Mengejar Ayah Anak Ku

Suara kendaraan dan detingan sendok memenuhi kafe tersebut. anggie terlihat terdiam setelah menerima permintaan Violet.

"mmmh anggie apa permintaanku menyusahkan kamu?"

"Bukan, tentu saja tidak. Aku hanya bersyukur aku bisa membalas apa yang telah kamu beri padaku"

"Anggie, aku tidak meminta balasanmu. aku tidak memaksa, jika ini membuat mu bermasalah"

"Aku tahu kamu tulus membantu ku, tapi tetap saja aku masih ingin membalas jasamu. Jadi jangan sungkan untuk meminta bantuanku. dan ini tidak masalah untukku. Aku hanya perlu memasukkannya kan? tapi jika kinerja dia tidak bagus aku tidak bisa membantunya nanti"

"Terima kasih anggie. Iya jika saat itu terjadi, kamu hanya perlu memecatnya saja. Dan mungkin nanti aku akan meminta bantuanmu kembali"

"Aku akan membantumu!"

"Terima kasih anggie" Violet menyeruput minuman yang dia pesan. Hmm ini enak sekali, ucapnya yang membuat anggie tertawa.

Merekapun mengakhiri pertemuan mereka dan saat ini Violet berjalan pulang ke villa Lucas.

***

"Eh bi elin kenapa menunggu di luar?" vilet yang baru saja sampai di depan pintu villa lucas.

"Non, ada tuan Lucas di dalam mencari anda sedari tadi"

"Tumben, aduhh dimarahin gk ya"

"Udah non buruan masuk aja" Bi elin pun menghawatirkan Violet, karena sifat Lucas yang tidak sesabar dulu.

Langkah Violet memasukin rumah dengan sangat pelan, melihat perlahan keberadaan Lucas. dan menghampiri lucas yang sedang duduk di ruang tamu.

"Kamu dari mana saja? ini sudah jam 8 malam"

Baru jam 8 malam. DIa benar - benar menghawatirkan ku!, Gumama pelan Violet tapi terdengar oleh Lucas.

"Apa? baru jam 8? aku tidak peduli jika kamu sendiran dan tidak membawa Anakku!"

Ah benar dia hanya menghawatirkan anaknya, terasa sesak hati Violet

"Aku hanya bertemu dengan temanku kak, maaf sudah menghawatirkan mu"

Hah, Lucas menghela nafas dengan kasar dan berjalan ke arah violet yang sudah menundukkan kepalanya. Namun bukannya memarahi Violet. lucas hanya menurunkan badannya hingga wajahnya sejajar dengan perutnya.

Tangan lucas mulai mengelus perut Violet dan menciumnya membuat violet merasakan panas dingin yang belum pernah violet rasakan, dan memundurkan selangkah dari lucas.

Lucas menegakkan badannya kembali, "Aku hanya ingin bertemu dan mencium anakku" jelasnya.

"Aku tahu kak, hanya saja aku tidak terbiasa"

"Biasakanlah mulai sekarang!, dan jika ingin pergi kabarin aku!" Lucas pun berjalan keluar dari villanya.

"Kak, 1 bulan ini aku ada perkerjaan pemotretan. pagi hingga jam 5" dusta violet.

"Kabarin aku ketika berangkat dan pulang!" lucas pun melanjutkan langkahnya kembali.

***

Lucas yang dari villa Violet, Kini sudah berada di depan tuangannya. Ayana.

"Sayang, kamu kapan akan mengajak tinggal di rumamu?"

"Setelah nikah sayang, maaf aku memang orang yang kolot" jawab lucas

"Iya kamu sangat kolot, pacaran hingga tuanangan saja hanya berpegangan tangan" lesuh Ayana.

"Aku ingin kamu dan aku melakukan semuanya pertama kali ketika kita sudah menikah"

"hah, baiklah. oh iya apa aku boleh kerja di tempat mu? Setelah aku berhenti berkerja di rumah sakit itu. aku jadi bosan"

"Baikalah, posisi pemasaran sedang butuh banyak karyawan. Apa tidak masalah jika kamu di posisi itu?"

"hmm apa aku tidak bisa jadi seketaris mu dan membantu felix? atau kamu berikan posisi lain saja untuk felix dan aku menggantikannya"

"Tidak bisa sayang, urusan pribadi dan kantor itu hal yang berbeda"

"Tapi aku.."

"Ah apa aku perkenalkan mu dengan rumah sakit keluarga ku dan berkerja disana?"

"Tidak lucas, aku akan menerima jadi marketingmu saja kan aku hanya ingin dekat dengan mu"

"Bagus lah"

Lucas dan Ayana pun menyelesaikan makanan mereka. Lucas pun mengantar pulang Ayana di apartment yang dia beri. "Sampai jumpa lagi Lucasku sayang" Lucas hanya tersenyum dan melambai Ayana hingga ayana tak terlihat dari pandangannya. senyumnya kembali datar.

"Felix pastikan dia tidak keruangan ku jika dia berkerja nanti"

"Baik tuan"