Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTMC 34
"Luc, kapan kamu mau nikah sama Isabela?" tanya ibu Yesi saat putranya itu pulang dan akan menginap di rumah.
"Masih di bahas ma." sahut Lucas. "Lagian nikah juga butuh persiapan yang matang." sambungnya lagi sambil berjalan menuju ke lantai atas dimana kamarnya berada.
"Gimana kalau kita adainnya minggu depan aja?" kata ibu Yesi memberikan usulan pada putranya. "Samaan dengan tanggal pernikahannya Brian." imbuhnya lagi.
Lucas sontak saja langsung menghentikan langkahnya dan menatap ibu Yesi.
"Mama mau lihat papi kamu itu lebih pilih datang ke pesta anaknya atau pestanya kamu, gitu." ujar ibu Yesi.
"Mama ini gi-la ya?" tanya Lucas dengan nada kesal setengah mati. "Kalau aku nikahannya barengan sama Brian yang ada malah bikin malu diri sendiri ma, karena apa ... karena para tamu undangan pasti lebih memilih datang ke pestanya Brian di bandingkan pesta kita." katanya lagi. "Mama lupa gimana berpengaruhnya anak tiri mama itu." sambungnya lagi.
Setelah mengatakannya, Lucas memilih untuk melanjutkan berjalan menuju ke kamarnya meninggalkan ibu Yesi yang diam terpaku. Lucas benar-benar gak habis pikir dengan apa yang di katakan mamanya barusan.
Begitu sadar sudah tak mendapati Lucas di sana, jadi ibu Yesi memilih untuk kembali ke kamarnya. Karena ingin melihat Brian sedih sebab sang papi tak datang kerena lebih memilih anak tirinya ... eh malah melupakan fakta penting tentang Brian.
❤️
Hari ini Kaila sedang jalan keluar bersama dengan Tante Paula juga Tante Wanda dan Nathalia. Mereka berempat mengabiskan waktu untuk belanja-belanja, perawatan di salon kecantikan ... eh ralat lebih tepatnya Kaila yang belanja karena di paksa oleh mereka bertiga yang tentu saja atas titah dari Brian.
"Ini kebanyakan gak sih tan?" tanya Kaila yang sudah melihat jika tangan mereka berempat di penuhi dengan tentengan paper bag belanjaan. "Nanti Brian marah loh duitnya habis banyak gara-gara buat belanja kayak gini." kata Kaila lagi dengan mengatasnamakan Brian untuk menghentikan kegilaan mereka berbelanja. Maklumlah ini adalah kali pertama untuk Kaila berbelanja tanpa pikir harga dan berapa jumlah yang akan di beli.
Belanja sih belanja tapi ini vibesnya sudah kaya mereka mau buka toko aja dengan belanjaan segitu banyaknya.
Tante Wanda, Tante Paula dan Nathalia malah tertawa cekikikan mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut Kaila.
"Ya ampun Kaila, Brian malah seneng kali kalau kamu bantu buat ngabisin duitnya." sahut tante Wanda yang ketawanya sudah reda duluan.
"Mau kamu beli mall ini dengan seisinya, duit Brian itu gak akan habis Kai." timpal tante Paula.
"Ini kita jadi ke salon gak sih?" tanya Natalia menyela omongan ibunya dan Tante Paula.
"Ya jadi dong, tapi mendingan kita makan dulu yuk ... laper nih." sahut tante Paula yang di angguki semuanya karena memang sudah lewat jam makan siang jadi ceritanya perut sudah pada keroncongan karena para cacing di dalam sana sudah pada demo minta di isi.
Jadinya mereka berempat pulang kala hari sudah hampir petang, sebab setelah makan langsung pergi ke salon untuk melakukan serangkaian treatment untuk tubuh mereka dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tak apalah mengeluarkan kocek yang agak lumayan, karena sesekali perlu juga memanjakan tubuh ... jangan maunya cuma di ajak kerja terus.
❤️
Gak nyangka hubungan yang tadinya tejadi karena sebuah kesepakatan, akhirnya berakhir dengan pernikahan yang sesungguhnya yang tentu saja di bumbui dengan bumbu cinta dan sayang dari keduanya.
Kaila yang sudah cantik di depan meja rias mendadak begitu sangat gelisah. Ada apakah gerangan ... Namun dirinya masih berpikir positif, mungkin dia seperti itu karena akan segera melepas masa lajangnya. Apalagi di hari bahagianya ini dirinya tak di temani oleh keluarga juga orangtua, rasanya jadi bercampur sedih dan nelangsakan.
"Jangan sedih dong Kai, ingat ini adalah hari bahagiamu loh ... jadi kamu hanya di ijinkan menangis bahagia bukan karena sedih." kata Yuma yang memang menemani Kaila dari semalam.
"Tapi tetap aja sedih karena inget ayah sama ibu." lirih Kaila dengan kepala yang tertunduk bahan air matanya sudah hampir tumpah kembali.
"Iya aku tau gimana perasaan kamu, tapi percayalah mereka pasti sangat bahagia melihat kamu menikah dari atas sana, kalau kamu sedih ... mereka juga sudah pasti sedih Kai, apalagi penyebabnya adalah mereka." sahut Yuma dengan sebelah tangannya yang mengelus punggung Kaila.
"Ayo." ajak Tante Paula yang baru saja masuk kedalam kamar. Dia dan yang lainnya memang di minta untuk menghampiri Kaila dan Yuma yang ada di kamar dan membawanya keluar karena memang sudah waktunya.
Karena Kaila sudah tak memiliki orangtua dan tak ada sanak saudara, jadi yang menggandeng tangan Kaila dan menyerahkannya ke Brian nantinya adalah om Galen yang di dampingi oleh tante Paula.
❤️
Satu persatu prosesi sudah terlewati, mulai dari acara pemberkatan pernikahan di gereja hingga acara resepsi malam ini di sebuah ballroom hotel bintang lima.
Kaila yang sedang duduk di tepi ranjang tiba-tiba di kejutkan dengan suara pintu yang di ketuk dari luar sana.
Dan tanpa memikirkan atau curiga sedikit pun Kaila lansung membuka pintu tersebut.
Cklek
"Ka ... emmmp." Kaila langsung tak sadarkan diri kala sebuah sapu tangan langsung membekap hidung dan mulutnya.
Sedangkan didalam, Brian yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung mencari keberadaan sang istri yang tak ada di sana.
Panik, bahkan membuat heboh seluruh anggota keluarga ketika Brian mendatangi kamar mereka satu persatu guna mencari istri yang belum satu hari dia nikahi.
Samuel yang merupakan asisten andalan Brian pun langsung bergerak cepat memeriksa cctv di setiap sudut hotel untuk mencari dimana keberadaan Kaila.
Dari tangkapan yang terlihat di layar, begitu Kaila membuka pintu dan jadi tak sadarkan diri langsung di masukkan kedalam sebuah kotak yang biasanya di gunakan oleh room service untuk mengambil pakaian-pakaian kotor ... pantas saja anak buah Brian yang ada di depan tak menyadari hal itu.
Brian langsung merutuki kebodohannya yang malah tak memperketat keamanan hingga di depan pintu kamarnya, karena berpikir hal ini tak akan sampai terjadi.
❤️
Byur
Kaila yang masih tak sadarkan diri di paksa untuk bangun dengan menyiramnya dengan satu ember air dingin.
Kaget tentu saja ... begitu buka mata dirinya entah ada di mana dengan keadaan yang terikat dan mulut di tutup plester.
"Hai Kaila." kata seseorang yang suaranya langsung terdengar di indra pendengarannya. "Gimana rasanya menikah dengan Brian, hem ... Bahagiakah?" tanyanya dengan tersenyum miring seolah mempunyai maksud tersembunyi di dalamnya. "Sayangnya aku tak akan membiarkan kamu merasakan kebahagiaan itu lebih lama." sambungnya.
Wanita itu mulai berjalan mendekat dan menarik rambut Kaila ke belakang sehingga membuat kepala Kaila otomatis langsung mendongak ke atas. Sumpah itu sakit banget, tapi untuk sekedar berteriak pun dia tak mampu.
"Kamu sudah merampas kebahagiaanku, jadi sudah sepantasnya jika aku merampas dan mengambilnya kembali." kata wanita itu lagi dan langsung melepaskan tangannya dengan mendorong kepala Kaila kedepan.
Di kira sudah berakhir karena wanita itu sudah berbalik badan dan berjalan beberapa langkah kedepan, tapi siapa sangka jika dia memutar badannya dan kembali berjalan mendekati Kaila.
Plak
Plak
Dua tamparan yang sangat kuat langsung diterima Kaila tepat di pipinya yang mulus.