NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir

Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir

🌺SINGLE MOM🌺

Langit sore di pemakaman tampak mendung, seakan turut berduka atas kepergian Arga.

Hembusan angin membawa aroma tanah basah yang baru saja ditaburi bunga. Semua pelayat telah pergi satu per satu, menyisakan Kirana dan keluarga Arga yang masih berdiri di sekitar makam.

Hilda duduk bersimpuh di tepi makam, tangannya meremas bunga mawar yang sudah layu. Air matanya terus mengalir tanpa henti.

Sementara Mira dan Lila berdiri di samping Hilda seraya memegangi bahunya yang bergetar karena tangis.

Lalu Kirana, dengan wajah pucat dan mata sembap, ia duduk bersimpuh di sisi lain makam Arga. Ia menunduk, sambil menyentuh nisan suaminya dengan tangan yang gemetar.

Di pelukannya, Naya yang masih belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi memandangi ibunya dengan bingung.

Tiba-tiba, Hilda mendongak lalu menatap tajam ke arah Kirana. Wajahnya memerah karena amarah yang tertahan sejak kemarin kini meledak begitu saja.

“Semua ini gara-gara kamu, perempuan sial!,” teriak Hilda dengan sangat keras, hingga membuat suasana sunyi mendadak ricuh.

Kirana pun menoleh karena kaget, pandangannya bertemu dengan mata Hilda yang penuh kebencian.

“Bu, tolong jangan seperti ini...” ucap Kirana pelan, tapi suara lirihnya tidak menghentikan amukan Hilda.

“Diam kamu! Arga meninggal karena kamu! Kalau bukan karena kamu, dia tidak akan kecelakaan! Semua ini karena kesialanmu!," teriak Hilda lagi sambil berdiri dan menunjuk-nunjuk wajah Kirana dengan penuh emosi.

Kirana tertegun, tubuhnya bergetar mendengar kata-kata itu. Lalu, ia memeluk Naya lebih erat dengan air mata yang terus mengalir.

Tidak hanya sampai situ, kini Mira pun ikut angkat bicara dan mendukung ibunya. “Benar, Ibu! Kak Arga tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelum menikah dengan kamu. Kamu cuma bawa masalah ke keluarga kami!,” teriaknya.

“Betul,” tambah Lila sambil menatap Kirana dengan jijik. “Sejak kamu datang, keluarga ini jadi penuh masalah. Sekarang Kak Arga meninggal, apa lagi yang mau kamu hancurkan?."

Namun, Kirana tak sanggup menjawab. Ia hanya bisa terus menangis hingga air matanya jatuh ke tanah makam suaminya.

“Cukup!." Suara Herman tiba-tiba menggema, memotong keributan.

Semua orang pun langsung terdiam, lalu menoleh ke arah pria paruh baya itu. Wajah Herman memerah dengan napas yang memburu.

“Apa kalian ini tidak punya hati?! Arga baru saja dimakamkan! Ini saatnya kita mendoakan dia, bukan saling menyalahkan!,” serunya tegas dengan suara yang bergetar karena emosi.

Hilda lalu menatap suaminya dengan tidak percaya. “Tapi Ayah, dia—”

“Diam, Bu!." Herman membentaknya hingga membuat Hilda terkejut dan mundur selangkah.

“Kirana adalah istri Arga! Dia bagian dari keluarga kita, suka atau tidak! Kalau kalian terus memperlakukannya seperti ini, kalian tidak hanya menyakiti dia, tapi juga melukai Arga yang sudah pergi!," lanjut Herman.

Mira dan Lila hanya berdiri mematung dan tidak berani membalas dan Hilda pun kini menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya untuk menahan emosi.

"Bisa-bisanya kalian ini!," pekik Herman.

Namun, setelah berbicara begitu keras, tubuh Herman tiba-tiba melemah. Tangannya yang gemetar kini memegangi dadanya dengan napas tersengal-sengal.

"Arggghh! Dadaku!."

GUBRAK!!!

“Mas! Ayah!.” Hilda dan Mira berteriak panik saat Herman ambruk ke tanah.

Kirana yang melihat itu segera berdiri, lalu menyerahkan Naya kepada Lila, dan mendekati Herman. “Ayah! Ayah, tahan sebentar! Mira, cepat panggil ambulans!,” teriak Kirana sambil mencoba menopang tubuh Herman.

Herman menatap Kirana dengan mata yang mulai sayu lalu berkata, “Jaga Naya... Jaga cucuku...,” bisiknya pelan hingga akhirnya kehilangan kesadaran.

Kirana pun mengangguk sambil menangis. “Iya, Ayah... Tolong bertahan. Ambulans pasti segera datang," ucapnya.

**

Langit malam semakin gelap ketika ambulans yang membawa Herman tiba di rumah sakit.

Suara sirine bergema, membelah keheningan kota. Para petugas medis dengan sigap membawa Herman yang tidak sadarkan diri ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Sementara, Hilda, Mira, Lila, dan Kirana mengikuti dari belakang dengan perasaan yang sangat cemas.

Di lorong rumah sakit, suasana terasa mencekam. Hilda duduk di kursi tunggu dengan wajah penuh kesedihan.

Lalu Mira, ia berdiri di sampingnya sambil menggenggam erat tangan ibunya, sementara Lila hanya mondar-mandir tanpa henti.

Adapun Kirana, dengan Naya di pelukannya, ia berdiri agak menjauh. Ia memilih diam, seraya menahan air mata yang ingin jatuh.

Tidak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang IGD. Semua langsung berdiri, lalu menghampirinya dengan harapan mendapat kabar baik.

"Bagaimana suami saya, Dok?," tanya Hilda.

"Kami telah melakukan pemeriksaan. Bapak Herman mengalami serangan stroke yang cukup parah. Saat ini kondisinya stabil, tapi kami perlu melakukan perawatan intensif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut," jawab sang dokter.

"Stroke?!," pekik Mira. "Apa dia akan baik-baik saja, Dok?."

Dokter mengangguk pelan dan menjawab, "Kami akan melakukan yang terbaik. Namun, kami butuh dukungan keluarga agar beliau bisa melalui masa kritis ini."

"Oh tidak...!! Apalagi ini??."

Hilda hampir ambruk mendengar itu. Mira dan Lila pun segera memapahnya ke kursi. Namun setelah hening beberapa saat, amarah Hilda pun kembali memancar dari matanya lalu menoleh tajam ke arah Kirana.

"Semua ini gara-gara kamu lagi!," serunya dengan suara yang mulai meninggi.

Kirana pun tersentak. Ia mundur sedangkan sambil memeluk Naya lebih erat.

"Bu, tolong jangan salahkan aku. Aku sama sekali tidak ingin ini terjadi," jawab Kirana pelan.

"Hah! Tidak ingin?! Kalau bukan karena kamu, keluargaku tidak akan sekacau ini! Kamu selalu membawa sial ke keluarga kami!," teriak Hilda sambil menunjuk wajah Kirana.

"Ibu benar!," sela Mira.

Lila pun mengangguk setuju lalu menimpali, "Kamu harus pergi dari sini, Kak! Jangan terus menempel di keluarga kami! Sudah cukup kamu menghancurkan hidup kami."

"Bu, Mira, Lila... Tolong hentikan ini," kata Kirana akhirnya. "Aku juga kehilangan Mas Arga, sama seperti kalian. Aku juga mencintai Ayah seperti kalian mencintainya. Aku tidak pernah ingin ada hal buruk terjadi pada keluarga ini."

Namun, Hilda tidak mendengarkan. Ia lalu berdiri, kemudian melangkah mendekati Kirana, dan menunjuknya dengan penuh kebencian.

"Kamu dengar ya, Kirana. Kalau sampai sesuatu terjadi pada suamiku, kamu akan aku usir dari rumahku! Aku tidak peduli apa yang harus aku lakukan!."

Kirana hanya menunduk sambil menggigit bibir untuk menahan isak tangisnya. Ia tahu, tidak ada gunanya membela diri saat ini.

Saat suasana semakin memanas, seorang perawat keluar dari ruang IGD. "Mohon tenang. Pasien butuh lingkungan yang damai agar tidak memperburuk kondisinya."

Hilda pun mengangguk dengan kesal, lalu kembali duduk. Sementara itu, Kirana memilih untuk mundur ke sudut ruangan, menenangkan dirinya sambil memeluk Naya yang mulai mengantuk.

"Ibu... Kenapa semua orang marah sama Ibu?," tanya Naya dengan suara kecilnya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Mereka hanya sedang sedih. Kita doakan saja kakek, ya?," jawab Kirana sambil menyeka air matanya.

Naya pun mengangguk anggukan kepalanya. "Aku mau kakek sembuh, Bu..."

Kirana mengecup dahi putrinya seakan mencoba mencari kekuatan dari bocah kecil itu. Dalam hatinya, ia bersumpah akan tetap tegar, apapun yang terjadi. Meski kondisi dia yang saat ini harus menjadi seorang SINGLE MOM.

Bersambung...

1
mbok Darmi
betul jgn kasih kesempatan lagi dia sdh pernah maling dan diberikan kesempatan kedua tapi malah ngrampok jd biarkan saja mau jd pengemis gelandangan ya terserah jgn memungut maling yg nantinya merugikan diri sendiri
Aurora: Setujuuu...
total 1 replies
Purnama Pasedu
nggak kapok juga Rini,dah di usir mertua kan
Purnama Pasedu: iya betul
Aurora: Kalau flasback... Pas pertama ketemu Kirana juga, si rini ini di usir dari warung makan karena di tuduh mencuri kan? Jangan-jangan bener 😅😅
total 2 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat Kirana.. semoga allah ganti yg lebih banyak... dan Rini dpt hukuman yg setimpal... Kirana kuat💪💪💪💪💪❤❤❤
Aurora: 💕💕💕💕💕
total 1 replies
Aurora
Maksudnya ini ketika ya, bukan suatu 🙏😁
mbok Darmi
sekali maling ya ttp maling itu sifat Rini semoga rini dan Aryo segera tertangkap dan aku yakin rini hanya dimanfaatkan aryo bandit dia tau kelemahan rini yg mencintai nya, mulai sekarang kirana hrs sadar menolong boleh terlalu percaya jgn ini akibatnya ditulung malah mentung
Aurora: Bener banget dan itu banyak berlaku di jaman sekarang ini... Na'udzubillah...
total 1 replies
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!