akan beri perhitungan padamu, kalau kamu mencoba memprovokasi Carla lagi!" mata Bastian tajam memandang Ivanka, dengan nada penuh ancaman.
Ivanka semakin membeku di tempatnya, ia tidak menyangka ketahuan sama Bastian.
Raut wajahnya terlihat pucat.
Bastian kemudian berbalik meninggalkan Ivanka, untuk kembali membujuk Carla, agar mau berkenalan dengan tamu khusus dari luar negeri.
Sementara itu, Carla tanpa sengaja berpapasan dengan seorang wanita, yang ia tahu sangat menyukai Bastian.
Di kehidupan yang lalu, wanita itu ia suruh di pecat Bastian, karena sebagai seorang Sekretaris, wanita itu juga nyaris sama seperti Ivanka.
Carla ingat bagaimana ia berteriak pada wanita itu, agar jangan pernah berpikir untuk mendapatkan Bastian.
Diam-diam Carla tersenyum geli, mengingat sikapnya yang lalu, benar-benar sangat memalukan.
Bersambung.....