Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 32 – Lima Keluarga Bangsawan
Fang An dan Xiao Chen berjalan dengan cepat sampai Fang An akhirnya bisa melihat rombongan yang dimaksud oleh Xiao Chen.
Sebuah kereta kuda mewah berwarna hijau ditarik oleh empat kuda perkasa dilengkapi sebuah bendera bertuliskan Liu. Selain kereta tersebut ada beberapa kereta barang yang ditarik seekor kuda, membawa peti-peti yang biasanya digunakan untuk menyimpan barang berharga.
Rombongan kereta tersebut dikawal oleh sekitar 30 orang yang semuanya berkuda. Para pengawal ini masing-masing bersenjata lengkap dan juga memakai baju pelindung.
“Ternyata rombongan dari keluarga Liu…” Fang An tersenyum tipis sebelum memandang Xiao Chen.
Xiao Chen tidak berkata apa-apa, dia tentu mengetahui tentang keluarga Liu, satu dari lima keluarga bangsawan Kekaisaran Han. Fang An berpikir Xiao Chen pasti pernah membaca catatan tentang kelima keluarga bangsawan ini.
Dalam Kekaisaran Han ada lima keluarga bangsawan yang memiliki pengaruh sangat kuat yaitu keluarga Yin, Wang, Liu, Mu dan Song.
Keluarga Yin tidak lain adalah keluarga Kekaisaran Han yang telah berkuasa selama lebih dari 500 tahun. Keluarga Wang terkenal sebagai keluarga bangsawan yang memproduksi senjata serta memiliki ikatan kuat dengan banyak sekte aliran putih.
Keluarga Mu adalah keluarga bangsawan yang beraliansi dengan Keluarga Yin, Kaisar Han yang baru Yin Song memiliki istri dari keluarga Mu yaitu Mu Rong, Ibu dari Yin Xuehua. Keluarga Mu sendiri merupakan keluarga pedagang paling besar yang memiliki begitu banyak bisnis di seluruh Kekaisaran Han.
Keluarga Liu adalah keluarga bangsawan tertua di Kekaisaran Han, mereka juga keluarga penguasa sebelum digantikan keluarga Yin. Keluarga Liu terkenal sebagai keluarga menteri karena melahirkan begitu banyak sarjana dan hampir 70% menteri serta penjabat penting di pemerintahan berasal dari keluarga Liu.
Keluarga Song terkenal sebagai keluarga militer, setiap jendral maupun petinggi militer hampir seluruhnya berasal dari keluarga Song. Jika dinilai dari kekuatan tempur, keluarga Song mengimbangi sekte besar karena jumlah pendekar yang mereka miliki.
Fang An selalu berpesan pada Xiao Chen sebelumnya untuk menghindari berurusan dengan salah satu dari lima keluarga ini sebisa mungkin karena mereka adalah orang-orang penuh siasat. Fang An juga tidak pernah menduga dia akan menjadi dekat dengan Yin Song, bisa dibilang baik Fang An maupun Xiao Chen memiliki hubungan dekat pada keluarga Yin.
Dua orang pengawal rombongan menyadari kehadiran Fang An dan Xiao Chen, mereka lalu mendekati keduanya.
“Siapa kalian? Beraninya mendekati rombongan ini?” kata salah satu pengawal tersebut.
“Maaf, kami tidak mengetahui sebelumnya. Kami akan menjaga jarak.” Fang An menjawab sambil tersenyum.
Xiao Chen melihat dua pengawal di hadapan mereka adalah pendekar kelas tiga, Fang An bisa saja menghabisi keduanya dalam satu serangan tetapi Xiao Chen memahami alasan Fang An memberi muka pada keduanya.
Tujuan keduanya adalah mencapai Ibukota secepatnya jadi sebaiknya menghindari masalah yang tidak perlu. Fang An dan Xiao Chen akhirnya berhenti melangkah dan membiarkan rombongan tersebut mengambil jarak dengan mereka.
“Guru, bukankah lebih mudah jika kita mendahului mereka? Sepertinya kecepatan perjalanan mereka lambat karena membawa banyak barang.” Tanya Xiao Chen.
“Saat malam hari tiba, mereka akan istirahat lebih awal daripada kita karena kuda mereka pasti kelelahan… Ketika itulah kita akan melewati mereka.” Jelas Fang An.
Sejauh yang Fang An ketahui kebanyakan bangsawan sangat mementingkan harga diri mereka dan mudah tersinggung atas tindakan-tindakan yang sederhana. Fang An memang memiliki beberapa pengalaman karena ada misi yang membuatnya berurusan dengan keluarga bangsawan, salah satunya keluarga Liu.
“Selain itu mereka membawa banyak barang berharga, ada kemungkinan perjalanan mereka sudah diketahui oleh perampok. Jika kita mendahului mereka pada saat hari terang seperti ini ada kemungkinan para perampok yang mengincar mereka akan menghadang perjalanan kita.” Fang An menambahkan.
Xiao Chen mengangguk pelan, dia tidak berpikir sejauh itu jika bukan karena analisa Fang An.
“Sepertinya kedamaian selama tiga tahun terakhir membuat pemikiranku terhadap situasi seperti ini menjadi tumpul…” Xiao Chen menundukan kepala dan merenungkan banyak hal.
Waktu terus berlalu dan saat matahari hampir terbenam, rombongan kereta tersebut berhenti. Fang An dan Xiao Chen kembali berada cukup dekat dengan rombongan tersebut, kedua berniat untuk terus melanjutkan perjalanan tetapi lagi-lagi ada beberapa pengawal yang menghadang keduanya.
“Bukankah sudah kubilang kalian harus menjaga jarak?” kata pengawal yang mendatangi Fang An sebelumnya.
Fang An masih menjelaskan baik-baik bahwa dia dan Xiao Chen sedang terburu-buru. Keduanya ingin terus melanjutkan perjalanan sehingga harus melewati rombongan ini.
“Kami tidak bisa membiarkanmu seperti itu. Bisa jadi kalian akan memberitahu perampok tentang keberadaan kami atau sejenisnya. Kalian bisa melanjutkan perjalanan besok pagi.” Kata salah satu pengawal tersebut.
“Apa kalian tidak merasa itu berlebihan?” Xiao Chen tidak bisa menahan diri lagi melihat tingkah para pengawal ini.
“Anak kecil ini bicara apa?” Pengawal tersebut jelas tidak senang bocah seperti Xiao Chen ikut campur, dia menatap Xiao Chen seolah ingin menelannya hidup-hidup.
Fang An melangkah ke depan Xiao Chen, menengahi antara pengawal tersebut dengan muridnya, “Apa perlu bersikap demikian pada anak-anak?”
Xiao Chen tersenyum lebar, dia mengetahui Fang An adalah orang yang sabar. Selama pengawal ini hanya menekan Fang An, mungkin tidak akan terjadi apa-apa namun Fang An sangat tidak menyukai seseorang menyinggung orang terdekatnya.
Alasan Xiao Chen ikut angkat bicara memang ingin Fang An menunjukan taringnya pada para pengawal ini.
Para pengawal tersebut ingin berkata kasar namun tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulut mereka saat menyadari tatapan Fang An yang begitu dingin. Insting mereka sebagai pendekar mengatakan bahwa Fang An bukan seseorang yang bisa mereka hadapi.
Saat yang sama, seorang pemuda turun dari kereta kuda berwarna hijau. Pemuda tersebut terlihat berusia sekitar 17 atau 18 tahun, menggunakan jubah sutra bermotif indah sambil membawa sebuah kipas ditangannya.
Pemuda tersebut segera menyadari keberadaan Fang An dan Xiao Chen yang sedang dihadang oleh para pengawal, dia berniat memanggil salah satu pengawal untuk mengetahui situasi yang terjadi namun pemuda itu membatalkannya ketika memandang Fang An lebih dekat.
Mulut pemuda itu sedikit terbuka, dia memperhatikan jubah yang dikenakan Fang An dan Xiao Chen sebelum bergegas mendekati keduanya.
“Tetua Fang, tidak kusangka akan bertemu dengan anda dalam perjalanan ini…” Pemuda itu memberi hormat sambil tersenyum lebar pada Fang An, sikapnya pemuda tersebut membuat para pengawal salah tingkah.
“Tuan muda, sepertinya aku tidak mengenalimu…” Fang An mengamati wajah pemuda yang cukup tampan tersebut tetapi dirinya yakin ini adalah pertemuan pertama mereka.
Pemuda tersebut mengenalkan dirinya sebagai Liu Cheng, dia kemudian menanyakan situasi yang terjadi antara Fang An dan para pengawalnya.