Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Adik Laki-laki Untuk Dean
Oma Sarah dibuat pusing dengan anak dan cucunya itu. Anaknya yang sulit diatur untuk diminta menikah lagi, sementara cucunya sibuk bekerja sampai ke negeri orang seolah ingin jauh dari keluarganya.
“Darius, kamu belum memberikan penjelasan apa-apa pada Mama tentang wanita yang kamu maksud kemarin!” Oma Sarah mengingatkan. Tadi malam setelah Darius masuk ke dalam kamar, pria itu tak lagi keluar. Membuat Oma Sarah jadi sebal karena tidak bisa merecoki Darius. Apa lagi Darius mengunci pintu kamar sehingga Oma Sarah tidak bisa masuk.
Darius melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. “Aku akan menjelaskannya pada Mama nanti malam karena sekarang aku harus segera berangkat ke kantor!”
Oma kembali dibuat sebal. Namun, tak bisa juga bersikap keras kepala untuk menahan Darius tetap di rumah.
Usai menikmati sarapan bersama, Darius langsung pergi meninggalkan rumah. Lagi-lagi, dia tidak langsung berangkat ke kantor. Melainkan singgah ke apartemen Kanaya. Sesuai dengan janjinya kemarin, Darius akan membawa Kanaya mengecek kandungan ke dokter kepercayaannya di rumah sakit.
“Kamu baru bangun?” Darius cukup kaget saat tiba di apartemen disambut dengan wajah kusut Kanaya.
Kanaya mengangguk pelan. “Maaf, Om. Tadi malam saya susah tidur. Baru bisa tidur jam tiga pagi.”
Darius dibuat heran mendengarnya. “Apa yang kamu pikirkan sampai kesulitan untuk tidur?”
Kanaya enggan menjawab. Pasalnya, dia tidak mungkin menjawab jujur kalau yang membuatnya sulit tidur karena memikirkan tentang kekasihnya. Entah mengapa Kanaya tiba-tiba saja memikirkan Dean dan membuat dadanya sampai terasa sakit.
Tak mendapatkan jawaban dari Kanaya, membuat Darius menghela napas dalam-dalam. “Ya sudah, siap-siaplah. Saya tunggu kamu di sini.”
Kanaya mengangguk. Kembali ke dalam kamar dan segera bersiap-siap. Tak membutuhkan waktu lama, Kanaya sudah berada di dalam mobil Darius menuju rumah sakit. Kali ini Kanaya kembali duduk di sebelah Darius. Seperti saat pulang ke apartemen kemarin.
Selama berada di perjalanan menuju rumah sakit, Kanaya tak mengeluarkan suara sepatah katapun. Wanita itu lebih banyak diam sambil menatap keluar jendela mobil.
“Dean, kenapa aku terus memikirkan kamu. Apakah saat ini kamu sedang tidak baik-baik saja?” Lirih Kanaya dalam hati. Entah mengapa dia merasa jika kondisi Dean saat ini sedang tidak baik-baik saja sehingga membuatnya terus memikirkan Dean.
Tanpa terasa, mobil sudah terparkir di depan rumah sakit. Darius segera mengajak Kanaya keluar dari dalam mobil. Seperti biasanya, Darius keluar dari dalam mobil menggunakan masker dan kaca mata hitam untuk menutupi identitas dirinya.
Kanaya masih diam saja hingga akhirnya mereka sudah berada di depan bagian administrasi.
“Kita dapat nomer antrian berapa?” Tanya Kanaya setelah Darius selesai membantu dirinya melakukan pendaftaran di bagian administrasi lebih dulu.
“Pertama.” Balas Darius seadanya. Kanaya pun mengangguk saja tak lagi banyak bertanya pada Darius.
Tak lama menunggu di depan ruangan dokter, keduanya dipanggil untuk masuk. Seorang dokter pria nampak menyambut kedatangan keduanya dengan senyum.
“Apa wanita ini calon istri kamu, Darius?” Tanya Dokter.
Darius menatap tajam wajah pria yang bukan hanya berstatus sebagai dokter kandungan, tapi juga teman sekolahnya dulu.
“Lakukan saja tugas kamu dengan baik dan jangan banyak tanya.”
Dokter tersenyum tersenyum lebar. Rasanya dia senang sekali bila melihat kekesalan di wajah Darius saat ini. Tanpa membuang waktu lama, Dokter meminta Kanaya untuk naik ke atas ranjang dan mulai melakukan pemeriksaan lewat USG setelah dibantu oleh perawat mengoleskan gel di atas perut Kanaya.
Jantung Kanaya dibuat berpacu dengan cepat melihat dokter melakukan pemeriksaan di bagian perutnya. Tak sabar, dia menatap wajah dokter dengan intens menunggu hasil dari pemeriksaannya.
“Wah, ternyata janinnya sudah cukup besar. Usianya juga sudah menginjak dua puluh minggu.” Kata dokter. Dia terus memberitahu bagaimana kondisi kandungan Kanaya saat ini yang membuat Kanaya jadi berkaca-kaca mendengarnya.
“Apa Ibu dan Bapak mau tahu jenis kelaminnya?” Tanya Dokter. Dia sudah bersikap profesional saat ini.
Ragu, Kanaya menganggukkan kepalanya. Pun dengan Darius yang ikut mengangguk mengiyakannya.
“Anak Ibu dan Bapak berjenis kelamin laki-laki.” Beritahu dokter seraya menunjuk bagian di layar monitor yang menunjukkan gambar kelamin anak Darius dan Kanaya.
Tanpa sadar, Kanaya meneteskan air matanya. Tidak disangka jika ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi bagian dalam hidupnya.
Sama seperti Kanaya, Darius turut merasa bahagia karena akan memiliki anak laki-laki kembali. Darius pikir dulunya dia tidak akan bisa mewujudkan keinginannya di waktu muda untuk memiliki anak laki-laki kembali karena istri tercintanya sudah berpulang kepada sang pencipta. Tak disangka, dia bisa mewujudkan keinginannya itu lewat Kanaya walau dari hasil yang tak terduga.
***
Kira-kira Dean seneng gak ya dapet adik cowok?🤭
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗