Pernikahan Karena Sebuah Wasiat

Pernikahan Karena Sebuah Wasiat

Bab 1. wasiat

" ayah, hiks ayah harus bertahan buat lili. Lili sama siapa lagi kalo gak ada ayah" ucap lili sambil memegang tangan lemah ayahnya dengan penuh kasih sayang.

" Li ayah udah mikir ini matang matang aku titipkan kamu ke keluarga Erlangga li, dia bakal jemput kamu kalo ayah udah gak ada." Ucap toni lirih dengan nafas yang tersengal-sengal

"Hiks, Lili gak mau lili maunya sama ayah!" ucap lili dengan air mata yang sedari tadi turun membasahi pipinya

toni yang melihat air mata anaknya jatuh pun langsung segera mengusapnya dengan tangan lemah pucat sedikit keriput yang mulai gemetar itu. " Li maafin ayah ya sayang"

" Hiks ayah jangan ngomong gitu. Ayah pasti sembuh!."

" Li brangkas kamar ayah di sa___" ucap toni terhenti yang kemudian tangan lemah milik ayahnya mulai terjatuh saat masi mengusap pipi anaknya itu

 Lili yang tiba tiba melihat ayahnya yang sudah tidak sadarkan diri pun langsung menggoyang goyangkan tubuh lemah ayahnya. Tapi nihil berapa kalipun lili memanggil dan menggoyangkan tubuh ayah nya itu tetap tidak ada respon.

" Ayah bangun, Yah. Ayah hiks" ucap lili yang tetap tidak ada respon dari ayahnya.

Lili yang melihat itu sontak merasa shock ia kemudian langsung keluar memanggil dokter dengan tergesa gesa untuk memeriksa kan orang tuanya yang sudah tidak sadarkan diri.

Cukup lama lili menunggu dokter keluar dari ruang kamar ayahnya itu. Ia menunggu dengan keadaan was was dan takut dengan ayahnya yang berada di dalam sana.

" Li tenang li. tuan toni pasti gak papa" ucap ana menenangkan keadaan lili yang sedari tadi tidak mau duduk diam.

Ana adalah pembantu lili yang sejak kecil menemani lili, Ia sudah menganggap ana adalah keluarganya sendiri. Terlebih lagi ia tidak mempunyai ibu ataupun saudara di sini dan ana la yang selalu ada buat dia.

" Hiks Ana lili takut, bahkan mesin detak jantung milik ayah berhenti tadi na."

" dokter pasti akan bantu pak toni li" ucap ana menenangkan lili dan sesekali memeluknya.

Selang beberapa menit dokter itu keluar dari kamar tersebut dan langsung di hampiri oleh lili dan ana yang dari tadi menunggu dokter itu untuk keluar.

" Dok gimana keadaan ayah aku?" Tanya lili cemas kepada dokter tersebut

" Maaf aku udah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkata lain" ucap dokter memberi tahu kepada lili dan ana

mereka yang mendengar itu sontak langsung pergi menuju ruang rawat toni. Toni yang terbujur kaku dengan selimut yang menutupinya sontak membuat lili terjatuh di lantai samping tempat tidur ayahnya dan langsung menangis kencang.

 Ana yang melihat majikannya sudah terbujur kaku pun sontak ikut menangis tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Saat ini di pemakaman lili masi setia duduk di pinggir makam ayah nya yang sudah berada di dalam liang lahat. Ana yang melihat lili yang masi diam padahal orang orang sudah pergi pun langsung menghampirinya.

" Li kita pulang yuk. Tuan toni juga gak bakal suka kalo lili seperti ini." Ucap ana pada lili tapi tidak di respon sama sekali oleh anak majikannya itu

seperti enggan buat pergi lili masi setia duduk di samping makam ayahnya sambil sesekali mengusap batu nisan yang tertancap di atas makam tersebut.

" Li kita pulang yuk hari juga sudah mulai sore" ucap mira sahabat dari orang tua lili yang ikut membujuk lili untuk pulang.

" Iya li kita pulang yuk toni gak bakal suka kalo liat kamu kayak gini." ucap dodi suami mira yang juga sahabat dari mendiang ayah lili

mereka adalah sahabat sekaligus rekan bisnis Toni yang sudah dari dulu menjalin relasi dengan toni. Mereka dari keluarga Erlangga yang lumayan tersohor dan cukup lama menjalin hubungan dengan toni.

 Lili yang dari tadi termenung atas kepergian ayahnya langsung menuruti apa yang mira dan dodi katakan tadi. Mereka pun pergi menuju rumah lili dengan menaiki mobil milik keluarga Erlangga tersebut

Saat ini di sebuah apartemen rendi sedang kesal dengan apa yang ibunya katakan tadi malam. Ia yang masih sekolah malah di suruh untuk menikah dengan anak dari sahabat orang tuanya itu.

" Kan gw masi sekolah masa harus nikah ngaco banget si ibu gw!" ucap rendi sambil menghembuskan rokok yang tadi ia hisap

rendi yang saat ini sedang merokok sambil duduk bersila di kusi sala satu ruang di dalam apartemennya. Ia fokus memandangi kertas yang di berikan ibunya semalam yang berisikan biodata milik seorang wanita.

"Rayli cyra karang. Apa ini yang mau di jodohkan dengan gw?" ucap rendi membaca bagian atas dari kertas biodata itu

Rendi kemudian membaca biodata itu dengan seksama ia kemudian mulai menyalakan monitornya untuk mencari lebih banyak tentang reyli ini.

Setelah cukup lama mencari informasi cewek tersebut ia kemudian menemukan informasi yang cukup menarik yang tampa sadar ia mulai mencari lebih banyak tentang informasi dari rayli ini.

" Ternyata nama panggilannya lili?. Dia cantik juga" guman rendi Tampa sadar mengucapkan Kata cantik 

Sangat mudah bagi rendi untuk melihat informasi lili, ia yang pintar dan jago mengotak atik hal hal yang berbau elektronik. Membuat rendi bisa mencari informasi lili dengan sangat gampang.

Iya, karena kehebatannya dalam media elektronik rendi sering kali di panggil untuk meretas data perusahaan atau bahkan di tugaskan untuk menyelidiki sesuatu. Ia bekerja sama dengan bang sandi salah satu pemasok barang ilegal dan sering kali melakukan tindakan ilegal

Rendi akui walaupun meretas dan mencuri data itu termasuk tindakan kriminal tapi itu juga cara cepat mengumpulkan uang. Walau dia sudah berkerja di perusahaan erlangga milik Ayahnya tapi menurut dia gajinya hanya UMR dan itu kurang bagi dia.

" Tampa sadar gw sampai stalking lili lebih dalam." gumam rendi sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Lili baru saja sampai di rumahnya yang terasa sepi karena ayahnya sudah tidak ada. Saat ia hendak masuk tiba tiba pak kelvin datang dan memaksa lili untuk keluar dari rumah itu.

Kelvin adalah paman lili dan dia selalu haus akan harta memilik keluarga pak toni.

" Om Kelvin harusnya berduka atas meninggalnya adik om ini bukan malah ributin harta terus!" Ucap lili ketus yang kesal dengan pamannya ini.

" Harta toni itu punya aku li dan bukan punya kamu. Aku kakaknya jadi aku yang mewarisi perusahaan milik ayah aku sendiri" ucap Kelvin dengan nada yang tinggi

" Bukanya dulu om Kelvin sendiri yang gak mau perusahaan itu!. Kenapa sekarang malah sok berhak ketika perusahaan itu udah besar karena ayah! Kemana aja om waktu perusahaan itu mau bangkrut! Bahkan waktu kakek meninggal pun om mana gak datang!" teriak lili dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada omnya itu

" Ck, Toni cuma mengurus perusahaan punya ayah dan karena keberuntungan toni bisa bikin perusahaan itu maju!"

" Bukan karena keberuntungan tapi karena usaha ayah. Emang kalo perusahaan itu ada di tangan om bakal bisa Segede sekarang!"

"Kelvin!, sekarang masi berduka atas kepergian toni. Bisa kita jangan bahas itu dulu" ucap dodi menengahi pertengkaran Kelvin dan lili

" CK. Orang luar gak usah ikut campur! " ucap Kelvin ketus dengan memelototi dodi

" Lebih baik kita masuk dulu, kasian lili " ucap ana kepada mereka yang saat ini masi berdiri di depan pintu.

" Kamu emang besar di sini ana tapi kamu bukan keluarga ini!. cukup kamu diam gak usah ikut campur!."

Lili yang mendengar itu sangat kesal bukan main tapi ia hanya anak kecil yang bahkan ucapannya tidak di hargai sama sekali. Ia kemudian memaksa masuk ke dalam rumah itu.

"hai! Lu gak bisa hargai orang tua lagi ngomong ya!" Ucap Kelvin marah dan langsung mengejar lili

Lili kemudian masuk kedalam kamar ayahnya. ia ingat dengan kata kata ayah tentang brangkas. Lili kemudian langsung mencari keberadaan brangkas itu dan langsung membukanya.

Saat di buka ia menemukan sebuah map merah yang berisikan wasiat harta perusahaan yang akan di serahkan kepada lili tapi tidak dengan rumah.Yah! Rumah yang ia tinggali akan di serahkan kepada om Kelvin sontak hal itu membuat lili kaget.

" Kenapa ayah kasih rumah ini ke om kelvin si yah, padahal ini kenang kenangan yang paling banyak sama ayah hiks " ucap lili gak terima dan air matanya mulai terjatuh lagi.

Cukup lama lili memandangi surat wasiat itu sampai akhirnya ia membuka sisi lain dari kertas itu dan mendapati bahwa ia tidak hanya di titipkan kepada keluarga Erlangga tapi akan di jodohkan dengan anaknya. Di kertas itu sangat jelas tertulis bahwa rayli cyra karang akan menikah dengan rendi putra Erlangga yang tidak lain adalah anak dari mira dan toni. Lili sontak kaget dengan apa yang ia baca, apa ini yang ayah mau batin lili.

" apa Ayah mau aku menikah biar gak kesepian ?" Ucap lili pelan yang menafsirkan isi dari surat wasiat itu

" Kalo itu yang ayah mau. Ok lili bakal menikah!. Lili harap ayah di atas sana senang dan ini adalah bentuk lili sebagai anak yang berbakti " ucap lili yang kemudian menghapus air matanya.

Beberapa saat kemudian ia keluar karena dari tadi om kelvin sangat berisik di luar sana. Ia kemudian pergi menghampiri om kelvin dan memberikan kertas wasiat kepada om Kelvin.

" Liat ini ayah memberikan perusahaan itu buat lili!" Ucap lili dengan nada yang cukup tinggi.

 Kelvin pun langsung menarik kertas itu dan membacanya, dan betapa terkejutnya ia ternyata benar apa kata lili perusahaan itu untuk lili semua dan dia hanya mendapatkan rumah ini.

" Ck, yaudah lebih baik kamu pergi dari sini. Bukanya disini tertulis kalo rumah ini punya saya!" Ucap Kelvin ketus dengan tangan yang menyuruh mereka semua kelur

" Tunggu dulu walaupun rumah ini tertulis buat kamu. kamu gak bisa mengusir dia sesukamu vin" selah dodi yang ikut kesal dengan tingkah Kelvin.

" Tapi lihat ini, Disini tertulis kalo ini punya aku" ucap Kelvin gak mau kalah sambil menunjuk isi dari wasiat itu

" Ya setidaknya tunggu sampai kematian tuju hari dari toni!" Ucap dodi tegas dan sedikit memohon.

Kelvin yang mendengar itu pun tentu sangat kesal. Tapi ia memilih untuk menuruti perintah dari dodi dan pergi meninggalkan kediaman lili dengan keadaan dongkol.

" Om dodi makasih ya" ucap lili senang melihat Kelvin pergi

" Maaf li om hanya bisa kasih kamu waktu tuju hari di rumah ini"

" Li nanti kamu bisa tinggal di rumah kita ya sayang. Lagian kan kamu juga bentar lagi jadi bagian dari kita" ucap mira sambil mendekatkan ke arah lili.

" Ma kita gak bisa maksa lili!. li kamu sudah dengar belum dari toni kalo kamu bakal ada di keluarga Erlangga?" Tanya Dodi kepada lili

" Udah. Ayah udah jelasin semuanya " ucap lili dengan nada yang pelan.

" Termasuk menikah dengan anak kita?" Tanya mira kepada lili dan hanya di angguki oleh lili

" Li kamu beneran, kamu masih sekolah lo?" selah ana yang kaget dengan obrolan mereka

" Iya na ayah menginginkan itu dan lili merasa ini adalah pembuktian terakhir untuk lili agar jadi anak yang berbakti." Ucap lili kepada ana

" Kita gak maksa li kalo kamu gak mau gak papah kok li" ucap mira yang tidak mau membebani.

Walaupun mira sangat ingin lili jadi  menantunya tapi ia sadar menikah Tampa adanya cinta itu adalah sesuatu yang sangat sulit apa lagi lili yang masi sekolah.

" Lili gak masalah tante"

" Li jujur tante pengen kamu jadi menantu tante, dari dulu tante pengen punya anak cewek cantik kaya kamu" ucap mira jujur dan langsung memeluk lili.

Mereka kemudian mengobrol dan mengucapkan bela sungkawa dengan apa yang menimpa saat ini sampai ketika mira dan dodi memutuskan untuk pulang.

" Li kita pulang ya nanti kita bakal jemput kamu Minggu depan" ucap mira kepada lil

" Maaf ya li om masi banyak pekerjaan dan juga membantu perusahaan toni. Om sama Tante pengen nemenin kamu tapi gak bisa" ucap dodi merasa menyesal 

" Iya om gak papa makasih ya udah bantu lili buat ngurus perusahaan ayah"

Ya sekarang perusahaan ayah akan di kelola oleh dodi sampai lili siap menjalankan perusahaan itu sendiri.

" Yaudah kita balik ya li " ucap mira dan mereka pun mulai berjalan keluar.

" Hati hati om tante." Ucap lili sambil melambaikan tangan.

Di sirkuit rendi saat ini tengah senang karena ia menang dalam balapan melawan alex musuh bebuyutannya.

" Wih traktir ni ren" ucap bisma teman rendi

" Kita mabok ren di basecamp kuy" ucap vino mengajak untuk kumpul di basecamp

" Iya ren kapan lagi mumpung libur juga"

" boleh lagian gw juga bosen gak ada kerjaan"

Tapi saat rendi hendak ingin pergi dari sirkuit itu tiba tiba teleponnya berbunyi dan memperlihatkan notifikasi telepon dari sandi bosnya.

" Hallo bang?" ucap rendi kepada orang di sebrang sana

" Ren tolong retas pt laba, butuh datanya buat lusa katanya!"

" emang di mana?"

" Surabaya ren, udah ada denis juga di sana yang bakal bantu lu" ucap sandi menjelaskan

Rendi yang mendengar itu sontak kaget Surabaya itukan tempat lili berada. Yah lili tinggal di Surabaya dan rendi tinggal di Jakarta

" Gw bisa ketemu dia gak ya" guman rendi yang entah kenapa sejak tau dia bakal di jodohkan ia selalu penasaran dengan apa pun yang berbau lili.

" Ha, lu ngomong apa?" Tanya sandi heran dengan ucapan rendi yang gak jelas 

" Gak apa apa nanti gw bakal kesana yaudah ya" ucap rendi yang kemudian langsung menutup telepon dari sandi.

" Lu mau kemana ren?" Tanya vino yang melihat rendi memakai helemnya lagi.

" Gw mau ke Surabaya dulu ya, ni kalo kalian mau minum minum" ucap rendi yang memberikan uang kepada teman temanya dan langsung pergi meninggal sirkuit itu dengan kecepatan penuh menuju Surabaya

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!