Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota yang damai
“ aku tidak mau. Biarkan aku ikut bertarung dengan kalian."
“ adik kamu jangan bodoh, kalau kita semua mati disini, maka mereka akan mendatangi tempat kita, dan semua yang ada di sana juga akan ikut, apa kamu mau itu terjadi.?"
Setelah berpikir beberapa saat akhirnya dengan berat hati orang tersebut setuju. Dan bersiap untuk pergi.
“ Terima kasih untuk senior semua. Suatu hari nanti aku akan membalas." Dengan muka sedih orang yang paling muda bersiap mengunakan jurusnya untuk pergi.
“ adik, jaga diri baik baik, di kehidupan berikutnya aku berharap bisa menjadi saudaramu." Kemudian orang tersebut maju dan di susul oleh ke tiga rekannya.
Mereka berempat menggunakan energi dan mengunakan jurus energi yang sama secara bersamaan.
“ Tehnik Kabut - formasi kabut hitam." Mereka berempat mengarahkan tapak ke depan, dan kemudian muncul kepulan asap hitam yang sangat banyak menutupi mereka berempat beserta mahluk tersebut. malam yang sedikit gelap karena cahaya bulan, kini menjadi hitam gelap mencekam.
Sedangkan salah satu rekannya segera membuat jurus pengecoh untuk bisa kabur dan memenuhi harapan rekan rekan seniornya.
“ Tehnik Bayangan - langkah petir." Bagai kilat, orang tersebut melesat lari dengan sangat cepat, sedang di tempat dia berdiri terlihat bayangan yang menyerupai dirinya sedang berdiri tegak tidak bergerak.
“ argh..! Urgh..! argh..! Satu persatu terdengar teriakan di dalam asap hitam hingga sunyi tak terdengar apa apa lagi. Asap tersebut segera menghilang. Dan kini hanya terlihat
Dua mahluk tersebut, empat mayat dan satu orang yang masih berdiri.
Ke dua mahluk tersebut tersenyum kepada bayangan yang mereka kira rekan dari ke empat mayat tersebut. Dengan suara seperti menggumam, salah satu mahluk tersebut segera menyerang bayangan tersebut. Dengan kuku panjangnya yang menyala, mahluk tersebut mencakar bayangan tersebut dari kepala sampai perut.
Namun mahluk tersebut kaget setelah mengetahui bahwa cakarannya hanya mengenai udara kosong. Secara perlahan bayangan tersebut menghilang dan lenyap.
“ Grraaaaaaaa.........!" Mahluk tersebut terdengar seperti berteriak karena tidak menyadari bahwa salah satu berhasil lolos.
“Senior aku akan mengabarkan kepada seluruh para pendekar. Terima kasih telah menyelamatkanku." Seorang rekannya yang berhasil lolos dengan wajah sedih lari dengan kecepatan penuh. Dalam waktu singkat orang tersebut sudah berada di tengah tengah Kota dan segera pergi menuju ke istana kaisar Yun untuk menceritakan semuanya.
***
Ho Chen bangun dan segera pergi mandi, setelah selesai mandi dan memakai bajunya. Ho Chen merasakan tubuhnya seperti bertenaga.
Ho Chen berdiri di jendela dan melihat suasana pagi yang begitu ramai. Terlihat banyak orang-orang yang kembali melakukan aktifitas mereka masing-masing.
“ selamat pagi tuan, kami mengantarkan sarapan untuk tuan.!" Beberapa pelayan datang dan membawa makanan untuk Ho Chen.
“ terima kasih, kalian letakkan saja di meja.” Makanan kali ini tidak sebanyak makanan yang di antarkan semalam.
Mereka semua segera pergi setelah meletakkan makanan. Karena makanan tidak terlalu banyak Ho Chen makan dengan santainya, namun tetap masih ada yang tersisa.
Selesai makan, Ho Chen tidak memindahkan sisa makanannya ke gelangnya, karena hawatir akan membuat pelayan ketakutan seperti yang terjadi semalam.
Ho Chen pergi keluar penginapan untuk melihat lihat situasi di kota itu. Ho Chen berhenti di sebuah toko baju, dia berniat membeli baju baru, karena baju yang ia miliki sekarang semakin terasa kecil.
Setelah membeli beberapa baju, Ho Chen duduk di sebuah kursi taman kota. Ia melihat anak anak yang sedang bermain dengan riang.“ Sungguh Kota yang damai." Ho Chen memenjamkan matanya, dia ingin sekali menikmati kehidupannya dengan kedamaian seperti ini seumur hidupnya, namun Ho Chen tidak tahu kapan itu akan terwujud.
“ Aduh, Aku lupa,? Sekarang aku ada janji dengan paman Chang." Ho Chen duduk hampir setengah hari, dia lupa kalau memiliki janji pergi ke rumah Chang Zhu. Ho Chen segera kembali ke penginapan, dan benar saja di sana sudah ada prajurit yang menunggunya.
“ Tuan pendekar, Tuan Chang Zhu sudah menunggu anda di kediamannya." Salah seorang prajurit manyampaikan.
“ maafkan saya, membuat kalian menunggu, mari kita pergi." Ho Chen menaiki kuda yang sudah di persiapkan prajurit untuknya. Dan mereka segera pergi ke rumah Chang Zhu.
Ho Chen tiba di suatu bangunan yang sangat besar. Setibanya Ho Chen di halaman, Chang Zhu, dan Chang Quon langsung menyambut Ho Chen “ Selamat datang pendekar muda, mari kita masuk.“
“ terima kasih paman zhu.” Ho Chen kemudian menyapa Chang Quon yang mengamatinya dari tadi.“ Tuan muda Quon.? Lama tidak bertemu.!" Kata Ho Chen dengan tersenyum. “ benar Saudara Chen.! Saya juga hampir tidak mengenalimu." Jawab Chang Quon dengan tersenyum.“ Hem.? Apa ada yang berubah denganku.?" Tanya Ho Chen heran.
“ ada.! Saudara Chen semakin tampan.!" Chang Quon berkata Sambil tertawa.“ Tuan muda pintar becanda." Ho Chen ikut tertawa.
Setelah tiba di dalam mereka duduk di sebuah meja besar. Ada beberapa orang yang sedang bermain kecapi dan nyanyian di ruangan itu. Beberapa hidangan seperti buah buahan dan minuman teh juga tersedia di meja. Semua yang di sediakan dari makanan minuman, musik, dan nyanyian adalah ide Chang Quon.
“ pendekar muda perkenalkan ini istriku." Chang Zhu memperkenalkan Sashuang.
“ Salam bibi Chan." Ho Chen membungkuk. Sashuang tersenyum lebar mendengar Ho Chen menyebutnya bibi.“ Ini pendekar muda sang penyelamat.? Terima kasih pendekar muda sudah menyelamatkan suami saya." Ucap Sashuang dengan senyum lebarnya.
“ Tuan muda,? Aku lupa. Selamat atas kelahiran anak tuan muda Quon." Ho Chen mengepalkan tangannya kedepan.“ terima kasih sauadara Chen." Chang Quon juga ikut mengepalkan tangannya ke depan. Tidak beberapa lama istri dan anak Chang Quon juga muncul.
“ Saudara Chen, perkenalkan ini istriku Ann Chi, dan ini anakku."
“ Salam nyonya Chang," Ho Chen berdiri dan melihat anak yang di gendongnya,“ Ah, anak tuan mudan Quon cantik sekali. Siapa namanya.?"
“ Terima kasih atas pujian pendekar, putri kami bernama Chang Yin." Jawab Ann Chi dengan tersenyum lembut.“ Nama yang cantik, secantik anaknya." Ho Chen mengelus lembut kepala Chang Yin yang memiliki rambut sangat tipis dan lembut.
“ lapor Tuan Chang.! Tuan Ying dan Tuan Yong sudah tiba." Ucap Salah satu pengawal.
“ owh.. mereka sudah tiba suruh mereka segera masuk."
“ Baik Tuan." Pengawal tersebut segera pergi.
“ ah saudara Yong, kakak Ying, Selamat datang. Kami sudah menunggu kedatangan kalian." Chang Zhu menyambut.
“ Terima kasih adik Chang." Jawab Ying Kun.
“ Saudara Chang maaf sedikit telat." Yong An berbicara dengan sedikit menyesal karena terlambat.
“ Tidak apa apa mari masuk, pendekar muda sudah menunggu di dalam." Mereka segera bergegas masuk.
“ Pendekar muda. Maafkan kami telah membuat pendekar muda menunggu." Mereka berdua mengepalkan tangan ke depan dengan sedikit membungkuk.
“ Tidak apa apa paman, saya juga belum terlalu lama tiba disini." Jawab Ho Chen juga dengan mengepalkan tangan.