NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alea

"Nikah sama aku!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa

"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Dua

Tahu seberapa kesal Alexa pada Nicholas saat ini? Yang jelas tidak bisa diungkapkan hanya dengan kata. Bagaimana tidak? Nicholas memberitahu jadwal penerbangan ke Swiss dua jam setelah mereka selesai berenang.

Mereka bahkan belum packing!

Keduanya sudah berada di dalam kamar. Setelah mandi mereka duduk di tempat yang berbeda, tetapi saling mempertemukan pandangan dengan ekspresi yang bertolak belakang.

Alexa duduk di tepi tempat tidur dengan tangan terlipat di dada. Ia duduk dengan raut wajah masam dan juga cemberut. Tatapannya mengarah pada Nicholas yang tengah duduk di sofa, memperlihatkan tatapan penuh permusuhan. Terlihat pria itu bertelanjang dada, bagian bawahnya hanya ditutupi oleh handuk berwarna putih.

Berbeda dengan Alexa, Nicholas terlihat lebih santai, ekspresinya juga datar. Pria itu duduk bersandar pada punggung sofa, ditangannya terselip satu batang ber-nikotin, pandangannya dipertemukan dengan Alexa. Wajah wanitanya terlihat cemberut.

"Kenapa lagi? Masih kurang tadi di kolam?" ledek Nicholas. Pria itu menghisap rokoknya kemudian mengepulkan asapnya.

"Kamu keterlaluan. Aku belum packing," maki Alexa lantas berdiri masih dengan tangan terlipat di dada.

"Tidak usah bawa pakaian ganti. Lagian pakaian kamu gak ada yang bagus?" ucap Nicholas membuat Alexa mendengkus.

"Ejek aja terus," gerutu Alexa.

Nicholas menegakkan posisi duduknya, mencondongkan tubuhnya ke depan, mematikan rokok di dalam asbak keramik. "Aku kasih Amex ke kamu bukan buat kamu anggurin. Beli pakaian yang bagus. Bukan beli pakain sampah kaya gitu," ucap Nicholas sarkas.

Betapa kesal Nicholas melihat sebagian banyak model pakaian Alexa terbuka.

"Boleh beli pakaian seksi?" tanya Alexa. Ekspresi wajahnya dibuat seimut mungkin.

Nicholas tidak langsung menjawab. Ia berdiri mendekat ke arah Alexa, menarik pinggang Alexa, mengikis jarak di antara mereka.

"Kamu cuma boleh pakai pakaian seksi di depanku. Tapi kalau kamu mau pakai pakaian seksi di depan umum, itu berarti kamu udah siap jadi jalang!" ucap Nicholas pelan, tapi kalimatnya menusuk di hatinya.

Alexa mendorong dada Nicholas membuat jarak di antara mereka.

"Dasar pria menyebalkan! Kenapa setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya bisa menyakiti hati orang lain saja," gerutu Alexa tanpa menghentikan langkahnya. Ia berniat untuk keluar dari kamar.

"Berani kamu keluar dengan penampilanmu kaya gitu, aku bersumpah akan masukin kamu di depan semua orang yang ada di sini!" hardik Nicholas.

Pergerakan tangannya langsung terhenti, ketikan tangannya baru akan menyentuh handle pintu. Tanpa berbalik Alexa menurunkan pandangannya. Mulutnya menganga baru sadar jika dirinya hanya memakai handuk yang melilit di dadanya.

Baru setelah itu Alexa berbalik, menatap Nicholas dengan senyuman bodohnya. Ekspresi Alexa berubah dalam sekejab. "Aku lupa belum pakai baju."

"Lupa atau memang kamu sengaja mau godain pria yang ada di rumah ini!" sergah Nicholas.

"Aku tidak serendah itu, sialan!" maki Alexa.

"Ngomong apa tadi?" tanya Nicholas geram.

"Gak ngomong apa-apa," elak Alexa.

"Bagus ngomong kaya gitu. Aku suami kamu, Alexa!" bentak Nicholas.

"Kamu yang mancing aku duluan!" balas Alexa, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Hatinya sakit mendengar semua makian Nicholas.

"Jangan menguji kesabaranku, Alexa!" bentak Nicholas.

"Terserah!" Alexa mengusap air matanya sambil berjalan ke walk in closet, meninggalkan Nicholas yang begitu menyebalkan.

Nicholas sendiri mengumpat, mengangkat lengan kekarnya untuk menggusar rambutnya ke belakang. Ia lantas menyusul Alexa ke walk in closet. Terlihat Alexa sedang berdiri memunggungi dirinya. Meskipun tidak melihat secara langsung Nicholas jika Alexa menangis.

Nicholas menghembuskan napas kasar lantas memeluk Alexa dari belakang. "Aku tidak suka bibir kamu yang manis ini ngomong kasar."

Alexa tidak bergeming, tidak membalas ucapan Nicholas juga, ia sibuk mengusap air matanya yang masih menetas.

Nicholas kembali menarik napas berat sebelum menarik lengan Alexa, memaksa wanita itu untuk melihat ke arahnya. Tangan Nicholas bergerak untuk mengusap jejak air mata yang ada di pipi Alexa.

"Maaf." Nicholas membungkuk, mengecup kening Alexa dalam jeda waktu sedikit lebih lama.

-

-

-

Tepat pukul lima sore Alexa dan Nicholas sudah berada di area bandara, tepatnya di salah satu landasan pacu. Disitulah Alexa kini berada, berdiri dengan anggun, memakai dress warna hitam ketat dengan panjang sampai batas lutut. Jika biasanya Alexa memakai pakaian sedikit terbuka, kini demi pergi ke Swiss ia menurut pada Nicholas. Memakai pakaian tertutup.

Alexa terbengong sesaat melihat apa yang ada di hadapannya. Ia pikir mereka akan terbang ke Swiss dengan pesawat komersil, tetapi rupanya Nicholas sudah menyiapkan pesawat pribadinya. Miliknya sendiri, bukan milik keluarganya.

Seberapa kaya sebenarnya suaminya itu?

"Mau masuk atau mau tetap berdiri di situ?" ejek Nicholas.

Alexa tersenyum sinis saat mendengar perkataan Nicholas. Pria di hadapannya seperti memiliki dua kepribadian, kadang bersikap manis, kadang juga bersikap buruk.

Alexa lantas berjalan mendekati Nicholas, membiarkan pria itu merengkuh pinggangnya. Keduanya lantas masuk ke dalam pesawat.

Mereka sudah berada di dalam sebuah private jet yang akan membawa mereka ke Swiss. Mereka duduk bersebelahan di dalam pesawat itu. Senyum membingkai di wajah Alexa, melihat interior pesawat itu. Mewah dan indah.

"Terima kasih," ucap Alexa tiba-tiba, membuat Nicholas langsung menoleh ke arahnya. "Kamu tahu ... aku sudah lama ingin pergi ke Swiss. Dan akhirnya aku bisa ke sana."

Ya, Alexa memang harus berterimakasih, setelah pertengkaran mereka tadi tidak membuat Nicholas membatalkan perjalanan mereka ke Swiss.

"Ini gak gratis, Alexa," ucap Nicholas.

Alexa mendengkus lantas mengerucut bibirnya. Harusnya udah ketebak, jika Nicholas melakukan hal baik padanya, pasti ada sesuatu di belakangnya. "Kamu sudah punya segalanya. Kamu mau apa lagi dariku."

Nicholas tidak langsung memberikan jawaban. Ia justru menatap lekat Alexa, membuat wanita itu menjadi salah tingkah.

"Kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Alexa menahan debaran jantungnya.

Lagi-lagi Nicholas tidak menjawab, justru semakin mendekatkan wajahnya. Saking dekatnya keduanya bisa sama-sama merasakan hembusan napas satu sama lain. Jarak keduanya sangat dekat, hanya tinggal beberapa centi saja untuk berciuman.

"Nick —"

"Aku tidak butuh apa-apa dari kamu. Aku cuma butuh kamu nurut sama aku." Nicholas menukas ujaran Alexa.

GLEK

Alexa menelan salivanya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak mengering. Hanya itu yang Nicholas minta.

"Oke …." Alexa mengangguk patuh.

"Good girl." Nicholas memberikan kecupan di bibir Alexa.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan. Burung raksasa itu juga sudah mulai bergerak.

Langit sudah mulai gelap, waktu juga sudah menunjukkan pukul 9 malam. Pasangan suami istri itu masih duduk dalam diam dengan kegiatan masing-masing. Nicholas sesekali mencuri pandang pada Alexa, perempuan itu sudah menguap untuk beberapa kali.

"Ayo ke kamar," ajak Nicholas.

"Kamar?" tanya Alexa bingung. "Di pesawat ini ada kamar?" tanya Alexa.

"Hmmm." Nicholas bergumam untuk menjawab pertanyaan dari Alexa.

Nicholas lebih dulu bangun, setelah itu membantu Alexa. Keduanya melangkah ke bagian belakang pesawat, ada satu kamar di sana.

"Seberapa kaya kamu sampai bisa memiliki perawat pribadi semewah ini?" Alexa merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk dengan posisi terlentang. Membiarkan Nicholas mengungkungi dirinya, sontak Alexa mengalungkan kedua tangannya di leher Nicholas.

"Kenapa kamu ingin tahu?" tanya Nicholas.

"Hanya ingin tahu saja," jawab Alexa.

Nicholas mendengkus kemudian menyembunyikan wajahnya di leher Alexa, mencium aroma wangi yang memenangkan dirinya. Tangan pria itu menyingkap dress yang Alexa kenakan, mengusap paha wanitanya. Alexa berontak, tentu tidak. Alexa tidak akan keberatan selama Nicholas tidak kasar.

"Jawab dulu, seberapa kaya?" tanya Alexa lagi membuat aktivitas Nicholas terhenti.

"Cukup untuk bayar harga diri kamu," jawab Nicholas asal.

"Hah, dasar menyebalkan!" maki Alexa. "Percuma kamu minta maaf tadi, ujung-ujungnya sikap kamu kaya gini lagi." Alexa mencibir lantas mengerucutkan bibirnya.

"Tidur! Gak usah cerewet." Nicholas mengecup kening Alexa. Suaranya yang lembut membuat Alexa merasa tenang.

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
Maricha: siap 😍😍😍😍🥰
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Eny Agustin Pramita
lanjut doonkkkk....
tina
lanjut kak
Reni Anjarwani
doubel up
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
sengaja ya Alexa,,suka banget bikin suami mu naik darah...
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
tina
lanjut kak
Upi Raswan
semua warisan untuk istrinya ...kereeen nicholas, Alexa pasti bakalan kaget sampai njundil ,, tapiii kira2 Alexa bakalan marah gak yaa kalo suatu saat nicho ngaku kalo dia pria yg bersamanya malam itu. Nicho kenapa kesannya membiarkan pelaku penjebakan?
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
Maricha: siap Kak
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
Maricha: Untuk sementara off dulu ya Kak. Stori ini lagi proses revisi total
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!