Lili gadis cantik yang masi berada di bangku SMA harus menikah dengan laki laki yang bahkan ia tidak kenal sama sekali gara gara sebuah wasiat dari bapaknya.
Ia di jodohkan dengan rendi pria tampan dan populer di sekolah. Rendi adalah anak muda yang suka pergaulan bebas seperti anak muda lainnya. Yang selalu melakukan kenakalan remaja seperti balapan liar, mabok dan bahkan terlibat dengan dunia gelap.
" Apa pendapat kak rendi soalnya perjodohan ini?" tanya lili pada rendi
" Entah la mungkin gw bakal menerimanya" ucap rendi yang sudah benar2 merasa tertarik kepada lili apa lagi ketika melihat lili yang terlihat lebih cantik dari pada di foto
" Mungkin aku juga bakal menerima perjodohan ini kak" ucap lili kepada rendi
Rendi yang mendengar kata kata itu sontak kaget, ketika semua orang yang di jodohkan akan merasa tertekan dan marah akibat pernikahan yang mereka tidak inginkan tapi beda dengan mereka. Apakah kehidupan mereka akan tenang walaupun mereka saling menerima!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiqi17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Kdrt??
Saat ini rendi menyalakan rokok baru setelah ia tadi membuang rokok yang ia hisap, perasaannya sedang berkecamuk yang ia lampiaskan dengan menghisap rokok. Ia sangat kesal saat ini terhadap isterinya. ia merasa di permainkan oleh istrinya itu.
" Strees gw lama lama di sini" ujar rendi yang kemudian mengambil jaket yang tergantung di sudut ruangan lalu pergi keluar.
Mira yang melihat anaknya itu turun dari tangga langsung menghampirinya " ren mau kemana kamu? " tanya mira dengan tatapan penu tanya
" Mau keluar" ucap rendi ketus yang bahkan tidak melihat kearah orang tuanya itu.
" Kamu berantem sama lili ren?" tanya mira tapi tidak di jawab oleh rendi sama sekali " lili tadi pulang naik mobil, kenapa gak kamu anterin ren" tanya mira
" Aku mau keluar ma, tolong mama minggir" sentak rendi dengan nada kasar.
" Ren kalo kamu berantem sama lili mama mohon jangan lama lama ya, lili itu dititipin sama ayahnya buat kita jaga ren tolong jangan bikin lili nangis ya" ucap mira karena emang sudah sayang banget sama menantunya itu.
" Aku gak berantem!"
" Lili bilang kek gitu ke mama dan kamu juga ren, kenapa si kalian ini suka bohong ke mama emangnya mama gak tau kalo kalian lagi marahan. mama gak buta ren" sewot mira kesal dengan anaknya itu.
" Ya terus apa ini masalah rumah tangga aku ma sama lili. gak ada hubungannya sama mama" ucap rendi kemudian pergi menjauh dari mira menuju pintu keluar.
Ia kemudian langsung menaiki mobil yang tadi ia pakai, rendi menjalankan mobilnya itu dengan kecepatan penuh menuju sebuah bar yang ada di pusat kota. Sesampainya di bar rendi langsung masuk dan duduk di meja depan bartender.
" Mas pesen satu botol wine " ucap rendi sambil menunjuk
Bartender itu pun langsung memberikannya satu botol wine dan juga gelas kepada rendi. Rendi yang di beri sebuah botol wine itu langsung menenggak dari botol tampa menuangkanya terlebih dahulu di gelas, ia meminum itu sampai habis tidak tersisa.
" Mas satu botol lagi" ucap rendi kepada bartender
Bartender itu pun memberi satu botol wine kepada rendi, ia terus memesan wine sampai tidak tahu udah berapa botol yang ia habiskan sehingga membuat rendi mabok.
Saat ini di apartemen, lili sudah tertidur pulas ia bener benar capek dengan keadaan sekarang saat ia sudah pergi ke alam mimpi tiba tiba hpnya berbunyi dan menampilkan telepon dari rendi.
" Hallo kak" ucap lili dengan nada yang masi mengantuk.
" Hallo maaf mba aku bartender di bar xx bisa tolong kesini gak suami anda sedang mabok" ucap bartender itu yang melakukan panggilan dengan hp milik rendi.
" Oh iya. maaf ya mas nanti aku kesan" ucap lili yang kemudian segera mematikan hp tersebut.
Lili kemudian pergi mengendarai mobilnya menuju bar yang sudah di sebut oleh bartender tersebut. Sesampainya lili di bar ia langsung masuk dan menampakkan rendi yang sedang berbicara nglantur, ia kemudian mendekati Rendi dan berniat untuk membawanya pulang.
" Kak ayo pulang" ucap lili menggoyang goyangkan tubu suaminya itu.
"Kamu" ucap rendi sambil menujuk lili "F*ck aku $(zv kamu anj*ng" ucap rendi mengelatur.
Lili yang mendapatkan hinaan kata kata kasar dari rendi jujur sangat kesal, ia ingin sekali menampar mulut dari suaminya ini. "Kak tolong jangan persulit aku ayo pulang" teriak lili yang berniat memapah rendi tapi di dorong oleh rendi sehingga ia terjatuh di deretan kursi yang membuat kursi itu jadi berantakan.
Brakkkk
" Eh mba gak papa?" tanya bartender itu membantu lili agar bangun.
" Iya gak papa" ucap lili, sebenarnya kepalanya sakit gara gara terbentur tadi saat di dorong rendi.
" Eh mba itu kepalanya berdarah" ucap bartender itu yang kaget melihat kepala lili
Lili yang mendengar itu lansung memegang pelipisnya dan benar saja ada darah yang menempel di tangan nya. "Ihhh kak sakit banget tau! Dorong dorong istri kek gitu namanya kdrt! " Ujar lili kesal kemudian memukul pelan kepala rendi
" mas tolong bisa angkat dia gak ke dalam hotel yang ada di depan itu nanti aku bayar" ucap lili kepada bartender itu
Ia males membawa suaminya itu pergi ke apartemen, ia juga tidak mampu kalo menggotong suaminya itu ke apartemen. Ia akhirnya memesankan sebuah hotel untuk rendi tidur dan meninggalkan suaminya pergi untuk pulang ke apartemen.
saat sampai di apartemen lili langsung mengambil kotak P3k yang ada di laci ruang tv. " Untung gak sobek" ujar lili, ia sebenarnya sakit hati di kata katain kasar seperti itu oleh rendi tapi ia maklumi karena suaminya itu mabok. Lili kemudian memutuskan untuk tidur karena besok harus sekolah.
Alarm dari hp lili berbunyi yang menandakan sudah jam enam pagi ia kemudian pergi menuju kamar mandi dan Betapa kagetnya ia ketika melihat banyaknya lebam di tubuhnya akibat tadi malam terjatuh.
" Ini bisa gak ya di tutupi, aku takut nanti di tanyain sama luna dan selly apa lagi mereka tau kalo aku dan kak rendi lagi berantem. Nanti di sangka aku di aniaya kak rendi lagi walaupun emang bener si" guman lili yang sedang bingung mau sekolah atau tidak.
Lili kemudian memutuskan untuk tidak sekolah ia juga takut di tanyain soal pesta tadi malam. Ia kemudian berencana ingin membawa Ketty pergi ke salon kucing untuk mandi hari ini.
" Ketty ayo kita pergi ke salon" ucap lili yang kemudian mengendong ketty dan pergi menggunakan grep yang tadi ia pesan.
Rendi saat ini baru bangun dan ia sangat kaget dengan keberadaannya saat ini. ia kemudian melihat hp yang menujukan jam sembilan pagi. " Ini gw ada di hotel kok bisa" guman rendi mengingat ingat kembali tapi nihil ingatannya hilang
Ia kemudian keluar pergi munuju loby dan langsung menghampiri resepsionis.
" Mba yang check-in kamar 303 atas nama siapa" tanya rendi kepada pihak resepsionis.
"Bantar ya kak. pemesanan atas nama reyli cyra karang " ucap Fo itu
" Ha kok lili! " guman rendi yang masi mengingat ingat lagi dan akhirnya ia inget telah berkata kasar kepada lili dan bahkan mendorongnya.
" Anjir gw tol*l baget " ucap rendi mengacak acak rambutnya dan pergi menuju mobilnya yang masi terparkir di depan bar.
Rendi kemudian menjalankan mobilnya menuju apartemen. Saat sampai di depan apartemen rendi langsung memarkirkan mobilnya dan langsung pergi menuju lantai lima tempat apartemennya berada.
Saat ini rendi menunggu lift itu turun dan ketika lift itu terbuka rendi sangat terkejut yanga ada di dalam lift itu ternyata istrinya sendiri. " Li?"
" Kak rendi" ucap lili yang kemudian menghampiri rendi.
" Li kamu gak papa? " tanya rendi yang melihat jidat lili di plester dan tangan lili yang lebam
" Kak rendi ternyata bisa kawatirin lili juga ya padahal kemaren kak rendi cuekin lili bahkan ketika di bar kak Rendi juga ngata ngatain lili" ujar lili menyindir sang suami sambil menatap sinis
" Gw gak bermaksud li "
Mereka kemudian memutuskan untuk kembali kedalam apartemen. Dan saat ini rendi dan juga lili ada di ruang tv, mereka sedang duduk Tampa sepata katapun yang keluar dari mulut kedua insan tersebut.
" Kak jawab lili sekarang apa mau kak rendi? kak rendi sudah gak percaya lagi kan sama lili" ujar lili membuka percakapan.
Rendi yang mendengar itu pun mengiyakan kata kata lili bahwa memang dirinya sudah tidak percaya lagi dengan istrinya itu tapi ia bingung sekarang ketika di tanya lili mau apa, ia masi sayang sama lili dan ia juga tidak mau berpisah dengan istrinya itu.
" Kenapa kak! kenapa kakak selalu diam seperti itu! Lili kan sudah bilang kalo lili gak suka di diemin kek gitu" sentak lili sambil membuang mukanya kesel
" Gw cuma di jadi pelarian lu kan li! lu Masi sayang kan li sama tu cowok! apa lagi dia pacar dan cinta pertam lo kan! " ucap rendi dengan nada tinggi
Lili yang mendengar itu dari mulut rendi jelas sangat kesal dituduh seperti itu tapi ia juga kaget ketika rendi menyebut bahwa Ricky adalah cinta pertamanya dia tau dari mana batin lili " Ya Ricky itu cinta pertama aku dan pacar pertama aku juga. lili gak mengelak soal itu dan aku menikah dengan kak rendi atas dasar wasiat dari ayah kak. gak ada hubungannya dengan Ricky." Ujar lili yang kini matanya sudah mulai berbinar menahan amarah dan juga kesediha
" Terus kamu masi sayang sama dia?"
" Gak!, tolong kak gak usah bahas itu lagi to aku sama dia kan udah gak ada hubungan lagi,"
" Kenapa! lu masih sayang kan sama tu cowok. Saking sayangnya sampai gak bisa di ceritain " tuduh rendi terhadap lili dengan nada tinggi.
" Bisa gak sih gak usah bentak bentak lili kek gitu, dia cuma masa lalu lili kak gak lebih. lili gak selingkuh lili juga gak main cowok kenapa kak rendi suka banget bahas masa lalu si hiks" isak lili yang kemudian meneteskan air matanya.
Lili benar benar capek dengan keadaan sekarang rendi seakan akan memojokkannya terus padahal ia sudah bilang kalo mereka gak ada hubungan. " Kalo kak rendi tetep tidak percaya sama lili, lebih baik kita cerai aja lili gak mau punya suami yang gak percaya sama istrinya sendiri dan juga kasar seperti kak rendi! " Teriak lili yang kemudian pergi menuju kamarnya yang kemudian ia kunci.
Lili saat ini menangis dengan di tutupi bantal agar tidak ada suaranya. Ia benar benar capek dengan suaminya itu yang bahkan tidak percaya sama dirinya.
" Ayah kenapa ayah tinggalin lili secepat ini, aku kangen ayah hiks" guman lili yang saat ini kalut dengan kesedihan.
Rendi yang mendengar perkataan lili tadi membuat ia sangat kesal " kenapa lili gampang sekali melontarkan kata cerai seperti itu. Apa aku salah bertanya seperti itu" guman rendi yang saat ini memijat pelipisnya pusing.
Rendi kemudian menuju ruang sebelah, ia menghidupkan monitor untuk mencari sesuatu. Tidak butuh waktu lama bagi rendi ia kemudian mendapatkan no telepon dari teman lili yaitu Jihan. Rendi kemudian langsung mengetik nomor telepon itu dan meneleponnya.
" Hallo? " ucap jihan dari sebrang sana
" Hallo aku rendi cowok lili boleh aku tanya?" Ucap rendi kepada Jihan
"Eh kok bisa tahu no aku? Emang kenapa kak kok telepon aku. Emang lili kenapa?"
" Bisa jelasin hubungan lili dengan Ricky gak?" ucap rendi to the poin
" Oh. Ricky tu mantan lili yang protektif. lili selalu di larang ini, di larang itu, kadang ia juga marah padahal lili main sama kita cewek cewek. tapi dia malah marah marah gak jelas, dia juga suka nuduh lili ketika deket dengan laki laki, apa lagi ketika di jelaskan recky selalu tidak percaya dengan perkataan lili dia akan berhenti menuduh lili ketika dia sudah mendapatkan bukti. Jahat banget gak si ka! seharusnya kalo sayang kan kita harus percaya seratus persen dengan orang yang kita sayangi. ya kurang lebih gitu si kak Ricky itu terlalu ngekang lili dan karena itu juga lili jadi putus" ucap jihan jujur menjelaskan pada rendi
Ia yang mendengar kata kata Jihan bahwa Ricky selalu tidak percaya lili kecuali ada bukti ia kemudian tersadar bahwa ternyata dirinya juga mirip dengan Ricky. Apakah sifat aku yang seperti itu bakal nyakitin lili batin rendi "Makasih Jihan infonya " ucap Rendi
" Kamu lagi marahan sama lili gara gara itu?" Tanya jihan " Ricky itu emang mantan lili tapi lili udah bener bener lupain dia kok, walaupun Ricky mohon mohon ke lili juga aku jamin dia sudah gak bakal Nerima Ricky." Ucap jihan meyakinkan rendi
" Iya aku mengerti sekarang"
" Kak jaga lili ya dia itu wanita baik apa lagi sekarang dia sudah tidak ada siapa siapa lagi tolong jangan bikin dia nangis ya"
" Iya, yaudah makasih ya" ucap rendi getir yang kemudian mematikan teleponnya.
Pikirannya sekarang bener bener kacau ketika mendengar pesan dari jihan hatinya malah semakin merasa bersalah entah sudah berapa banyak dia membuat lili menangis bahkan sekarang lili sedang menangis karena dirinya. " Gw bener bener kacau! udah bentak bentak lili dorong lili bahkan berkata kasar kedia, padahal di sudah menjelaskan berkali kali tapi tetep aja gw gak percaya beg*h banget si gw" ucap rendi mengacak acak rambutnya yang tidak gatal itu.
Rendi kemudian mematikan monitor itu dan pergi keluar, ia berniat menghampiri lili tapi saat sudah ada di depan pintu rendi terdiam mendengar suara tangisan yang cukup pelan yang membuat rendi semakin merasa bersalah." Gw minta maaf li gw yang harusnya bahagia kamu malah selalu bikin kamu nangis" guman rendi merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan kepada istrinya. rendi kemudian mendekat ke arah pintu itu dan kemudian mengetuknya.