NovelToon NovelToon
Mutiara Merah Warisan Yang Terpendam

Mutiara Merah Warisan Yang Terpendam

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Epik Petualangan / Kultivasi Modern
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. y

Cerita Tiger and Crane mengikuti kisah seorang anak bernama Hu Zi yang merupakan seorang anak yatim piatu yang cerdas dan ceria. Namun, suatu hari ia tak sengaja menelan mutiara merah, sebuah harta dari energi Yang terdalam. Kejadian ini, lantas menuntun dirinya kepada seorang master iblis yang suram bernama Qi Xuao Xuan. Dalam dunia hantu dan setan, kepribadian antara Hu Zi (Jiang Long) dengan Qi Xuao Xuan (Zhang Linghe) adalah dua pemuda yang memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka akhirnya terpaksa berpetualang bersama karena mutiara merah. Sedangkan Hu Zi dan Qi Xuao Xuan yang diawal hubungan saling membenci menjadi bersatu hingga bersinar satu sama lain. Terlebih setelah mereka melalui banyak ujian hidup dan mati, membuat keduanya tumbuh menjadi lebih kuat satu sama lainnya. Hingga suatu hari, Qi Xuao Xuan masuk penjara karena melindungi Hu Zi. Hu Zi beserta teman-temannya akhirnya mengikuti seleksi nasional untuk master iblis, yang pada akhirnya mereka justru mengungkap konspirasi besar yang merupakan sebuah kebenaran seputar perang iblis yang telah terjadi pada 500 tahun lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak di Kota Tertinggal

Matahari pagi menyusup perlahan di sela-sela pepohonan, memberikan kehangatan di tengah hawa dingin yang membekas dari malam sebelumnya. Setelah meninggalkan Mata Air Surga, Hu Zi dan teman-temannya melanjutkan perjalanan ke lokasi berikutnya yang ditandai di peta kuno. Kali ini, mereka menuju sebuah kota yang dikabarkan telah lama ditinggalkan oleh penghuninya, kota yang menyimpan jejak dari perang besar 500 tahun lalu.

“Kota ini disebut Kota Jing Feng,” Shen Yue membuka suara sambil membaca catatan yang ia bawa. “Dulunya, tempat ini adalah pusat peradaban manusia dan roh, tempat mereka hidup berdampingan dengan damai. Tapi semuanya berubah ketika perang iblis meletus.”

“Dan sekarang, kota ini hanya tinggal puing-puing?” Yan Zhao bertanya, mengangkat alis dengan skeptis.

Shen Yue mengangguk. “Setidaknya itu yang dikatakan catatan sejarah. Tapi ada desas-desus bahwa roh para penghuni kota masih berkeliaran di sana, melindungi sesuatu yang sangat penting.”

“Roh penjaga?” Hu Zi bergumam, nada suaranya bercampur antara rasa ingin tahu dan kehati-hatian.

Qi Xuao Xuan yang berjalan di depan mereka tetap diam, tetapi tatapan tajamnya tidak pernah lepas dari jalan setapak berbatu yang mereka lalui.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di pinggiran kota Jing Feng. Pemandangan yang terbentang di depan mereka mengingatkan pada masa-masa kejayaan yang telah lama berlalu. Bangunan-bangunan megah yang dulu berdiri kokoh kini hanya tinggal kerangka, tertutup lumut dan tanaman liar. Jalanan yang dulu ramai kini sunyi, hanya dihiasi oleh tumpukan puing dan bayang-bayang masa lalu.

“Tempat ini terasa… berbeda,” Shen Yue berkata pelan, memeluk tubuhnya seolah mencoba menghalau hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti mereka.

Hu Zi melangkah maju, matanya menjelajahi lingkungan sekitar. “Aku bisa merasakan sesuatu di sini. Seolah-olah tempat ini menyimpan kenangan yang ingin diceritakan.”

“Berhati-hatilah,” Qi Xuao Xuan memperingatkan. “Kota seperti ini sering kali menyimpan lebih dari sekadar kenangan.”

Baru saja kata-kata itu keluar dari mulutnya, suara langkah kaki bergema di kejauhan. Langkah itu terdengar berat dan tidak beraturan, seperti sesuatu yang menyeret dirinya di antara reruntuhan.

Yan Zhao langsung menghunus pedangnya. “Kita tidak sendirian.”

Dari bayangan bangunan runtuh, muncul sosok tinggi besar dengan tubuh yang tampak seperti gabungan antara manusia dan logam. Kulitnya retak-retak, memperlihatkan cahaya redup di dalamnya, sementara matanya yang kosong menyala dengan warna biru kehijauan.

“Boneka roh,” Shen Yue berbisik, nada suaranya penuh ketakutan. “Mereka adalah makhluk yang diciptakan untuk melindungi sesuatu, biasanya dengan cara menyerang siapa pun yang mendekat.”

Boneka itu menggeram rendah, mengangkat tangan besar yang tampak seperti palu logam dan berjalan perlahan mendekati mereka.

“Kelompokkan formasi!” Qi Xuao Xuan berteriak, menghunus pedang gelapnya. “Jangan ceroboh. Kita tidak tahu seberapa kuat makhluk ini.”

Pertempuran pun pecah. Yan Zhao menjadi orang pertama yang menyerang, melompat tinggi dan mencoba menebas kepala boneka itu. Namun, serangannya hanya meninggalkan bekas goresan kecil di kulit makhluk tersebut.

“Ini keras seperti baja!” Yan Zhao berseru, menghindari serangan balik dari tangan besar boneka itu.

“Gunakan kekuatan elemenmu!” Shen Yue berteriak, melepaskan panah es dari busurnya. Panah itu mengenai kaki boneka, membekukannya sebagian, tetapi makhluk itu hanya tersentak sesaat sebelum kembali melangkah maju.

Hu Zi berdiri di belakang, mengamati setiap gerakan boneka itu. Mutiara merah di dadanya mulai berdenyut lagi, memberinya sensasi yang aneh. Ia bisa merasakan hubungan antara dirinya dan boneka itu, seolah-olah ada sesuatu di dalam makhluk itu yang merespons keberadaan mutiara merah.

“Ada sesuatu yang aneh,” Hu Zi berkata, mencoba mencari tahu lebih dalam. “Makhluk ini bukan hanya pelindung. Sepertinya ia terhubung dengan energi kuno.”

“Kalau begitu, kau harus cepat mencari tahu!” Yan Zhao berseru sambil menghindari serangan lainnya. “Karena kami tidak bisa bertahan lama seperti ini!”

Hu Zi menutup matanya, mencoba fokus pada denyut energi yang ia rasakan. Dalam kegelapan pikirannya, ia melihat bayangan seorang pria tua dengan jubah emas, berdiri di tengah lingkaran energi yang sama dengan yang pernah ia lihat sebelumnya. Pria itu memegang sebuah kristal bercahaya, yang tampaknya menjadi inti dari boneka roh.

“Itu kuncinya,” Hu Zi bergumam, membuka matanya dengan cepat.

“Apa maksudmu?” Shen Yue bertanya.

“Kita tidak perlu menghancurkan makhluk ini,” jawab Hu Zi. “Kita hanya perlu mengambil inti energinya.”

“Dan bagaimana caranya?” Qi Xuao Xuan bertanya, sambil menangkis serangan dengan serangan balik yang kuat.

Hu Zi mengambil napas dalam-dalam. “Distraksi. Aku akan mendekatinya dan mencoba menonaktifkan inti itu. Kalian hanya perlu membuatnya fokus pada kalian.”

“Ini gila,” Yan Zhao menggerutu, tetapi ia mengangguk. “Tapi baiklah. Ayo kita lakukan.”

Pertempuran menjadi semakin sengit saat mereka semua mulai menyerang boneka roh dengan serangan beruntun. Sementara itu, Hu Zi berlari di antara reruntuhan, mencari cara untuk mendekati makhluk itu tanpa terdeteksi.

Ketika ia akhirnya sampai di belakang boneka, ia melihat cahaya redup yang berasal dari punggungnya—inti energi yang disebutkan dalam penglihatannya. Dengan hati-hati, ia mengulurkan tangannya dan menyentuh inti itu.

Seketika, aliran energi mengalir ke tubuhnya, dan dunia di sekitarnya berubah. Ia mendapati dirinya berdiri di tengah medan perang yang hancur, dengan pria berjubah emas yang sama berdiri di depannya.

“Kau telah sampai di sini,” pria itu berkata, suaranya berat namun penuh kewibawaan.

“Siapa kau?” Hu Zi bertanya, meskipun ia merasa bahwa ia sudah tahu jawabannya.

“Aku adalah penjaga terakhir dari Kota Jing Feng,” pria itu menjawab. “Dan boneka roh itu adalah ciptaanku. Ia tidak hanya melindungi kota ini, tetapi juga kebenaran yang tersembunyi di dalamnya.”

“Kebenaran apa?” Hu Zi bertanya lagi.

“Perang besar yang terjadi 500 tahun lalu tidaklah seperti yang kau ketahui,” jawab pria itu. “Ada konspirasi yang lebih besar, yang melibatkan bukan hanya iblis, tetapi juga manusia dan para roh penjaga. Dan mutiara merah yang kau bawa… adalah bagian dari kunci untuk mengungkap semua itu.”

Sebelum Hu Zi bisa bertanya lebih jauh, dunia di sekitarnya kembali ke kenyataan. Ia masih memegang inti energi boneka, yang kini mulai memudar. Makhluk itu berhenti bergerak dan perlahan runtuh menjadi debu.

“Berhasil!” Shen Yue berseru, berlari menghampiri Hu Zi.

“Apa yang kau temukan?” tanya Qi Xuao Xuan, nada suaranya tegas.

Hu Zi berdiri dengan napas terengah, tetapi matanya memancarkan tekad yang lebih besar dari sebelumnya. “Aku menemukan kebenaran kecil. Tapi aku rasa itu hanya sebagian dari teka-teki yang lebih besar.”

“Kalau begitu, kita harus terus bergerak,” Qi Xuao Xuan berkata. “Tidak ada waktu untuk berlama-lama.”

Mereka meninggalkan reruntuhan kota, membawa serta beban rahasia yang mulai terungkap. Namun, dalam hati Hu Zi, ia tahu bahwa ini baru permulaan dari apa yang akan menjadi perjalanan paling menantang dalam hidup mereka.

1
Jumarni marni
Mantap thor
Marni
Nice
Jjampong Official
Mantap thor lanjut terus
Jjampong Official
Nice
Jjampong Official
Lanjut kak
Jjampong Official
Mantap thor
Gaara
Wah, ceritanya menarik sekali, saya tak sabar menunggu chapter baru.
Edna
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Ichigo Kurosaki
Wah, gila sukses bikin aku ketagihan bacanya! (👍)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!