"Menikahlah denganku, maka akan kutanggung semua kebutuhanmu!"
Karina Anastasya harus terjebak dengan keputusan pengacara keluarganya, gadis sebatang kara itu adalah pewaris tunggal aset keluarga yang sudah diamanatkan untuknya.
Karina harus menikah terlebih dahulu sebagai syarat agar semua warisannya jatuh kepadanya. Hingga pada suatu malam ia bertemu dengan Raditya Pandu, seorang Bartender sebuah club yang akan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafafe 3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelidikan
Tanpa sepengetahuan Karin, Om Heru telah menjalankan penyelidikan lebih dalam mengenai Pandu. Pengacara berpengalaman itu tak pernah begitu saja mempercayai orang yang muncul tiba-tiba dalam kehidupan kliennya, apalagi dalam situasi yang mencurigakan seperti ini. Kecurigaannya semakin menguat ketika Pandu muncul seolah-olah dari "keajaiban" yang menyelamatkan Karin di saat paling tepat.
Om Heru telah memanfaatkan jaringan luasnya untuk mencari informasi tentang Pandu. Dalam beberapa hari, ia berhasil mendapatkan fakta mengejutkan, Pandu bukanlah orang biasa. Dia sebenarnya adalah putra seorang pengusaha kaya yang dikenal luas di kalangan elite bisnis. Namun, yang lebih mengejutkan adalah bahwa Pandu telah kabur dari keluarganya sejak setahun lalu, memutus kontak dengan orang tuanya dan memilih untuk hidup di bawah radar.
Sore itu, Om Heru sedang duduk di kantornya, mempelajari dokumen hasil penyelidikannya. Ia membaca dengan saksama catatan tentang keluarga Pandu, sebuah dinasti bisnis yang terkenal di sektor properti. Di sana, tertera nama asli Pandu, Raditya Pandu Wiratama, anak sulung dari Wiratama Group, sebuah perusahaan yang memiliki ratusan properti di seluruh negeri.
Om Heru menyandarkan punggungnya ke kursi, menghela napas panjang. "Jadi, ini permainanmu, Pandu," gumamnya pelan. "Kamu tidak hanya bersembunyi dari keluargamu, tapi juga mencoba bermain di balik skenario pernikahan kontrak ini."
Dia tahu, dengan informasi ini, Pandu berada dalam posisi yang sangat rentan. Jika Karin mengetahui kebenarannya, pernikahan kontrak mereka bisa hancur berantakan, dan rencana Karin untuk mendapatkan harta orang tuanya akan semakin rumit.
Namun, Om Heru memilih untuk tidak terburu-buru. Ia ingin melihat seberapa jauh Pandu akan memainkan perannya dan bagaimana rencana mereka akan berjalan. Jika pada akhirnya Karin perlu tahu, maka dia akan memastikan semuanya terungkap pada waktu yang tepat.
Dengan penuh perhitungan, Om Heru mengambil ponselnya dan menelepon seseorang dari lingkaran terdekatnya. "Aku perlu lebih banyak informasi tentang kondisi hubungan Pandu dan keluarganya. Cari tahu kenapa dia kabur, dan apa yang sebenarnya terjadi," perintahnya dengan suara dingin.
Setelah menutup telepon, Om Heru menyandarkan diri di kursinya lagi, merencanakan langkah selanjutnya. Dalam pikirannya, ia tahu bahwa permainan ini belum berakhir. Pandu mungkin berpikir ia bisa mengakali Karin, tapi Om Heru tidak akan membiarkan rencana mereka berjalan semudah itu.
Sementara itu, Karin sama sekali tidak menyadari bahwa pria yang dia ajak bekerjasama untuk pernikahan kontrak ini memiliki masa lalu yang lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Bagi Karin, Pandu hanyalah seorang laki-laki yang bisa membantunya melewati krisis ini. Namun, kenyataan sedang bergerak di belakang layar, dan Om Heru bersiap untuk membuka tabir rahasia ini kapan saja jika diperlukan.
Disisi lain, Pandu juga merasa semakin dekat dengan tujuannya sendiri, meskipun rahasianya tetap terjaga dari Karin untuk saat ini.
Keesokan harinya, Karin dan Pandu bertemu lagi di sebuah kafe kecil untuk membahas langkah-langkah selanjutnya. Karin, yang tampak sibuk memeriksa daftar undangan pernikahan, menyesap kopinya dengan ekspresi serius. Sementara Pandu tampak lebih santai, meskipun pikirannya juga penuh dengan pertimbangan. Ada satu hal yang terus membayanginya, rahasia masa lalunya yang bisa kapan saja terungkap.
"Kita sudah tentukan tempat dan tanggal, sekarang tinggal finalisasi dekorasi dan catering," ucap Karin tanpa mengangkat pandangannya dari daftar. "Aku harap kamu sudah siap untuk acara besar ini."
Pandu mengangguk, meski pikirannya terpecah. "Tentu, aku siap. Tapi, kita harus hati-hati. Om Heru pasti akan terus mengawasi setiap gerak kita."
Karin tersenyum tipis, tapi ada ketegangan di matanya. "Aku tahu. Itu sebabnya kita tidak bisa melakukan kesalahan sedikit pun. Pernikahan ini harus terlihat sempurna di matanya. Kalau sampai dia mencium kebohongan, semua yang kita rencanakan akan hancur."
Pandu menatap Karin beberapa saat, menyadari betapa kerasnya gadis itu berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Ada rasa bersalah yang mulai merayapi hatinya, bukan hanya karena mereka berbohong soal pernikahan ini, tapi juga karena ia menyembunyikan kebenaran lebih besar tentang dirinya.
"Om Heru sangat cerdik," lanjut Karin. "Dia bisa mencium kebohongan dari jauh. Aku yakin dia masih mencurigai kita, jadi kita harus lebih waspada."
Pandu mengangguk, Tapi hatinya terasa berat. "Karin, aku ingin bilang sesuatu," ucapnya tiba-tiba, menyebabkan Karin menghentikan aktivitasnya dan memandangnya dengan alis terangkat.
"Ada apa?"
Pandu menarik napas dalam, mempertimbangkan apakah ini saat yang tepat untuk membuka semuanya. Ia tahu bahwa jika Karin mengetahui siapa dirinya sebenarnya, mungkin rencana mereka akan menjadi lebih rumit. Tapi di sisi lain, semakin lama dia menahan rahasia ini, semakin besar risiko ketika semuanya terungkap.
"Aku hanya ingin memastikan kamu tahu bahwa aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana," katanya, memilih untuk menunda pengakuannya. "Tapi kita juga harus siap dengan plan B kalau sesuatu tidak berjalan sesuai harapan."
Karin menatapnya beberapa saat, lalu mengangguk pelan. "Baik. Aku setuju. Kita harus selalu punya rencana cadangan."
Mereka melanjutkan pembicaraan soal detail acara pernikahan kontrak mereka, tetapi suasana terasa berbeda. Pandu merasa bahwa waktu semakin menipis, dan semakin cepat Om Heru menyelidiki masa lalunya, semakin sulit baginya untuk menjaga rahasia itu dari Karin.
Sementara itu, di tempat lain, Om Heru sedang bertemu dengan seorang informannya di sebuah restoran mewah. Pria itu meletakkan beberapa dokumen di atas meja, tepat di depan Om Heru, yang segera memeriksa isinya.
"Ini semua yang saya temukan tentang Pandu Wiratama," ucap informan tersebut. "Anak sulung dari Wiratama Group, salah satu perusahaan properti terbesar di negeri ini. Kabarnya, dia meninggalkan keluarganya setelah terjadi perselisihan besar antara dia dan ayahnya. Tidak ada yang tahu alasan pastinya, tapi dia sudah lebih dari setahun menghilang."
Om Heru mengerutkan kening, matanya fokus pada setiap detail informasi yang tertulis di dokumen tersebut. "Jadi, Pandu sedang bersembunyi dari keluarganya?"
"Tepat. Dia memutuskan semua hubungan dengan mereka, dan sejak saat itu tidak ada kabar tentang keberadaannya, sampai dia muncul di sisi Karin."
Om Heru mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, pikirannya berputar cepat. Ini adalah informasi yang sangat penting. Jika Pandu adalah putra dari keluarga kaya raya, maka ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi. Tapi apa tujuan Pandu sebenarnya? Apakah dia berusaha memanfaatkan situasi ini untuk kepentingannya sendiri, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang ia sembunyikan?
"Baiklah," ucap Om Heru akhirnya, "terus awasi dia. Aku ingin tahu setiap langkah yang dia ambil."
Informan itu mengangguk dan pergi, meninggalkan Om Heru dengan pikiran yang penuh pertimbangan. "Pandu Wiratama..." gumamnya, menatap dokumen di depannya. "Kamu tidak bisa kabur dari masa lalumu selamanya."
***
Beberapa hari kemudian, Pandu dan Karin sedang berada di lokasi pernikahan mereka. Sambil memantau dekorasi yang sedang dipasang, Karin tampak senang dengan kemajuan yang terjadi. Tapi Pandu tidak bisa sepenuhnya berkonsentrasi. Pikirannya terusik oleh rahasia yang terus dia sembunyikan dari Karin.
"Kamu kenapa?" tanya Karin tiba-tiba, memecah keheningan. "Kamu kelihatan tidak fokus."
Pandu menoleh padanya, tersenyum tipis. "Aku hanya memikirkan banyak hal."
Karin menatapnya curiga, tapi kemudian menggelengkan kepala. "Jangan sampai kelihatan gugup di depan orang lain, oke? Kita harus menjaga penampilan."
Pandu mengangguk, meski di dalam hatinya, dia tahu bahwa penampilan saja tidak akan cukup. Sesuatu akan segera terungkap, dan ketika itu terjadi, dia tidak yakin apa yang akan terjadi dengan rencana mereka.
Om Heru sudah semakin dekat dengan kebenaran, dan hanya masalah waktu sebelum semuanya menjadi jelas.