"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. IDE CEMERLANG.
Sementara itu di kediaman Rudy, Tampak Rudy dan Yunita sedang menggedor pintu kamar mawar.
Sudah berapa kali mereka berdua saling bergantian menggedor pintu kamar tersebut tapi hasilnya tetap sama, tidak ada balasan dari si empunya kamar.
"Mawar buka pintunya Nak!," Yunita sedikit mengereskan suaranya.
"Mawar tolong buka pintunya, Ayah dan ibu mau bicara denganmu," Rudy menambahkan tapi tetap saja sama. Mawar tidak memberi jawaban sedikit pun dari dalam kamar.
"Mas, apa Mawar benar-benar marah pada kita?. Sudah sedari tadi kita menggedor pintu dan perteriak memanggilnya tapi Mawar tidak sedikit pun merespon ucapan kita.
"Mawar, Ayah hitung sampai tiga kali kalau kamu tidak mau membuka pintunya. Ayah akan mendobraknya. Satu, dua, tiga. Baiklah kalau begitu!," Rudy mundur ke belekang dan berlari mendobrak pintu kamar milik Mawar.
Dua kali Rudi melakukan hal itu hingga pengait pintu dalam kamar tersebut copot. Pintu terbuka dan berbenturan dengan dinding cukup keras.
Rudy dan Yunita masuk dan tidak menemukan tanda-tanda Mawar kalau ada di dalam sana.
"Mawar!, apa kamu ada di dalam," teriak Yunita di depan kamar mandi.
Masih sama seperti tadi, Mawar tidak memberi jawaban, hingga Yunita memutar knop pintu kamar mandi dan membukanya.
Lagi-lagi kosong, Mawar juga tidak berada dalam kamar itu.
"Dimana Mawar?, di setiap penjuru kamar sudah kita geledah tapi hasilnya tetap saja sama dia tidak ada. dimana anak itu?," ujar Rudy.
"Apa Mawar kabur karena tidak ingin menikah dengan Tuan Dave?, semua ini salah Mas. Anak kesayanganku hilang," Yunita kini mulai menangis.
"Sudahlah, semua sudah terjadi. Mas janji bila perekonomian perusahaan kita membaik seperti semula, Maka Mas akan mengambil Mawar kembali dari tangan Tuan Dave," Rudy mengusap punggung Yunita.
Setelah Yunita sudah mulai tenang, Rudy melangkah menuju kearah Jendela dan menemukan jendela kamar tersebut sudah terbuka.
"Mawar pergi melalu jendela ini, Kamu periksa lemari pakaianya apa dia membawa barang-barangnya juga?," perintah Rudy pada Yunita.
Tanpa menjawab, Yunita menuju kearah lemari dan membukanya. Sebagian besar baju dan assesories milik Mawar sudah tidak ada di dalam lemari.
"Mawar benar-benar kabur dari rumah. Sebagian besar bajunya dan perhiasanya sudah tidak ada di dalam lemari," Yunita yang saat itu masih membuka dan menatap kedalam lemari.
"Astaga, anak itu benar-benar nekat. Cepat telepon dia dan suruh segera kemari sebelum Tuan Dave mengetahuinya," perintah Rudy lagi.
Kembali sekali lagi Yunita mengikuti perintah suaminya tanpa harus menjawabnya.
Yunita menyalakan handphonenya dan mencari kontak Mawar. Tapi sayang nomor Mawar diluar jangkauan.
"Nomornya tidak aktif," ujar Yunita.
"Apa?, anak itu benar-benar ya!. Kalau sampai nanti malam Mawar tidak kembali, maka tamatlah sudah keluar kita. Pasti Tuan Dave akan marah besar dan melululantahkan perusahaan, rumah ini beserta isinya,"
"Ini semua gara-gara Mas
Andai saja Mas tidak meminjam barang baku itu pada Tuan Dav mungkin semua ini tidak akan terjadi pada keluarga kita. Terus kita harus bagaimana sekarang?,"
"Kita tunggu Mawar sampai sore kalau dia tidak kembali juga Mas pasrah. Apa pun yang di lakukan Tuan Dave pada Mas Mas akan terima," Rudy melangkah keluar dari dalam kamar milik Mawar menuju kearah ruang tamu.
Detik berganti menit dan menit berganti jam. Kini Rudy sudah di rundung kepanikan. Wajahya kini sudah terlihat basah oleh keringat yang keluar dari dalam pori-pori kulitnya.
Yunita yang sejak tadi duduk di sampingnya ikut merasakan hal yang sama. Hampir sudah seratus kali banyaknya dia menghubungi handphone dan mengirim pesan singkat kepada Mawar tapi hasilnya tetap saja sama seperti tadi tidak ada respon sama sekali.
"Bagaimana!, apa Mawar sudah mengangkat panggilanmu atau setidaknya membalas satupun pesan darimu," tanya Rudy sembari melap keringatnya dengan sapu tangan.
"Masih sama seperti tadi, handphone sama sekali tidak aktif," balas Yunita.
"Kita harus bersiap-siap karena sebentar lagi pasti Tuan Dave akan mengirim anak buanya untuk menjemput kita," Rudy berdiri dari sofa dan menuju ke kamarnya.
Tidak lama setelah kepergian Rudy dari situ. Handphone Yunita bergetar. sebuah pesan singkat masuk. Yunita segera membuka pesan singkat tersebut dan seketika hatinya merasa bahagia karena Mawar membalas pesanya yang entah sudah berapa kali dia kirim kepadanya.
"Akhirnya handphone Mawar aktif juga," Yunita tersenyum dan membuka pesan dari Mawar.
"Maaf Bu, handphone Mawar tadi lowbet jadi mawar baru sempat membalas pesan dari ibu. Posisi Mawar saat ini sudah berada sangat jauh dan mungkin ibu dan Ayah sudah tidak bisa lagi menemukan Mawar. Mawar tidak akan kembali sebelum masalah Ayah dan Tuan Dave kelar. Intinya Mawar tidak mau menikah dengan moster itu.
Tapi Mawar punya ide bagus untuk masalah hutang Ayah pada Tuan Dave. Kenapa Ibu dan Ayah tidak membawa si cupu itu saja ke hadapan Tuan Dave sebagai ganti Mawar. Mawar rasa, si cupu itu pasti akan menerimanya dan perusahan Ayah bisa terbebas dari hutang," Kira-kira begitulah isi pesan singkat dari Mawar.
Setelah membaca pesan singkat dari Mawar, Yunita segera menghubungi handphone Mawar tapi lagi-lagi handphone milik Mawar tidak bisa di hubungi seperti tadi.
Ada rasa jengkel dalam hati perempuan parubaya itu tapi kesenangan juga terpancar dari raut wajahnya setelah mendapat ide dari Mawar.
Yunita segera bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menyusul suaminya ke kamar.
Setelah memasuki kamar, Yunita segera mendekati Rudy yang terlihat sudah segar habis mandi yang saat itu sedang duduk di sofa dalam kamar tersebut.
"Mas ada kabar baik untuk kita dari Mawar," Yunita mendudukkan dirinya di samping Rudy.
Seketika wajah Rudy yang tadinya bermuram durja tiba-tibah terlihat begitu bahagia.
"Apa Mawar sudah kembali!, Dan dimana dia sekarang?, Kenapa kamu tidak mengajaknya kemari," pertanyaan demi pertanyaan di layangkan Rudy pada Yunita.
"Tenang dulu, Sebenarnya Mawar tidak ada disini. Menurut pesan singkat yang dia kirim tadi padaku, dia sudah berada jauh dari sini, dia akan kembali setelah urusan mas dengan Tuan Dav selesai. Nah kabar gembiranya, Mawar memberi ide cemerlang pada kita untuk mengatasi masalah hutang-piutang Mas dengan Tuan Dave,".
"Ide cemerlang apa?, cepat katakan jangan membuatku semakin penasaran," Rudy dengan wajah begitu serius.
"Begini!, kata Mawar, bagaimana kalau kita ganti dirinya dengan Nadia. Kita bawa Nadia ke Tuan Dave sebagai jaminan. Kalau kita sudah mendapatkan uangnya barulah kita ambil kembali anak kita itu lagi. gimana?," tanya Yunita dengan wajah serius.
"Tapi apa Tuan Dave mau menerima Nadia?. Apa dia tidak akan marah jika kita menggantinya mereka berdua. Jika di lihat dari penampilan Nadia Tuan Dav pasti akan menolaknya. Lain hal dengan anak kita Mawar. Sang ajudan Tuan Dave sendiri yang menunjuknya langsung Mawar di depan mata kita bukan?," Rudy yang tidak begitu yakin dengan ide dari Mawar.
JANGAN LUPA UNTUK TERUS DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA LIKE, COMENT DAN VOTE DAN DUKUNG CERITAKU DI YOUTUBE.
"PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR"
TERIMA KASIH.