Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-09
Sesampainya di kantornya Gerard pun nampak menuju ruangannya di ikuti oleh sang asisten. "Tuan, hari ini Tuan dan nyonya besar datang dari luar negeri." Ucap Henry setelah mereka masuk.
"Oh ya, aku sangat merindukan mereka." Sahut Gerard. Kedua orang tuanya memang sedang menikmati masa-masa tuanya dengan berkeliling dunia dan sesekali akan pulang jika rindu dengannya yang notabennya sebagai satu-satunya anaknya.
"Jika anda mau saya akan luangkan waktu anda untuk menjemput mereka nanti," tawar Henry mengingat jadwal pria itu lumayan padat hari ini.
"Tentu saja, aku akan mengajak istriku nanti." Sahut Gerard, Lucy adalah anak dari sahabat orang tuanya dan hubungannya dengan wanita itu sebenarnya adalah hasil perjodohan mereka tapi karena keduanya sama-sama suka jadi tak ada yang keberatan.
Sejak remaja Gerard terlalu sibuk belajar bisnis hingga membuatnya tidak pernah memikirkan seorang gadis dan satu-satunya gadis yang ia kenal baik adalah Lucy, jadi ketika kedua orang tuanya meminta mereka untuk menikah saja ia langsung menyetujuinya.
Henry pun mengangguk kecil lalu meletakkan beberapa dokumen di atas meja pria itu untuk di tanda tangani. "Saham kita naik pesat pagi ini tuan dan saya harap trend positif ini akan bertahan terus," terang Henry yang mulai membahas tentang pekerjaan.
Gerard nampak mengangguk kecil lalu membuka dokumen di hadapannya itu, tiba-tiba ingatannya kembali pada sosok gadis yang ia tumpangi tadi pagi. Gadis polos yang bersikap apa adanya bahkan memanggilnya dengan sebutan paman
"Henry, apa aku terlihat sangat tua?" Ucapnya pada sang asisten tiba-tiba.
Henry yang sedang menunggu pria itu menandatangani dokumennya pun sedikit terkejut mendengarnya, apa ini berhubungan dengan nyonya mudanya tak ingin memiliki anak hingga membuat bosnya itu merasa tak percaya diri?
"Anda masih sangat muda Tuan, usia matang untuk pria yang baru ingin memulai berumah tangga." Jelasnya.
"Benarkah?" Ucapnya sedikit tak percaya, karena jelas-jelas tadi gadis itu memanggilnya paman.
"Benar tuan, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda?" Henry pun mencoba membuka diri barangkali bosnya butuh teman untuk berbicara mengingat akhir-akhir ini hubungan pria itu dengan sang istri sedikit renggang karena perihal anak.
Gerard langsung menggeleng. "Tidak, lupakan saja!!" Ucapnya lantas kembali fokus dengan dokumen di hadapannya tersebut.
Sore harinya pria itu pun pergi ke bandara bersama sang istri untuk menjemput kedua orang tuanya yang baru datang dari luar negeri.
"Aku sangat merindukan kalian," Lucy nampak memeluk ayah dan ibu mertuanya itu bergantian. Wanita itu memang telah menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri karena kedua orang tuanya memang bersahabat.
"Aku juga sangat merindukanmu sayang," nyonya Kim ibu dari Gerard pun nampak memeluk erat anak menantunya tersebut.
"Hai boy, makin gagah saja anak mama ini." Ucap wanita itu lagi ketika beralih menatap sang putra.
"Benarkah, tapi aku merasa sedikit tua." Timpal Gerard menanggapi, sial sepertinya perkataan gadis itu tadi pagi tanpa sadar membayangi alam bawah sadarnya hingga membuat kepercayaan dirinya sedikit menurun.
"Hei kata siapa kamu tua, bahkan kamu terlihat seperti seorang perjaka." Puji sang ibu dan langsung di angguki oleh ayahnya.
"Tapi dia suamiku jika mama lupa" seloroh Lucy yang tak terima jika suaminya di sebut sebagai seorang pria single dan mereka pun langsung tertawa menanggapi.
"Baiklah, kami sangat lapar apa ada restoran yang bisa kita kunjungi." Mohon nyonya Kim setelah mobil yang di kendarai putranya mulai melaju membelah jalanan sore itu.
"Kebetulan kenalanku baru membuka restoran di mall, ada beragam makanan di sana jadi siapa tahu mama berminat." Tawar Lucy dan langsung di setujui oleh ibu mertuanya itu.
"Tentu saja bawa kami kesana," sahut wanita paruh baya tersebut.
Lucy pun nampak senang dan langsung tersenyum ketika menatap suaminya yang sedang duduk di kursi kemudi di sebelahnya itu dan Gerard sontak menggenggam tangan wanita itu.
"Ah kalian romantis sekali, kami jadi iri." Seloroh nyonya Kim namun sang suami langsung menyela.
"Memang papa tidak romantis?" Ucap tuan Adrian berkelakar.
"Tentu saja, kan Gerard nurun dari kamu." Sahut wanita itu memuji, meskipun sudah tak muda lagi keduanya terlihat begitu romantis dan sepertinya sikap romantis Gerard selama ini menurun dari mereka.
Kini mereka pun telah sampai di sebuah restoran yang di rekomendasikan oleh Lucy dan mereka pun segera memesan makanan, Gerard dan Lucy yang telah makan siang hanya memesan beberapa desert ringan karena keduanya memang sedang menjaga berat badan mereka.
"Ngomong-ngomong produk yang kamu bintangi sampai ke beberapa negara yang kami kunjungi dan mama sangat bangga padamu," ucap nyonya Kim memuji anak menantunya itu di sela mereka makan.
"Terima kasih ma," Lucy pun juga nampak bangga dengan pencapaiannya sebagai seorang model. Namun tidak dengan Gerard, sejak keinginannya untuk memiliki seorang anak muncul pria itu merasakan kehampaan dalam hidupnya. Rasanya pencapaian mereka berasa sia-sia saja tanpa adanya keturunan.
"Ngomong-ngomong apa kalian sudah memikirkan soal keturunan?" Tanya tuan Adrian tiba-tiba, sebagai seorang pria yang hanya memiliki anak tunggal tentu saja pria itu mulai merasa memikirkan tentang penerus keluarganya kelak. Rasanya sudah cukup anak dan menantunya itu bersenang-senang selama lima tahun ini dan kini waktunya mereka harus mulai memikirkan seorang anak.
Mendengar ucapan sang ayah mertua, Lucy pun langsung menelan ludahnya. "Mungkin dua tahun lagi pa menunggu kontrakku dengan manajemen selesai," sahut wanita itu kemudian.
Tuan Adrian pun nampak mengangguk kecil. "Tidak apa-apa, orang kalian masih muda juga." Nyonya Kim pun nampak tak mempermasalahkannya, toh mereka juga masih muda pikirnya.
Kedua orang tua Gerard memang berpikiran sangat terbuka, mereka tak pernah sedikit pun memaksakan kehendaknya pada anak dan menantunya hingga membuat hubungan mereka selalu hangat tanpa adanya perselisihan.
Sementara itu Julian yang baru menjemput Andrea di tempat kerjanya nampak membawa kekasihnya itu pergi ke mall untuk melihat sebuah pameran otomotif.
Andrea yang telah mengganti pakaian kerjanya dengan setelan jeans dan kaos itu pun nampak tak sabar untuk melihat pemeran yang di adakan di halaman belakang mall tersebut.
"Kamu mau mencobanya?" Tawar Julian setelah mereka menemukan sebuah motor balap yang cocok, pria pemilik bengkel itu nampak antusias dengan pameran tersebut. Sebagai ahli reparasi tentu saja membuat pria itu juga berkeinginan suatu saat bisa mengikuti pameran hasil modifikasinya sendiri. Sayangnya saat ini pria itu tak memiliki banyak modal mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada dan hanya menyisakan kakaknya yang hanya bekerja sebagai seorang fotografer.
mulutmu julian pinter banget ngelesnya, lu berisik kayak kaleng rombeng p😒😒😒🤭🤭🤭
entah kenapa aku sebel banget sama karakter julian yg kakak bikin ini,,,
biasamya gk sampai segininya🤭🤭🤭
Julian nikmati sekarang untuk mberikan kasih sayang yg lebih utk Andrea...Krn klo dh ketauan bahwa kehamilan Andrea adalah ulah mu Julian, siap siap ja kehilangan Andrea 😏😏😏