Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Hukuman
Alicia berjalan menuju ruangan sekretaris dengan wajah lesu. Gue harus gimana sekarang? Batinnya galau.
"Kok tumben telat, Lis?" Tanya Niko. (Lis diambil dari nama Alicia, dibaca Alisia).
"Iya Mas, bangun kesiangan tadi," jawabnya lemas.
"Itu dia. Tumbenan banget seorang Alicia Stefi Darmawan bisa kesiangan? Biasanya juga kamu on time banget kalau berangkat. Bahkan Mas Jarwo belum dateng pun kamu udah dateng duluan," Rendy ikut berkomentar.
"Hehe iya Mas. Nggak tau juga kenapa," Alicia memilih jawaban aman. Nggak mungkin kan dia bilang dengan jujur kalau semalam habis menginap di hotel bersama bosnya sendiri.
"Tandanya kamu butuh istirahat itu, Lis. Coba ambil cuti beberapa hari deh, sekali-kali nyenengin diri dulu,"
Alicia hanya tersenyum kecut mendengar nasihat Niko. Sebenarnya itu adalah nasihat yang baik. Masalahnya, Alicia masih agak trauma dengan kata 'bersenang-senang'. Soalnya saat terakhir kali melakukannya, dia malah terjebak dengan masalah yang lebih besar.
"Eng Mas," Alicia mendekati Rendy dengan ragu-ragu. "Aku nanti minta update-an penyelidikan cewek itu ya?"
"Kenapa? Kamu juga penasaran ya siapa cewek yang berani-beraninya mendekati Pak Bhaskara?" Rendy tersenyum.
"Hehe, iya Mas," Alicia terpaksa berbohong. Sebenarnya niatan dia hanya ingin tau sampai mana mereka menyelidiki, supaya nanti Alicia bisa tau apa yang harus dilakukan.
"Tenang, nanti aku kabarin di grup kita bertiga. Sekarang, lebih baik kamu cepetan siap-siap buat dampingin Pak Bhaskara rapat,"
"Oh!" Alicia melihat jam tangannya. Sepuluh menit sudah hampir berlalu. Bhaskara pasti sudah menunggunya. "Ya udah Mas Rendy, Mas Niko, aku pamit pergi dulu ya!"
"Ya sana! Hati-hati!" Rendy dan Niko terkekeh sambil melambaikan tangan ke arah Alicia yang sudah berlari untuk mengambil berkas di mejanya.
...----------------...
"Kamu sudah reservasi restoran, kan?" Tanya Bhaskara pada Alicia saat mereka dalam perjalanan menggunakan mobil.
"Sudah Pak," Alicia yang duduk di sebelah Bhaskara menjawab. "Saya juga sudah memesan menu sesuai perintah Bapak,"
"Oke," Bhaskara mengangguk puas, lalu menutup tabletnya. Ia ganti menatap Alicia yang duduk dengan wajah tegang.
"Alicia," Panggilnya kemudian. Senyuman jail muncul di wajahnya.
"Y-ya Pak?" Alicia menyahut tanpa berani menoleh ke arah Bhaskara.
"Kalau dipanggil noleh dong,"
Alicia menelan ludah. Sejujurnya, dia masih belum siap untuk melihat Bhaskara secara langsung setelah kejadian semalam. Tapi, jika tidak dituruti, bisa-bisa bos galaknya itu akan tantrum dan menjadikannya sasaran kemarahan.
"Iya Pak?" Alicia mengulang jawabannya, kali ini sambil menoleh.
"Nah gitu dong. Saya kan juga pengen liat wajah cantik kamu," ujar Bhaskara sambil tersenyum lebar.
Hah? Apa gue nggak salah liat? Sejak kapan Pak Bhaskara bisa tersenyum? Bukannya dia cuma bisa pasang muka datar? Terus, apa dia bilang tadi? Gue cantik?
"Ada yang mau saya tanyakan sama kamu," Kata Bhaskara sambil sedikit mendekatkan tubuhnya ke Alicia. "Menurut kamu, apa alasan wanita yang semalam tidur dengan saya pergi meninggalkan saya?"
Alicia tercekat. Oh, h3ll, pertanyaan apa ini.
"Sa-saya nggak tau Pak," Alicia mencoba menjawab dengan tenang, meskipun saat ini kakinya sibuk bergerak-gerak gugup.
"Hmm, nggak tau ya," Bhaskara mengangguk-anggukkan kepala, meski begitu tatapannya tetap tertuju pada Alicia. "Padahal seharusnya kamu yang paling tau,"
"Ma-maksud Bapak?"
"Ya kan kalian sama-sama perempuan," Bhaskara mengendikkan bahu. "Saya jadi penasaran. Apa karena servis saya semalam kurang memuaskan?"
"Uhuk! Uhuk!" Alicia terbatuk-batuk mendengar kalimat terakhir Bhaskara. Wajahnya sontak memerah.
"Kamu kenapa? Tenggorokannya masih kering? Seharusnya kamu beli obat batuk," ujar Bhaskara dengan wajah tanpa dosa. Pura-pura tak tahu kenapa Alicia bertingkah begitu.
"I-iya Pak,"
Bhaskara memalingkan wajahnya ke jendela untuk menyembunyikan senyumnya yang mengembang. Entah kenapa, rasanya senang sekali melihat Alicia salah tingkah begitu. Karena biasanya, yang ia lihat hanyalah Alicia dengan mode robot tanpa ekspresi.
"Ngomong-ngomong," Bhaskara menatap Alicia lagi setelah berhasil menahan senyumannya. "Kenapa hari ini kamu telat?"
"Sa-saya bangun kesiangan Pak,"
"Oh gitu. Saya juga sih. Gara-gara perempuan itu, saya bangun pas matahari udah tinggi. Mana saya ditinggal, kurang ajar emang,"
Alicia memejamkan mata, berusaha menenangkan diri karena napasnya sudah naik turun sekarang.
"Memangnya," Alicia bicara dengan takut-takut. "Kalau sudah bertemu dengan perempuan itu, apa yang akan Bapak lakukan?"
"Tentu saja menghukumnya," Bhaskara menjawab dengan enteng. "Kalau menurut kamu, hukuman apa yang cocok untuknya?"
Glek!
Alicia menelan ludah. Pertanyaan Bhaskara terasa seperti jebakan. Kalau tidak dijawab, nanti Bhaskara curiga. Kalau dijawab, sama saja dia memutuskan hukuman untuk dirinya sendiri!
"Saya rasa... perempuan itu pasti punya alasan kenapa dia meninggalkan Anda malam itu," Alicia mencoba mengalihkan topik dengan hati-hati.
Bhaskara menyipitkan mata. "Alasan? Alasan apa yang cukup kuat untuk meninggalkan saya begitu saja?"
Alicia menggigit bibirnya, bingung harus berkata apa. "Saya... tidak tahu, Pak. Mungkin hanya dia yang tahu jawabannya."
Bhaskara menatapnya lebih lama, seolah mencoba membaca pikiran Alicia. Setelah beberapa detik, dia mengangguk pelan. "Kamu hari ini banyak nggak taunya ya, Alicia. Ya sudahlah, nanti biar saya pikirkan dulu matang-matang hukuman apa yang paling cocok. Lebih berat lebih bagus, kan?"
Alicia bisa merasakan sekujur tubuhnya merinding. Kalau boleh, dia ingin sekali cepat-cepat keluar dari mobil dan berlari sejauh mungkin. Tapi tentu saja mustahil.
Bhaskara memperhatikan wajah sekretarisnya yang sudah pucat pasi. Meski begitu, tampaknya Bhaskara belum berniat untuk melepaskan Alicia begitu saja.
"Hari ini style kamu lumayan unik ya," Ujar Bhaskara sambil menunjuk scarf yang dipakai Alicia. "Memangnya kamu nggak kepanasan pakai ginian?"
Alicia buru-buru merapikan kain yang terlilit di lehernya itu dengan wajah panik. "Eh, iya Pak. Saya hari ini agak kedinginan,"
"Dingin?" Bhaskara mengangkat sebelah alisnya. "Matahari aja terang benderang di atas sana, Alicia. Bagian mana dinginnya?"
"Eng, saya memang agak masuk angin Pak hari ini," Alicia berusaha memberi alasan yang masuk akal.
"Oh, gitu. Bukan karena kamu menutupi sesuatu kan?" Pertanyaan yang sudah pasti Bhaskara tau jawabannya. Pasalnya Bhaskara ingat betul kalau semalam dirinya sudah banyak memberikan tanda kepemilikan di leher gadis itu. Tapi tentu saja ia sengaja menanyakannya untuk melihat reaksi Alicia.
"Apa? Ng-nggak Pak, saya nggak menutupi apa-apa kok!" Alicia sendiri sudah panik, berusaha menjelaskan dengan terbata-bata.
"Oh, ya sudah kalau gitu," Bhaskara mengangguk-anggukkan kepala. Di dalam hati, sebenarnya dia sudah tidak tahan untuk tertawa. Kita lihat sampai kapan Lo akan menyembunyikannya, Alicia!
kebelet baget pengen jadi bapak. kalau tau Alice gk hamil gymana reaksinya bhas ya/Facepalm//Facepalm/.
ini nih malu bertanya salah paham jadinya/Grin/