Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Pertama Kali
Benar saja, keesokan harinya setelah pemeriksaan dokter dan Alana dinyatakan sembuh. Kenzo langsung membawa Alana keluar dari rumah sakit. Pria itu juga tidak ingin terlalu lama berada di rumah sakit, karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Meskipun Ray bisa diandalkan tapi tetap saja dia sebagai seorang CEO harus bertanggung jawab dengan perusahaan yang di kelolanya selama ini.
Kenzo dan Alana saat ini berada di mobil menuju ke rumah pribadi Kenzo . Selama di perjalanan Alana hanya terdiam menatap jalanan, sedangkan Kenzo sibuk dengan tablet yang ada di tangannya tanpa memperdulikan Alana yang ada di sampingnya .
Hingga mobil yang mereka tumpangi masuk ke sebuah rumah mewah yang sangat jauh dari perkiraan Alana .Rumah mewah dengan taman depan yang sangat luas menjadi pemandangan pertama yang terlihat di mata Alana .
"Apa ini rumahmu? " tanya Alana.
"Hmmm, jika kita berhenti di sebuah rumah itu artinya rumahku. " kata Kenzo tanpa menoleh sedikitpun kearah Alana.
"Apakah aku sedang bicara dengan tembok. Kenapa susah sekali berinteraksi dengannya. " gumam Alana namun masih sedikit terdengar di telinga Kenzo.
"Apa maksud mu. " Kenzo langsung menoleh ke arah Alana yang sudah mengatainya.
"Bagaimana ya, seharusnya orang kalau diajak bicara itu menatap lawan bicaranya bukan malah sibuk dengan kegiatannya sendiri." sindir Alana yang sedikit kesal dengan sikap Kenzo yang acuh kepadanya.
"Kau menyindir ku? " tanya Kenzo dengan memicingkan matanya.
"Buat yang merasa saja. " jawab Alana acuh dan keluar dari mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Rey.
Kenzo menghela nafasnya dan menyusul keluar mobil. Apakah dia terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikan wanita di sampingnya sejak tadi. Sepertinya dia harus mengatur waktu antara pekerjaan dan rumah tangganya karena dia sudah menikah dengan Alana dan meskipun pernikahan itu hanyalah pernikahan kontrak, tapi dia ingin mencobanya.
Kenzo memberikan tablet yang dia bawa kepada Rey, dan menyusul Alana yang sedang Memperhatikan sekeliling rumah mewah itu dan berdiri di sampingnya.
"Bagaimana, Apa kau menyukai rumah ini?" tanya Kenzo.
Alana terdiam tak menjawab pertanyaan Kenzo. Rumah mewah dengan pekarangan luas, beberapa mobil berjajar rapi di garasi dan ada kolam renang di belakang rumah. Bukan pemandangan baru bagi Alana, karena dia dulu pernah merasakannya dan memilikinya.
Kenzo menggenggam tangan Alana dan membawanya masuk ke dalam rumah. Mungkin Kenzo bisa membaca pikiran Alana saat melihat rumah mewahnya.
"Mungkinkah dia teringat rumahnya dulu? "
Siapa yang tidak tau rumah mewah milik keluarga Malik yang saat ini di tempati oleh anak kedua dari keluarga itu. Mungkinkah rumah itu adalah rumah yang seharusnya di tempati oleh Alana?
"Ayo kutunjukkan kamar kita. " kata Kenzo
"Apa? kamar kita? " Alana sedikit terkejut mendengar ucapan Kenzo.
"Iya tentu saja kamar kita, bukankah sekarang kau adalah istriku? " ucap Kenzo dengan senyuman penuh arti.
Alana bergidik melihat senyuman itu, dia merasa hidupnya akan berada dalam bahaya setelah ini karena akan diterkam oleh buaya Kenzo. Tapi mau tidak mau dia harus melakukannya karena sudah menjadi tugasnya.
Kenzo sudah melakukan kesepakatan mereka dan sekarang gilirannya yang melakukan kesepakatan yang sudah dia tawarkan. Bagaimanapun dia harus menepati apa yang sudah dia buat sendiri.
"Tuan, aku lapar. Dimana dapurnya aku mau bikin makanan. " tanya Alana.
"Kau lapar, di meja makan pasti ada makanan. Tapi sebaiknya kau ikut aku ke kamar dulu. " Kenzo menggandeng tangan Alana dan menariknya menaiki lantai atas untuk dibawa ke kamarnya.
Kembali Alana tertegun melihat interior ruangan yang mewah, lebih mewah dari lantai bawah. Namun belum selesai dia menikmati keindahan ruangan itu, tangannya sudah ditarik masuk ke sebuah kamar oleh Kenzo.
"Ini adalah kamarku, dan akan menjadi kamar kita. Besok kau boleh mengambil beberapa pakaian atau barang yang kau butuhkan dan membawanya kemari. ucap Kenzo.
Alana terdiam dia tidak tau apa yang harus dia katakan, semuanya terasa asing. Dia lebih nyaman di rumahnya sendiri. Walau dia pernah merasakan semua fasilitas seperti dirumah ini.
Kenzo mendekat dan menarik pinggang Alana hingga menempel dengan tubuhnya dan diperhatikan dengan seksama wajah cantik itu dengan mata emangnya. Sedangkan Alana yang terkejut mengerjap-ngerjapkan matanya lucu seperti anak kucing.
"Apa kau siap melayani ku malam ini? " tanya Kenzo.
"A- aku, A– apa harus malam ini Tuan. " Alana merasa gugup dengan posisi mereka saat ini.
"Iya, dan kau harus melakukan semua perawatan selama aku ke kantor. Aku ingin saat pulang kau terlihat cantik dan wangi denga pakaian itu. " tunjuk Kenzo di atas ranjang tidur mereka ada sebuah gaun tidur malam bermain satin sutra yang sangat lembut dengan belahan dada terbuka.
"Saat aku datang aku ingin kau menyambutku dengan pakaian itu. Mungkin aku akan datang pukul sembilan atau sepuluh malam, karena ada pertemuan yang harus aku hadiri. " Kata Kenzo.
Alana menelan salivanya dengan susah payah mendengar ucapan Kenzo. Pakaian itu benar-benar pakaian tidak ada akhlak yang belum pernah dia pakai selama ini.
Setelah ini aku mau berangkat, ke kantor. Aku ingin minta Depe dulu kepadamu.
"Apa maumu–."
Sebelum Alana menyelesaikan ucapannya, sebuah kecupan mendarat mulus di bibir Alana. Hingga membuat Alana membelalakkan matanya dan mengerjap-ngerjapkan matanya lucu.
Perlahan bibir mulai bergerak dan meraup bibir Alana tanpa memperdulikan reaksi wanita itu yang hanya dia mematung . Sebenarnya sejak kemarin Alana sudah mempersiapkan dirinya untuk segala hal yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka . Melayani Kenzo Itu sudah pasti , tapi mendapatkan serangan dadakan seperti ini membuat alamat tidak bisa berkutik .
Apalagi Kenzo melakukannya dengan sedikit kasar , sehingga membuat Alana Diam membeku. Ini adalah ciuman pertamanya, setidaknya Kenzo bisa melakukannya denga lembut. Tapi bukan itu yang dia dapatkan. Kenzo melakukannya dengan sesuka hatinya.
Kenzo merasa kesal karena tidak mendapatkan balasan dari Alana, dia Lalu melepaskan ciumannya dan menatap Alana dengan tajam.
"Kenalan kau tidak membalas ciumanku. " tanya Kenzo dengan mendengus kesal.
"Maaf, Tuan. Aku tidak bisa. " jawab Alana sambil menundukkan kepalanya.
"Apa maksudmu tidak bisa? " tanya Kenzo lagi curiga.
"Ini adalah pengalaman pertama ku, Tuan. Bukankah seharusnya aku mendapatkannya dengan lembut. Dan kau seharusnya mengajariku caranya berciuman. Jangan menyerang ku mendadak seprti itu. Aku tidak bisa maaf. " ucap Alana dengan polosnya.
Kenzo menepuk keningnya dengan sangat keras. Dia lupa semua itu. Istri kontraknya ini adalah wanita polos yang tidak pernah tersentuh oleh pria manapun. Berbeda dengan teman duetnya selama ini yang sudah profesional di ranjang. Bahkan berciuman pun adalah hal tabu bagi Alana.
"Sepertinya Aku harus mengajari dari awal dan memulainya dengan lembut. "
gini kan jadinya coba jujur dr awal nggak bakal kek gini