Terlahir dari keluarga broken home membuat Nirmala yang kerap dipanggil dengan Mala, sangat susah diatur oleh sang ibu sampai akhirnya dia di masukkan ke pesantren dengan harapan bisa membuatnya dapat berubah. Tetapi saat di dalam pesantren bukannya berubah, tetapi tingkahnya menjadi-jadi membuat guru-guru sampai gusnya pun pusing akan tingkahnya. Sampai suatu hari terjadi tragedi diantara keduanya, mereka terpaksa dinikahkan takut terjadi fitnah. Akankah Mala berubah sikap setelah menikah dengan gusnya atau malah semakin Badung ?. Yuk ! Baca Selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Perasaan Mala dan Bucinnya Gus Ahtar
3 bulan sudah berlalu pernikahan Mala dan Gus Ahtar lancar tiada masalah apa pun.
Mala, ning Hani, Luthfi, Cika, Ririn, dan sri berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, tiba-tiba di jalan dia bertemu dengan ning Sinta. Ya, ning Sinta sudah kembali dan ia sudah mengetahui bahwa gus Ahtar sudah menikah.
“Kemarin malam kamu sama gus Ahtar abis dari mana ?, kamu sengaja ya maksa gus Ahtar buat ajak kamu keluar malam-malam”
“Dih, so tahu. Asal lo tahu ya. Aku keluar kemarin malam diajakin sama suami aku, bukan aku yang minta” Jawab Mala
“Gak mungkin !!!” Ucap ning Sinta tidak percaya
“Ya sudah kalau gak percaya” Jawab Mala
“Asal kamu tahu ya, kamu itu gak pantes buat gus Ahtar. Dia itu pantasnya sama keturunan ning juga” Ucap ning Ratu
Ning Ratu adalah salah satu putri dari anak pesantren luar kota yang di titip ke pondok pesantren yang abah Rais pimpin.
“Kalau kamu gak percaya tanya saja sama suami aku langsung. Lagian kamu kenapa sih harus cape-cape urusih hidup orang. Aku mau keluar, aku ma uke bulan sama suami aku. Suka-suka aku dong, kenapa kamu harus repot-repot sih” Jawab Mala
“Yak arena gus Ahtar itu pengajar, masa iya gus Ahtar jalan malam sama perempuan” Ucap Ning Sinta
“Tapi kamu tahu kan yang pergi dengannya itu istrinya bukan kamu. kalau kamu yang di ajak jalan sama suami aku baru bermasalah” Jawab Mala sambil meninggalkan para ning itu
“Huuu…. Dasar cewek gak ada kerjaan. Ngapain coba cape-cape ngurusin hidup orang” Ucap Mala
“Tau tuh ning Sinta dan ning Ratu” Jawab Sri
“Udah yu ah berangkat, bikin ancur aja mood aku pagi-pagi gini” Ucap Mala mendumel
Sesampainya di kelas mereka berenam mengikuti pelajaran seperti biasanya.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”
“Bagaimana kabar kalian hari ini ?”
“Baik gus…”
“Alhamdulillah, bis akita mulai pelajarannya hari ini”
“Bisa gus …”
“Baiklah kita mulai pembahasan materi. Materi yang akan kita Bahasa hari ini tentang cinta”
Semua santri mendadak bersorak
“Huuu….”
“Maksudnya, tentang cinta kita kepada tuha. Bukan cinta saya terhadap istri saya, ataupun cintanya mba santri sama kang santri”
Cinta kita kepada tuhan haruslah lebih besar, melebihi cintanya kepada makhluknya. Sebab cinta kita tertanam lebih besar terhadap tuhan, iman kita tidak akan goyah. Orang yang mencintai tuhan lebih banyak ia tidak akan pernah menemukan rasa sakit bahkan kecewa.
Maka dari itu cinta kepada tuhan 99 % dan cinta kepada makhluknya 1 %. Jika berbalik rasa kecewa yang akan kamu dapatkan itu bisa jauh lebih besar dari pada rasa cinta yang kalian tanamkan.
Beberapa saat kemudian jam pelajaran selesai. Semua siswa di persilahkan untuk istirahat, sedangkan Mala di minta jangan keluar dulu sama gus Ahtar membuat Mala kesal karena ia sudah sangat lapar.
Kring Kring Kring
“Baiklah semuanya berhubung waktunya sudah habis kalian boleh istirahat, pembelajaran kita lanjutkan minggu depan”
“Yeyyy….”
“Kecuali Nirmala Syaqila Ramadhani, kamu jangan dulu keluar”
Mala berdecak kesal
“Kamu ikut saya” Ucap Gus Ahtar
“Mau ngapain ?” Tanya Mala
“Udah ikut aja kenapa sih, kebiasaan banyak tanya” Jawab Gus Ahtar
“Ishh nyebelin banget deh” Gumam Mala masih di dengar gus Ahtar
“Jangan banyak protes, ayo ikut saya sekarang” Ucap Gus Ahtar
*****
Sesampai di ruang pribadi gus Ahtar, Mala di suruh duduk berhadapan dengan gus Ahtar.
“Cepetan gus, saya sudah sangat lapar” Ucap Mala
“Apa jawabanmu tentang perasaan saya pada mu ?” Tanya Gus Ahtar
“Hanya untuk itu gus Ahtar, menyuruh saya ke sini ?” Taya balik Mala
“Iya, aku sudah gak sabar” Jawab Gus Ahtar
“Sama apa yang gus rasakan” Ucap Mala pelan karena dengan berjalannya waktu membuat perasaan Mala terhadap gus Ahtar mulai muncul
“Sama gimana ?” tanya Gus Ahtar Ambigu
“Aku sama kaya gus Ahtar punya perasaan” Jawab Mala
“Kamu beneran ?, jadi kita udah resmi ya jadi suami istri ?” Tanya Gus Ahtar
“Bukannya kita sudah agak lama jadi suami istri” Jawab Mala
“Tapi ini jadi resmi karena kita saling suka” Ucap Gus Ahtar
“Terserah gus Ahtar sajalah” Jawab Mala
“Kita makan, aku udah beli ayam geprek” Ucap Gus Ahtar
“Gus aku mau tanya” Ujar Mala tiba-tiba
“Mau tanya apa Mala ?” Tanya Gus Ahtar
“Kenapa laki-laki tidak pake pembalut ?” Tanya Mala
“Yak arena laki-laki tidak mengalami menstruasi Mala” Jawab Gus Ahtar
“Salah” Ucap Mala
“Terus kenapa ?” Tanya Gus Ahtar
“Karena kalau memakai pembalut nanti dikira hotdog gus” Jawab Mala sambil menyengis
“Astagfirulloh, pikiranmu ya” Ucap Gus Ahtar saat menyadari pertanyaan istrinya itu
“Ayo cepat makan, kalau gak makan aku cium yak amu nanti” Lanjut Gus Ahtar membuat Mala mengatupkan mulutnya
"Siapin dong sayang" Ucap Gus Ahtar
"Geli dengernya aku gus" Jawab Mala
"Emang kenapa ?" Tanya Gus Ahtar
"Biasa aja manggilnya, jangan kaya gitu" Jawab Mala
"Ya sudah, sekarang gantian kamu buka mulutnya" Ucap Gus Ahtar dan dituruti oleh Mala
Mereka pun pada akhirnya, makan bersama di ruangan pribadi gus Ahtar dan Mala meninggalkan teman-temannya.