NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Pinky, gadis rusuh dan ceplas-ceplos, tergila-gila pada Dev Jaycolin meski cintanya selalu ditolak. Suatu kejadian menghancurkan hati Pinky, membuatnya menyerah dan menjauh.

Tanpa disadari, Dev diam-diam menyukai Pinky, tapi rahasia kelam yang menghubungkan keluarga mereka menjadi penghalang. Pinky juga harus menghadapi perselingkuhan ayahnya dan anak dari hubungan gelap tersebut, membuat hubungannya dengan keluarga semakin rumit.

Akankah cinta mereka bertahan di tengah konflik keluarga dan rahasia yang belum terungkap? Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat adalah kisah penuh emosi, perjuangan, dan cinta yang diuji oleh takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Pinky yang telah mendapatkan uang hasil pinjaman dengan Dev, segera menemui pemilik rumah untuk melunasi sisa utangnya. Dengan wajah penuh rasa syukur dan sedikit rasa bersalah, ia menyerahkan uang tersebut.

"Paman, ini sisa hutangku. Maaf atas keterlambatan sebelumnya," ucap Pinky dengan nada tulus.

Pria paruh baya itu tersenyum hangat, mengangguk pelan. "Pinky, kamu sangat tepat waktu. Terima kasih!" katanya dengan nada puas, menunjukkan bahwa ia menghargai usaha Pinky.

Setelah membayar utangnya, Pinky merasa sedikit lega. Namun, pikirannya kembali dipenuhi oleh kebutuhan mendesak yang harus segera ia penuhi. Ia memandang pria itu dengan penuh harap.

"Paman, aku ingin mencari lowongan kerja yang bergaji tinggi. Apakah Paman bisa kenalkan pekerjaan seperti itu?" tanyanya, dengan nada serius namun tetap sopan.

Pria itu mengernyitkan dahi, tampak berpikir sejenak. "Bergaji tinggi? Berapa yang kamu butuhkan?"

"Sembilan ratus dolar, Paman," jawab Pinky tegas. "Aku harus kumpulkan sebanyak itu dalam bulan ini."

Pria itu menghela napas panjang, seolah memahami beratnya beban yang Pinky pikul. "Sembilan ratus dalam sebulan? Tidak ada pekerjaan seperti itu di sini," katanya, nada suaranya penuh pertimbangan. Namun, setelah berpikir lebih lanjut, ia menambahkan, "Tapi ada sebuah restoran yang sedang membutuhkan karyawan sebagai pencuci piring. Gajinya empat belas dolar per jam. Mungkin kamu bisa mencobanya."

Mata Pinky berbinar mendengar kesempatan itu. "Paman, di mana restoran itu?" tanyanya dengan antusias.

Setelah menerima alamat yang diberikan oleh pria itu, Pinky segera menuju restoran yang dimaksud. Tanpa menunggu lama, ia langsung diterima bekerja karena kebetulan restoran besar itu sedang sangat kekurangan karyawan di dapur.

Saat Pinky melangkah ke area dapur, matanya langsung disambut oleh tumpukan piring, mangkuk, dan alat makan lainnya yang menumpuk tinggi. Ia tidak gentar. Dengan tekad kuat, ia segera mulai bekerja, mencuci piring dengan cepat dan sigap, berharap bisa segera mengumpulkan uang yang ia butuhkan.

Setiap piring yang ia cuci menjadi simbol perjuangannya, setiap percikan air yang mengenai wajahnya adalah saksi dari keteguhannya. Meski lelah, ia tidak menyerah. Bagi Pinky, ini adalah awal dari perjalanan untuk mengubah hidupnya.

Pinky menatap langit senja yang mulai berubah gelap sambil menghela napas lega setelah menyelesaikan tugasnya di restoran. Meski hanya bekerja selama tiga jam, ia merasa puas dengan hasil kerjanya.

"Walau hanya bisa bekerja tiga jam juga tidak apa-apa, setidaknya aku bisa menabung. Jangan sampai Mama tahu kalau aku pinjam uang orang," gumamnya pelan, menyemangati dirinya sendiri.

Ketika menerima amplop berisi gaji pertamanya, Pinky tersenyum lebar. Meski jumlahnya masih jauh dari target sembilan ratus dolar, ia yakin perlahan-lahan ia bisa mencapainya.

"Sehari hanya bekerja selama tiga jam, jadi aku bisa cari pekerjaan lain lagi," katanya pelan sambil berjalan keluar dari restoran, matanya tertuju pada toko-toko di sepanjang jalan.

Namun, harapan Pinky mulai diuji. Ia memasuki beberapa toko di pinggir jalan, mencoba melamar pekerjaan tambahan. Toko buku, toko bunga, hingga agen pengantar koran ia datangi, tapi semua memberikan jawaban yang sama: tidak ada lowongan.

"Jangan putus asa. Aku akan mendapatkan lagi pekerjaan. Terus maju!" ucapnya dengan nada penuh tekad.

Malam semakin larut, tapi Pinky tak menyerah. Ia terus mencoba peruntungannya di berbagai tempat. Namun, satu per satu pintu menutup tanpa hasil. Di tengah jalan yang sepi, ia menatap arlojinya.

"Sudah pukul sepuluh. Waktunya pulang. Kalau tidak, Mama pasti khawatir!" katanya, lalu segera bergegas menuju rumah.

---

Di Mansion Jaycolin

Malam itu, suasana makan malam di keluarga Jaycolin tampak hangat meski percakapan mulai memasuki topik serius. Angelina, wanita anggun dengan senyum tenang, memandang putranya, Dev, yang sedang makan di hadapannya.

"Dev, bagaimana hubunganmu dengan Pinky? Bawa dia pulang besok!" kata Angelina, sambil menyesap sup di hadapannya.

Dev mendesah pelan, meletakkan sendoknya dengan sedikit frustrasi. "Ma, aku dan dia tidak ada hubungan sama sekali. Jadi, untuk apa aku membawa dia pulang?" jawabnya datar, mencoba menghindari pembicaraan lebih lanjut.

Angelina tersenyum kecil, tak terganggu oleh nada putranya. "Dia gadis yang baik. Walau sedikit ceroboh, dia sangat berterus terang. Bukankah tipe seperti itu cocok untukmu?" tanyanya, penuh harapan.

"Sifat kami jauh berbeda, Ma. Jadi tidak mungkin aku akan mencintainya," jawab Dev tegas, sambil mengaduk makanannya dengan tidak sabar.

"Apakah kamu yakin?" tanya Angelina lagi, menatap putranya dengan tatapan lembut tapi penuh makna. "Tapi Mama sangat suka dengan gadis itu. Dia ceria dan tidak bisa berbohong. Dia juga tulus padamu."

Dev menggeleng, senyum tipis muncul di wajahnya, meski terlihat sarkastik. "Tulus padaku hanya demi uang. Untuk apa? Lebih baik aku berikan uang padanya supaya dia tidak menggangguku lagi," balasnya, kali ini dengan nada sinis.

Angelina meletakkan sendoknya perlahan, memandang Dev dengan penuh perhatian. "Apakah kamu yakin tidak menyukainya?" tanyanya lagi, mencoba mencari celah di hati putranya.

"Benar, Ma! Aku tidak menyukainya sama sekali," jawab Dev tanpa ragu, meski ada sedikit ketegangan dalam suaranya.

Angelina meletakkan cangkir tehnya perlahan di meja, menatap Dev dengan penuh harap. "Lalu, apakah kamu sudi bertemu dengan Jessie?" tanyanya lembut, namun ada nada tegas di balik ucapannya.

Dev terdiam sejenak, matanya menatap kosong ke arah lain. Setelah menghela napas panjang, ia akhirnya menjawab, "Baiklah, atur saja. Tapi aku tidak yakin bisa menyukainya."

Angelina tersenyum tipis, puas dengan jawaban itu. "Baiklah, kalau begitu. Suka atau tidak adalah urusan belakangan. Yang penting kalian bertemu dulu," katanya, nada suaranya penuh keyakinan.

---

Beberapa hari kemudian

Pagi itu, sebelum berangkat kerja, Pinky berjalan menuju perusahaan Dev dengan membawa kotak makan yang ia siapkan sendiri. Meski ia tahu ia tidak diizinkan masuk, semangatnya untuk menunjukkan perhatian kepada Dev tak pernah surut. Ia menyerahkan bekal itu kepada petugas keamanan yang berjaga di luar pintu masuk.

"Nona, kamu mengantar makanan ini lagi," ujar salah satu petugas dengan senyum paksa. Meski ia tahu Dev tidak pernah menyentuh makanan itu, ia tetap menerima dengan sopan untuk menjaga perasaan Pinky.

"Bos kalian pasti lelah karena harus mencari uang, jadi ini sebagai ucapan terima kasih dariku," kata Pinky dengan senyum tulus.

Petugas itu mengangguk pelan, meski dalam hati merasa tidak nyaman. "Nona, sudah hampir dua bulan kamu mengantar sarapan terus," katanya, mencoba memberi isyarat halus.

"Tidak apa-apa, yang penting dia makan," jawab Pinky sambil tersenyum lebar. "Aku pergi dulu!" tambahnya sambil menunduk sopan pada kedua petugas itu sebelum beranjak pergi.

Setelah Pinky berjalan agak jauh, kedua petugas itu saling memandang dengan ekspresi penuh rasa bersalah.

"Mau sampai kapan kita membohonginya?" bisik salah satu petugas pada temannya.

"Sejauh ini, Tuan masih tidak ingin menyentuh makanan itu. Kita juga tidak mungkin menyinggung perasaan gadis itu," jawab temannya dengan nada berat.

Petugas pertama menghela napas panjang, memandang kotak makan yang masih terbungkus rapi. "Cepat buang saja, daripada nanti Tuan melihatnya dan marah lagi," ujarnya pelan.

Tanpa disadari oleh mereka, langkah Pinky terhenti di kejauhan. Ia merasa ada yang aneh, lalu berbalik perlahan, pikirannya dipenuhi oleh rasa penasaran. "Sudah lama aku tidak melihatnya. Mungkin lebih baik aku menunggunya sebentar," gumamnya. "Lagipula masih ada waktu."

Ketika Pinky hendak mendekati pintu masuk perusahaan, matanya membelalak saat melihat salah satu petugas membuang bekal yang ia bawa ke tong sampah tanpa ragu.

"Kenapa makanannya dibuang?" bisik Pinky pada dirinya sendiri, suaranya hampir tak terdengar.

1
Myra Myra
Pinky dah Ae biarkan Jee laki mcm Dev tu kena ajar cikt buat Jew tak tahu...biar nnty lama2 dia yg akan dtg cari kita...
yuning
🥺🥺
Aisyah Nuha
🥺🥺🥺
wiemay
Dev jgn smpe kau menyesal ya
Bu Kus
kasihan pinky udah capek capek bikinin ko di buang padal buang makan dosa kalo gak mau di kasih siapa gitu jahat banget sih🥺
Isnanun
yg sabar ya pinky
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat pinky...semoga nanti ada yang bisa menerima kamu dengan tulus
Bu Kus
yang sabar pinky semoga hidup ke depan nya akan lebih baik lanjut lg dong thro makasih
اختی وحی
crazy up thor
MrHuang Coffe
keren
Aisyah Nuha
kasian kmu pinky🥺🥺 sbenernya hatinya sangat rapuh tpi dia berusaha ttp kuat di dpn semua orang... semoga dpt pekerjaan ya pinky
Riyasih
puas bgt Thor,tak kirain pinky 🤦🤦🤦💪💪💪
yuning
nyesek 🥺🥺
wiemay
Dev tolong lah lunak kan hatimu
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat pinky semua akan indah pada waktu nya..
wiemay
keadilan harus ditegakkan
Nur Adam
lnju
yuning
pinky kamu luar biasa
Bu Kus
salut sama pinky dengan berani bisa lawan papa dan selingkuhan papa nya hebat pinky terus lah berjuang demi masa depan mu dan mama mu pinky
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
masih penasaran..lanjut² makin seru pinky berdiri di kaki nya sendiri tanpa bantuan orang lain..semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!