Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Demian melirik jam yang sudah menunjukan pukul 12 malam, sampai sekarang Karina belum juga datang, wanita itu mengatakan akan datang sendiri, namun meminta waktu dengan alasan Angel belum tidur.
Ia berdecak mematikan rokok yang sejak tadi menemaninya. Dering ponsel berbunyi berharap itu Karina, namun nama Leon lah yang tertera di layar tersebut.
"apa tadi tuan menghubungiku? Maaf aku sedang memata matai Gerald"
"aku sudah mengirimkan foto Karina dan kembarannya ke emailmu dan beberapa bukti untuk kau selidiki, aku harap kau segera memeriksanya"
"siap bos"
Demian kembali meletakan ponselnya ke nakas, pandangan nya lurus menatap pintu dengan tajam.
"main main denganku baby" geram Demian ia beranjak berdiri untuk segera menarik Karina.
Saat akan membuka pintu, pintu sudah lebih dulu dibuka dari arah depan, membuatnya sedikit terkejut, Karina langsung mengunci pintu.
Karina langsung memeluk Demian membuat pria yang tengah marah dan kesal itu seketika terdiam.
"aku takut ketahuan pelayan" ucap Karina mendongak untuk melihat wajah Demian.
"kau terlambat baby, kau harus dihukum" Bisik Demian mengangkat tubuh Karina membuat Karina langsung melingkarkan kakinya pada tubuh Demian.
"aku lama karna harus menunggu semua pelayan istirahat" ucap Karina menjelaskan, tangannya juga melingkar pada leher Demian.
"aku tidak perduli itu" ucap Demian segera meletakan tubuh Karina di ranjang dan langsung mengungku nya.
Tatapan mata Demian langsung tertuju pada wajah Karina
"kau habis menangis?" tanya Demian dengan tajam melihat mata Karina yang sembab, tanganya bergerak ke sisi wajah Karina, mengusapnya dengan lembut.
Tatapan mata Demian yang dalam membuat Karina hanyut dalam tatapan itu, dirinya terhipnotis oleh mata yang selalu tenang namun bahaya.
"jawab sweetie" ucap Demian dengan nada rendah penuh penekanan.
"iya, tadi siang aku mendapat omelan dari keluarga pasien, aku baru saja mengingatnya, dan itu membuatku sedih, tapi tak apa itu sudah sering terjadi" jawab Karina dengan senyum.
"jangan teteskan air mata lagi, aku tidak suka itu" ucap Demian dengan tegas penuh penekanan, Karina mengangguk dengan senyum manisnya, membuat Demian tidak tahan untuk tidak mengecup bibir wanita yang tengah tersenyum itu.
"jadi apa yang membuatmu menyuruhku datang kemari?" tanya Karina tanganya bergerak mengusap rahang Demian yang kokoh itu.
"awalnya aku ingin bersenang, namun kau membuatku kesal, jadi aku akan menghukummu" jawab Demian penuh penekanan.
"menghukumku??
Demian mengangguk sebagi jawaban.
"dan apa hukumannya? Tanya Karina mengalungkan tangannya pada leher Demian.
Demian menyerigai penuh pesona membuat jantung Karina berdebar, pria itu lalu mengambil sapu tangan pada saku celananya dan menutup mata Karina menggunakan sapu tangan tersebut.
"kau dilarang menyentuhku sebelum aku perintah" bisik Demian mencekal kedua tangan Karina, mengikat menggunakan dasinya dan meletakan di atas kepala wanita itu.
Nafas Karina memburuh saat tangan demian menyibak gaun tidur yang Karina kenakan, bibir Demian mengecupi kaki Karina, dan merambat semakin naik menuju paha dalam Karina, hal itu semakin membuat Karina bergerak layaknya cacing kepanasan.
Ini sungguh menyiksa Karina, tanggannya tidak diperbolehkan oleh Demian untuk bergerak, nafasnya memburuh saat kian dalam permainan lidah yang Demian lakukan, Demian menyiksanya dengan kenikmatan.
Gelombang gairah kian naik antara Demian dan karina, Suara leguhan dan erangan Karina yang mengalun lembut membuat mata Demian kian menggelap akan gairah.
ini adalah awal sebelum permainan inti yang akan Demian lakukan dengan penuh gairah yang menggebu membuat Karina tidak akan melupakannya.
***
Dering ponsel membuat Demian terbangun, sisi ranjangnya kosong, tidak ada Karina disebelahnya.
layar ponselnya menunjukan nama Leon disana.
"tuan, Gerald melarikan diri ke Italy, saya sedang mengikutinya" ucap Leon.
Tangan Demian terkepal erat, namun ia tetap menunjukan ketenangan di wajahnya.
"bawa anak buahmu, aku akan segera menyusul" jawab Demian mematikan ponselnya.
Demian segera keluar kamar mencari para sahabatnya, ia menuju sumber suara yang tertangkap indera pendengarannya, di ruang makan sudah ada Dean dan Karina yang tengah mengobrol.
"hai Dem, duduk lah kita sarapan bersama" ucap Dean melambaikan tangan, Demian mengangguk sambil menatap lurus punggung Karina.
"dimana Sean dan Daniel? Tanya Demian bergabung duduk bergabung ia menarik kursi disebelah Karina.
"masih tidur, kami baru pulang jam 4" jawab Dean.
"kau mau kopi?" tanya Karina menoleh pada Demian.
"boleh" jawab Demian mengangguk, Karina segera beranjak pergi untuk membuatkan kopi untuk Demian.
"setelah ini aku akan terbang ke italy" ucap Demian.
"untuk? Tanya Dean menatap Demian.
"menangkap Garald, dia kabur kesana dan Leon saat ini tengah mengikuti nya" ucap Demian.
"Dem, kau harus berhati hati aku yakin jika dia ke italy sudah pasti dia memiliki pelindung untuk melindunginya darimu" ucap Dean dengan serius.
"aku mengerti, apapun yang terjadi aku harus segera menyeret dia kembali kesini" ucapnya penuh tekad.
"meski sulit, aku berharap kau berhasil" ucap Dean pada akhirnya, Demian mengangguk dengan wajah tenang, matanya menerawang jauh ke depan, memikirkan rencana rencana yang harus ia ambil.
Karina datang dan menyodorkan secangkir kopi untuk Demian.
"terimakasih" ucap Demian, Karina mengangguk dan kembali duduk.
"kau akan pergi dengan siapa?" tanya Dean, Karina yang tidak tahu apa apa menatap Demian dan dean secara bergantian.
"sendiri" jawab Demian, tanganya bergerak untuk mengangkat cangkir menyeruput kopi buatan Karina.
"kau tidak mengajak Daniel? Tanya Dean lagi dengan tatapan terkejut.
karina diam diam mendengarkan meski tidak tahu apa yang sedang dibahas.
"Daniel saat ini sedang mengurus sengketa lahan dengan Ramos, tenanglah aku bisa menghandle sendiri" ucap Demian.
Demian lalu berdiri merapihkan pakaian nya, setelah membaca pesan yang ada pada ponselnya.
"aku akan berangkat sekarang, driverku sudah sampai" ucap Demian menatap Dean.
"thank you untuk kopinya" lanjutnya pada Karina.
Karina mengangguk dengan senyum.
"hati hati Dem, aku harap kau tidak terluka" ucap Dean, Demian memberi respon dengan mengacungkan jari tengahnya membuat Dean tertawa.
"memangnya Demian akan pergi kemana?" tanya Karina menatap punggung Demian yang menjauh.
"italy," jawab Dean.
"untuk??" tanya Karina semakin penasaran.
"sebuah misi" ucap Dean dengan senyum tipisnya.
"astaga kak, aku lupa harus berangkat kerumahsakit sekarang, tolong antarkan Angel kerumahku" ucap Karina segera berlari pergi membuat Dean bingung.
Demian duduk dimobil, sang supir segera menutup pintu, ia segera membuka tablet miliknya.
Tiba tiba pintu terbuka saat sang supir ingin melajukan mobilnya, membuat Demian menoleh.
"aku ikut" ucap Karina masuk kedalam mobil Demian, pria itu menatap Karina bingung.
"tuan.,." ucap supir menunggu intruksi dari Demian.
"jalan ke. ..,
"rumah sakit" ucap Karina, Demian mengangguk sang supir lalu melajukan mobilnya.
Ditengah perjalanan Karina menutup sekat antara bangku supir dan bangku belakang.
"kau akan kei taly?" tanya Karina menatap Demian memecah keheningan yang sejak tadi terjadi diantara mereka.
"mau ikut?" tanya Demian menatap Karina.
Karina menghela nafas, lalu menarik tangan Demian dan menggenggamnya, membuat Demian menatap Karina dengan tanda Tanya.
"Kak Dean hanya memberitahu bahwa kau kesana untuk sebuah misi, aku tidak tahu misi apa itu, aku harap kau kembali tanpa terluka sedikitpun" ucap Karina menatap Demian.
Karina merasa berat hati saat mendengar bahwa Demian akan pergi jauh untuk sebuah misi, ia merasa takut terjadi hal hal yang tidak di inginkan, kebersamaan dan keintiman antara mereka membuat Karina merasa Demian pelan pelan masuk dalam hatinya, mengisi ruang yang selama ini terisi oleh luka.
Tangan Demian terangkat mengusap pipi Karina, tatapan mata Karina saat ini entah mengapa membuat dirinya tertegun, ada sesuatu di balik tatapan mata Karina itu yang tidak bisa ia abaikan.
"tenanglah, aku tidak akan mati semudah itu" ucap Demian dengan suara berbisik dan senyum tipisnya.
Karina berpindah duduk di pangkuan Demian, menangkup wajah pria itu dengan kedua tangannya. Waktu semakin berjalan dan Karina semakin tidak rela jika harus berjauhan dengan Demian.
"berap lama kau akan disana?
"tidak tahu" jawab Demian, tidak ingin memberi harapan palsu pada Karina.
Demian melihat perubahan wajah Karina, wanita itu lalu memeluk Demian dengan erat, secara reflek Demian juga melakukan hal yang sama, ia memeluk erat tubuh Karina menghirup aroma tubuh yang selalu menenangkan itu.
"aku akan baik baik saja Sweetie" bisik Demian mengecupi wajah Karina yang masih mendung itu.
"kiss me" pinta Karina dengan kesal.
Sudut bibir Demian terangkat, ia langsung menarik tengkuk Karina, mendaratkan sebuah ciuman lembut, Karina segera membalasnya, ciuman yang berawal lembut itu berubah menjadi lumatan panas dan saling menuntut, Karina meluapkan segala kegundahan yang saat ini ia rasakan melalui ciuman itu, dan Demian selalu berhasil mengimbangi ciuman yang penuh emosi itu.
egois bnget jdi laki