Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35. Menyuap
Malam semakin larut, hawa dingin mulai menusuk kulit karna terpaan angin malam yang terus menari-nari berhembus disegala penjuru.
Namun, semua itu tidak membuat kedua mata indah yang saat ini sibuk memperhatikan pemandangan malam menjadi terpejam.
Viola masih berdiri dibalkon kamarnya sembari memperhatikan para penikmat malam yang masih tampak berlalu-lalang dijalanan, dia sedikit membungkukkan tubuhnya dan bertopang pada pinggiran balkon.
"kau belum tidur?"
suara baritone seseorang mengalihkan perhatian Viola, dia beralih melihat kearah belakang dan tampaklah Raja sedang berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"kau sendiri belum tidur?" bukannya menjawab pertanyaan Raja, Viola malah balik bertanya pada lelaki itu membuat Raja menjadi kesal.
Raja yang saat ini sudah berdiri di samping Viola mengambil sebatang rokok dari saku celananya, dia lalu meletakkan rokok itu dimulut dan memantik api dari korek yang sedang dia pegang.
Viola melirik tajam pada benda yang saat ini sedang dihisap oleh Raja, ingin sekali dia mengambil benda itu dan membuangnya sejauh mungkin karna membuat sistem pernapasannya terasa sesak.
"ingin punya anak, tapi organ sendiri malah dirusak!" cibir Viola sembari berbalik dan masuk ke dalam kamar, sementara Raja merasa tidak peduli dan terus menghisap rokoknya sampai habis.
Viola lalu merebahkan diri di atas ranjang, matanya sibuk melihat-lihat atap kamarnya yang memiliki desain cantik dan elegan.
Sementara Raja yang sudah selesai dengan urusan rokoknya beralih masuk mengikuti Viola, dia ikut berbaring di samping wanita itu sembari memperhatikan apa yang Viola lakukan.
"aku punya sesuatu untukmu!" ucap Raja saat mengingat sebuah kalung yang tadi dia beli, dia lalu mengeluarkan sebuah kotak dari saku jasnya dan meletakkan kotak itu di atas dada Viola.
Viola berdecak kesal saat melihat apa yang lelaki itu lakukan, dia tidak habis pikir kenapa Raja harus meletakkan kotak itu di atas dadanya.
Viola bangkit, dan mengambil kotak beludru berwarna merah itu. Dia lalu menyodorkan kotak itu kehadapan Raja. "apa ini?"
Kening Raja berkerut saat melihat apa yang Viola lakukan, dia kembali mendorong kotak itu dan menyuruh Viola untuk membukanya.
Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, Viola membuka kotak pemberian dari Raja. Wajahnya terlihat sangat bingung saat melihat ada sebuah kalung di dalam kotak itu, dia kemudian menunjukkan kalung itu pada Raja.
"kau suka?" tanya Raja sembari memakai kalung yang dia beri pada Viola, terlihat Viola sedikit terkejut dengan apa yang dia Raja lakukan.
"ini, ini untukku?" tanya Viola dengan tidak percaya, dia sedikit terlonjak kaget saat Raja memutar tubuhnya agar menghadap kearah kaca.
Mata Viola membulat sempurna saat melihat kalung yang dia pakai tampak sangat cantik dan mewah dilehernya, dia meraba kalung itu dengan takjub karna baru pertama kalinya Viola melihat benda mewah seperti itu.
"kalung itu sangat mahal, jika kau menghilangkannya, maka kau harus menggantinya dengan nyawamu!"
tangan yang sejak tadi meraba berlian-berlian kecil yang ada disetiap ukiran kalung itu mendadak jadi kaku, bahkan Viola terlihat takut untuk menggerakkan tubuhnya saat mendengar apa yang Raja katakan.
"apa, apa aku tidak salah dengar?" tanya Viola dengan pelan, dia bahkan sampai menahan napas karna takut gerakan dadanya dapat menggoyang benda yang tergantung dilehernya.
"tidak! kalung itu harus selalu kau pakai, tapi kalau hilang kau juga harus bersiap!"
tubuh Viola bergetar saat mendengar semua yang Raja ucapkan, tangannya mengepal kuat karna merasa geram dengan apa yang lelaki itu lakukan padanya.
"Dasar laki-laki gila! untuk apa dia memberi kalung yang sama berharganya dengan nyawaku? atau dia sengaja memberikannya agar bisa mengeksekusiku?" Tangan Viola sudah sangat gatal ingin menarik kalung yang tadi Raja pasangkan dilehernya, tetapi dia kembali teringat dengan apa yang lelaki itu katakan, sehingga dia membukanya dengan penuh perasaan dan kehati-hatian.
"berhenti! jika kau membukanya, maka kau akan mendapat hukuman!"
"apa kau sudah gila! kenapa tidak langsung kau bunuh saja aku, daripada kau siksa seperti ini?" teriak Viola, dia yang tadi sangat berhati-hati, kini langsung saja menarik kalung itu dan melemparkannya kearah Raja.
Namun, sata kalung itu sudah berada ditangan Raja. Viola mendadak jadi pucat, dan gelisah karna melihat raut wajah menyeramkan dari lelaki yang saat ini mematung dengan tangan kanan memegang kalung.
"em itu, aku, aku sangat berterima kasih dengan hadiah yang kau berikan. Tapi, tapi aku merasa kalau aku tidak pantas memakainya. Jadi silahkan berikan kalung itu pada siapapun, selain aku tentunya!" ucap Viola dengan gugup dan gelisah, tapi dia harus tetap mengatakan hal itu dari pada hidupnya kelak akan terancam punah.
Raja melihat Viola dan kalung itu secara bergantian, dia lalu melemparkan kalung itu ke atas ranjang dan berlalu mendekati Viola yang terlihat semakin merapatkan tubuhnya ke dinding.
"padahal aku sudah susah-susah membelinya, dan menyerahkannya padamu. Tapi kau malah membuangnya begitu saja!" suara Raja terdengar sangat dingin dan menyeramkan, sangking dinginnya keadaan, Viola sampai mengusap tengkuknya yang merinding ketakutan.
"aku, aku tidak membuangnya! aku hanya mengembalikannya padamu," ucap Viola dengan pelan, tubuhnya sudah menabrak dinding hingga dia tidak bisa lagi untuk mundur.
"padahal aku memberikannya sebagai hadiah untuk kesembuhan Adikmu, tapi karna kau menolak, maka jangan harap kalau aku akan mengizinkanmu untuk-"
bruk, Viola mendorong tubuh Raja sampai lelaki itu terdorong beberapa langkah ke belakang. Dia kembali mengambil kalung pemberian lelaki itu dan langsung memakainya sambail berputar-putar menghadap kaca.
"waah, kalung pemberianmu memang super duper cantik dan mewah. Aku belum pernah melihat kalung secantik ini didunia, pasti harganya sangat mahalkan?" seru Viola dengan riang gembira, dia harus menjilat lelaki itu karna merasakan ada mara bahaya yang akan segera melarangnya untuk menemui sang Adik diluar negeri.
Raja tersenyum sinis mendengar apa yang Viola ucapkan, dia kemudian duduk di atas sofa dan meletakkan kedua kakinya ke atas meja seperti seorang Raja yang duduk disinggah sananya.
Viola yang melihat tingkah Raja ingin sekali memukul wajah angkuh lelaki itu, tetapi dia masih tidak punya keberanian sebesar itu untuk melukai sang paduka Raja.
"kemari!"
Viola menelan salivenya saat mendengar perintah Raja, sedikit demi sedikit kakinya melangkah maju dan mendekati lelaki tersebut.
"dia memang pantas diberi nama Raja, gaya dan kesombongannya benar-benar mengalahkan Raja dijaman penjajahan!" dalam situasi genting seperti itupun, Viola masih sempat-sempatnya berpikiran yang tidak-tidak terhadap lelaki itu, hingga tidak sadar kalau saat ini dia sudah berdiri tepat dihadapan sang paduka Raja.
"kau harus menyuapku, agar aku mengizinkanmu untuk pergi menemui Adik kesayanganmu, itu!"
"baik, paduka Raja!" karna habis memikirkan yang tidak-tidak, Viola jadi keceplosan menyebut Raja dengan sebutan paduka Raja.
"kau pikir ini jaman kerajaan?"
Viola tersentak kaget saat mendengar suara bentakan Raja, dia lalu menundukkan kepalanya mencoba untuk menahan tawa karna baru sadar dengan apa yang dia katakan.
"bisa-bisanya aku menyebutnya dengan paduka Raja!" Viola menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengembalikan kewarasannya.
"ma-maksudku, apa yang kau inginkan?" tanya Viola kemudian, dia sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat wajah lelaki itu.
"layani aku malam ini, maka aku akan mengantarmu menemui Adikmu itu!"
"apa?"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘