Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keributan yang Chelsea buat
Bella, Raya dan Pablo yang baru saja keluar dari kelas bergegas ke sebuah cafe untuk mengerjakan tugas yang diberi dosen kemarin. Begitupun pria yang berjas hitam dengan tubuh tinggi dan tegap itu mengekor Bella, dan juga mendorong Pablo saat pria culun itu berjalan berdampingan Bella.
Sesampai di cafe mereka duduk bertiga, Pablo yang merasa geram terhadap pengawal Bella hanya bisa menggerutu dalam hati, "Sialan mereka ini, gimana caranya gue celaka in gadis ini?" Pablo menatap kedua pria berjas itu dengan polos.
"Permisi Kak, ini menunya," ucap pelayan Cafe yang tiba-tiba.
Raya memesan menu yang ada di cafe itu. Setelah memesan pelayan itupun pergi.
"William Boy, kalian bisa duduk disana!" ucap Bella memerintah.
"Tapi Nona, biarkan kami berdiri disini saja," tolak William.
Bella menggeleng, "Plis.. aku nggak mau kalau Raya nggak konsen ngerjain tugasnya!" Raya yang mendengar namanya disebut sontak menoleh lalu melempar senyumnya kearah William dan Boy. Dan itu yang membuat pria-pria itu mengangguk. Sebab dengan cara itulah yang bisa membuat keduanya membebaskan Bella walau hanya sebentar.
"Permisi Kak, ini pesanan anda." Pelayan itupun datang sembari menaruh pesanan di atas meja.
"Thanks!"
***
Sementara Albert bersama Frans dan Joe sudah berada di markas selatan yang ternyata Mark sudah berada disana lebih dulu bersama Putra. Mafia yang diutus untuk menjaga dan mengirim senjata il*gal untuk para mafia luar.
"Bagaimana Putra, apa semuanya sudah dikirim?"
"Iya Tuan. Semuanya sudah dikirim," jawab Putra.
"Bagus. Sekarang aku punya tugas lain untukmu!"
***
Bella yang semula tiduran di kasur spontan duduk saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
"Tunggu!" teriak Bella seraya berjalan membuka pintu.
Saat pintu terbuka, seorang wanita sudah berkacak pinggang menatap Bella dari luar kamar.
Plak
Betapa terkejutnya Bella saat mendapat tamparan dari wanita itu. "Itu pantas kau dapat!"
Bella mengangkat kepalanya menatap wanita yang sudah menamparnya dan berkata, "Siapa kau?"
Wanita itu berdecih, "Cih, kau tak mengenaliku?" lanjutnya bertanya.
Bella memperhatikan wajah wanita itu, dan alih-alih ia mengingat saat ia melihat wanita itu dengan manjanya pada Albert.
Wanita penghibur?
"Apa kau sudah ingat?" tanya wanita itu.
Tanpa mengangguk sebagai balasan atau tanpa menjawab, tiba-tiba Mika dari arah lain sudah berlari saat melihat kedatangan seorang wanita yang ia kenal. Dan juga jangan tanyakan dimana William dan Boy yang menjaga Bella? Mereka sedang ada pekerjaan luar.
"Nona Chelsea?" pekik Mika terkejut.
Ya, itu Chelsea, wanita malam yang selalu memuaskan hasr4t Albert. Akan tetapi, setelah kehadiran Bella di mansion itu, Albert sudah tak memakai jasanya lagi.
"Maaf Nona, anda tidak bisa bersikap seperti ini pada Nona Bella," titah Mika.
Chelsea yang mendengar itu memutar bola matanya malas.
"Aku nggak suka yah lihat kamu ada disini. Semenjak kau ada disini, Albert berubah, dia menjauhiku."
Bella menegakkan badannya, "Maaf kalau kehadiran saya, sudah membuat anda jauh dari Tuan Albert. Tapi, sebaiknya anda berbicara dengan Tuan Albert sendiri, mengapa Tuan Albert bisa menjauhi anda," jelas Bella dengan santai.
Tak menunggu berapa lama, Chelsea yang sangat kesal pada Bella langsung menarik tangan Bella dan membawanya turun kelantai bawah.
"Lepas!" teriak Bella.
"Nona.. tolong jangan bersikap seperti itu pada Nona Bella! Nona lepaskan Nona Bella!" mohon Mika mengejar mereka. Akan tetapi, Chelsea malah melempar Bella hingga tersungkur di atas lantai yang dingin.
Akibat keributan yang Chelsea buat membuat para pelayan memperhatikan mereka. Mereka terkejut melihat perilaku Chelsea pada Nona tuan Albert. Beda dengan dua pelayan wanita yang bernama Tuti dengan Lisa. Mereka sangat senang melihat Bella tersakiti.
"Wah.. bakal seru nih?" bisik Lisa.
"Hum, makanya jangan gatel sama Tuan Albert. Biar Nona Chelsea yang membalas sakit hati kita, karena dia sudah menggoda Tuan!" balas Tuti tatkala antusias.
"Sekarang kau pergi dari sini sebelum Albert pulang!" perintah Chelsea mengusir Bella.
"Nona Bella," kata Mika membantu Bella untuk bangkit. "Nona tidak apa-apa kan?" lanjut Mika bertanya.
Bella meringis dikala siku lengannya lecet, "Aku tidak apa-apa."
"CEPAT KELUAR!" teriak Chelsea.
Dengan beraninya Mika, menghampiri Chelsea. "Siapa anda yang menyuruh Nona Bella keluar di mansion ini?"
"Apa?" Chelsea tidak menyangka bahwa seorang pelayan menjawab. "Kau hanya seorang pelayan, jadi kau tidak usah ikut campur."
Mika mengangguk lalu tersenyum, "Dan anda seorang wanita penghibur Tuan Albert yang berani mengusir Nona Bella," tepis Mika. Para pelayan lain yang mendengar keberanian Mika hanya bisa menutup mulut.
"Awas, aku tidak ada urusan dengan kau!" sembari mendorong tubuh Mika dan menghampiri Bella.
Ia menatap wajah Bella dari atas kebawah. "Wanita Jalang sepertimu tidak pantas tinggal disini."
Bella menyunggingkan senyum, "Yang jalang itu saya atau anda Nona," ucap Bella memperjelas.
Mendengar kelancangan Bella, Chelsea kembali menarik tangan Bella sampai ke pintu keluar yang besar dan melemparnya keluar. Dan
Happ
Seseorang menangkap tubuh Bella dari luar. Bella yang tadinya akan merasa kesakitan sontak mendongak melihat siapa yang sudah menyelamatkan dirinya.
"Frans!" pekik Bella.
Chelsea yang melihat kedatangan Albert, Frans dan Joe langsung gemetar. Ia tak menyangka bahwa mereka pulang.
Saat ia sedang berada di salah satu cafe, seseorang menghubunginya, memberitahukan sikap Albert yang perhatian pada Bella dan perubahan sikap Albert terhadap semua pelayan. Dan itu membuat Chelsea berpikir lalu mendatangi mansion. Seakan-akan dialah Nona di mansion ini.
Tuti, Lisa dan para pelayan lain kembali menutup mulut karena melihat kedatangan tuan-tuannya tiba. Apalagi Tuti, yang terlihat gemetar. Lisa yang merasa aneh sontak bertanya, "Kau kenapa?"
"Tidak apa-apa," jawabnya.
Ada beberapa detik Frans menatap wajah Bella sontak terpekik, saat mendengar suara deheman Albert dari belakang. Ia lalu membantu Bella.
Sepertinya Albert cemburu.
Albert yang marah langsung menghampiri Chelsea. "Tu tuan. A anda sudah pulang?" tanya Chelsea gugup.
"Ada perlu apa kau kesini?" tanya Albert dingin. Jangan lupa tatapan mematikannya tertuju pada wanita itu.
"A aku--"
"Aku apa, Chelsea?! Kau sudah berani berbuat keributan disini."
"Ma maafkan aku Tuan, aku hanya merindukanmu. Kau akhir-akhir ini sudah tidak menghubungiku, kau menjauhiku," jelasnya.
"Apa pentingnya kau buat aku?"
"Aku yang selama ini-- ahhh!"
Belum sempat Chelsea melanjutkan ucapannya, ia sudah mendapat serangan dari Albert yang sudah mencekik lehernya.
"Kau sudah berani mengusir seseorang disini, memang siapa dirimu ha?"
"Uhukk uhukk, ma maafkan saya Tuan. Saya tidak suka pada gadis itu, anda sudah berubah pada saya ahhhh!"
Tekanan dilehernya membuat dia meringis kesakitan. Hingga wajahnya memerah karena tak mendapat pasokan udara. Bella yang melihat itu berlari menghampiri Albert agar tidak membunuh wanita itu. "Tuan, tolong jangan lakukan ini padanya!"
"Ahhh!" Chelsea kembali meringis.
"Tuan aku mohon!" Chelsea memohon sekali lagi, membuat Albert melepas cekalannya.
"Uhukk uhukk!"
"Kenapa kau masih ingin menolong orang yang sudah melukaimu?" kesal Albert.
Bukannya menjawab Bella malah menunduk diam. "Kalau begitu, aku memaafkanmu, Chelsea."
Tanpa menjawab Chelsea pergi dari sana. Tapi sebelum ia benar-benar pergi ia terhenti di ambang pintu, lalu memutar kepalanya menatap Bella yang sudah menatapnya lalu berpindah menatap Tuti dari kejauhan.
Frans dan Joe hanya memilih diam.
"Te terimakasih banyak."
Albert yang masih kesal hanya memberinya wajah datar lalu pergi. Saat ia pergi dan belum jauh di dekat Bella, ia kembali mendengar Bella berbicara pada seseorang membuat hatinya sakit, ia menggerutu dalam hati.
"Terimakasih Frans, kau sudah menolongku tadi."
Frans tersenyum lalu mengangguk, "Tidak masalah Nona. Tapi, Nona tidak apa-apa kan?"
Bella menggeleng, akan tetapi, Frans bisa melihat lengan Bella yang lecet akibat Chelsea.
"Tapi lengan Nona luka."
Bella mengangkat lengannya, "Tidak apa-apa Tuan."
"Lain kali, Nona Bella harus tegas saat ditindas seperti tadi yah!" ucap Joe memotong pembicaraan mereka. Dan Bella mengangguk.
"Eh kalian, kenapa berdiri disana? Apa kalian tidak ada kerjaan ha?" tegur Joe pada para pelayan. Mereka pun berhamburan dan kembali bekerja.
Sementara Mika, ia mengambil kotak p3k."Mari Nona, kita obati lukanya!"
"Biar saya saja Mika," ucap Frans mengambil kotak p3k itu.
"Ba baik Tuan."
Sementara ditempat lain, Albert semakin cemburu melihat Frans perhatian oleh Bella.
"Frans. Terimakasih Frans, kau sudah menolongku tadi."
"Ahhh!"
Perkataan itu muncul di pikirannya, membuat Albert semakin kesal. "Bisa-bisanya dia memanggil Frans dengan nama, sedangkan aku? Ahhh! Dia memanggil aku dengan sebutan Tuan? Cih!!" Albert berdecih kesal sambil mengepalkan tangan.
Dia cemburu.