Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Saling Menghormati
Irda begitu kesal hingga mengeluarkan kata-kata ancaman sedangkan yang lain juga ikut-ikutan kecuali Silvi dan Zaheera yang diam saja
"Kenapa kalian berdua diam saja?"
Irda jadi kesal dengan Silvi dan Zaheera yang tidak mengeluarkan ancaman untuk Dika
"Takut tidak konsisten"
Silvi dan Zaheera sama menjawab pertanyaan dari Irda yang mulai heran
"Maksudnya apa?"
"Kita ini ngomel sama dia bahkan kita ngancam-ngancam Dika tapi ketika berdekatan dengan dirinya, semuanya terpesona dengan ketampanannya bahkan kita mau saja di usilin sama dia tanpa ada rasa sakit hati padahal kita sudah satu semester di usilin sama Dika tapi tetap saja kita mau berteman dengan dia, bercanda dengan dia bahkan belajar sama dia"
Silvi menjelaskan alasan kenapa mereka diam saja tapi di iyakan juga oleh semua gadis-gadis cantik ini
"Iya juga ya, habis dia itu tampan banget"
Irda yang tadinya ngancam-ngancam jadi garuk-garuk kepala
"Iya benar, apalagi kamu Irda sudah mirip dengan Dika, sifat kamu, usilnya kamu bahkan suka garuk-garuk kepala kalau lagi salah tingkah"
Silvi langsung menunjuk Irda yang langsung menarik tangannya karena tidak mau dikatakan mirip dengan Dika tapi dalam hatinya dia senang karena bisa jadi dia akan berjodoh dengan Dika karena mereka pastinya sangat cocok
"Iya juga ya, jadi kita harus bagaimana ini?"
Irda, Sekar dan Farisa sama-sama bertanya dengan apa yang harus mereka lakukan
"Kalau aku, ya kita nikmati saja kehadiran Dika tanpa pernah kita marah kalau salah satu di antara kita yang dipilih oleh dirinya"
"Benar juga ya, jadi kita janji untuk saling menghormati siapapun yang akan jadi cewek yang beruntung di pilih oleh Dika"
"Benar juga ya dan bisa jadi kita harus membawa kaca mata hitam untuk terhindar dari senyuman manisnya"
Tiba-tiba Irda punya usul tersendiri yang di iyakan oleh Silvi
"Bisa jadi karena pengaruh senyuman manisnya yang mempesona"
"Iya juga ya, jadi Senin ini kita bawah kaca mata hitam ya"
Mereka bersama-sama melihat Irda dan sepertinya mereka setuju dengan usulan Irda
Kelima gadis cantik ini saling bersepakat untuk janji saling menghormati hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bersama-bersama pulang ke rumah mereka masing-masing.
Kesepakatan lima gadis cantik ini seperti menjadi kesepakatan yang benar-benar mereka saling hormati hingga hari terus berganti dan tanpa disadari hari Sabtu dan Minggu sudah dilewati, sedangkan hari ini menjadi hari penting buat semua siswa-siswi SMA Pelajar karena Senin ini mereka akan terima Raport Semester.
Terlihat Dika berangkat sama mamanya kesekolah untuk mengambil Raport sebagaimana pesan Kepala Sekolah kalau pengambilan Raport harus di dampingi oleh salah satu orang tua atau wakil dari keluarganya. Sedangkan saat ini yang mengambil Raportnya Dika adalah mamanya yang saat ini menyetir mobil menuju kesekolahnya Dika.
"Dika, kalau tidak Rangking satu pada semester ini, maka Dika tidak dapat uang jajan selama sebulan."
Tiba-tiba mamanya Dika mulai membuka pembicaraan
"Kenapa harus main ancam seperti itu ma"
"Itu biar kamu tidak pernah main main dalam belajar, fokus dan serius."
"Ok, tapi bagaimana kalau Dika tetap dapat rangking 1 sebagaimana Dika di SMP"
"Mama akan buat jajan kamu bertambah setiap bulan"
"Tambah berapa ma, nanti hanya tambah 1000"
"Ya tidaklah anakku ganteng, dua kali lipat tapi ingat kalau rangking satu"
"Asyik ngajak jalan jalan Putri"
"Jadi kalian sudah pacaran ya?
Mamanya Dika langsung nyeletuk kata-kata anaknya
"Kenapa ma, bolehkan mamaku cantik"
Dika coba merayu mamanya untuk di bolehkan pacaran dengan Putri
"Kamu itu masih kecil, khawatir kalau tidak bisa jaga diri."
"Janji deh mamaku cantik, Dika bisa jaga diri sesuai tuntutan perundang-undangan dan anggaran Dasar Rumah tangga yang ditetapkan oleh mama dan papa"
Mamanya Dika jadi geleng-geleng kepala dengan rayuan anaknya
"" Ada-ada saja kamu ya?"
"Boleh ya ma?, kan tidak keluari modal besar ma, alias kepleset da sampek"
Dika terus merayu mamanya hingga mamanya tersenyum
"Boleh tapi gak boleh macam macam ya"
"Begitu dong mamaku yang cantiknya sedunia"
"Pandai kali kamu ya"
Mamanya Dika tertawa melihat caranya Dika merayu dirinya sedangkan saat ini mamanya Dika lagi nyetir mobil sambil ngobrol sama anak yang ganteng satu satunya dan tidak ada yang lain tapi mama tetap fokus hingga tidak sampai 10 menit mobil mama sudah masuk gerbang SMA Pelajar dan segera memarkirkan mobil.
"Dika kelihatan teman temanmu sudah baris tu, apakah kita terlambat ya"
"Tidak ma, kelihatannya baru saja baris dan nanti mama cari kursi di tempat yang sudah disediakan untuk orangtua ya ma"
Dika menunjuk teratak yang disediakan khusus untuk orang tua
Mama segera berjalan ke tempat khusus orangtua dan duduk dikursi yang di sediahkan sementara Dika berbaris bersama teman teman kelasnya dari kelas 10 IPA-1.
"Hei ganteng, kami kira kamu tidak datang karena takut sama kami"
Silvi datang mendekati Dika bersama keempat temannya yang sudah membuat kesepakatan saling menghormati untuk mendapatkan Dika
"Memangnya kalian hantu, kan kalian Bidadari yang turun dari langit, jadi aku tidak perlu takut karena biasanya bidadari itu orangnya baik hati dan suka menolong orang seperti gadis canti di depanku ini yang membuat hatiku, aduu"
Tiba-tiba Dika pura pura sakit sambil memegang dadanya
"Kenapa Dik?"
Silvi, Sekar, dan Farisa secara bersamaan menanyakan kepada Dika yang seperti kesakitan
"Hatiku perlu ditolong sama bidadari bidadari yang cantik seperti kalian"
Dika bicara pelan sambil tersenyum menatap kelima gadis yang mendekatinya
Tiba tiba para cewek cantik ini seperti tersadar dengan kemungkinan pengaruh Dika hingga mereka segera menutup mata dan memakai kacamata hitam karena khawatir terkena pengaruh senyuman Dika yang membuat mereka terpesona kalau terus dipandang.
"Kita sudah aman"
Silvi, Farisa, dan Sekar bersamaan bicara yang menyatakan mereka sudah aman dari pengaruh Dika
Sementara Irda yang berbaris didepan tanpa sengaja melihat kebelakang tanpa ingat dengan kesepakatan membawa kaca mata hitam ketika berhadapan dengan Dika dan melihat senyum Dika sehingga langsung terpesona
"Adu aku terpesona"
Irda langsung terbuai dengan senyuman manis dari Dika yang membuat keempat temannya sudah menyadari apa yang terjadi dengan Irda hingga Silvi yang dekat dengan Irda segera menepuk bahu Irda
"Jangan melamun, bentar lagi pengumuman"
"Oh iya ya, makasih ya Silvi"
Irda langsung tersadar hingga dia langsung memakai kacamata hitamnya sementara Dika jadi heran dengan sikap dan gaya kelima gadis yang sering dia rayu dengan kata-kata syair indahnya.
"Kenapa ya?, kenapa mereka memakai kacamata hitam?, ada apa ya?"