Kesetiaan, sebuah kata sederhana namun bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Ketika kesetiaan sudah berada pada ambang batasnya, maka Pengkhianatan adalah hal yang akan mungkin terjadi setelahnya.
Kei, seorang pemuda yatim piatu yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat.
Kehidupannya yang sulit dan pas2an membuat dirinya dikhianati teman, kekasih, dan kerabatnya.
Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah system yang merubah hidupnya.
*Dalam cerita ini banyak konten yang sedikit berlawanan dengan etika masyarakat kita ya guys. Tapi ini cuma fiksi dan karangan yang bertujuan untuk hiburan semata, jadi bijak-bijak dalam mengambil pelajaran dan kesimpulan dari cerita ini ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Kei kini tengah mengemudikan sebuah McLaren P1 miliknya dijalan menuju lokasi yang di kirimkan Sofia.
Tempat pertemuan mereka berada di daerah Thallwitz di Timur Laut kota Leipzig Jerman.
Ketika sampai disana, ternyata itu adalah sebuah rumah yang lumayan besar dengan halaman yang cukup luas dan berada ditengah hutan.
"Kurasa ini tempatnya.." gumam Kei seraya mengemudi perlahan mendekati rumah itu
Sofia terlihat keluar dari rumah itu sebelum mobil Kei berhenti didepannya.
Kei pun turun dari mobilnya dan langsung di sambut oleh pelukan hangat Sofia yang sudah menunggunya disana.
"Apa kau tersesat..?" tanya Sofia sambil memeluk dan menciumnya
"Hmm, tidak, hanya saja ini cukup jauh dari Berlin.." jawab Kei juga sambil memeluk wanita itu
"Baiklah, ayo masuk.." ucap Sofia seraya menggandeng tangannya
Kei hanya mengangguk dan mengikuti wanita itu.
Saat masuk, terlihat interior rumah yang sanga mewah dengan gaya minimalis modern.
Sofia langsung mengajak Kei duduk di sofa ruangan utama dan duduk di pangkuannnya dengan sedikit bergairah.
"Apa kau tidak merindukanku..?" ucap Sofia dengan yang mulai nampak bergairah
"Ya, ketika aku bangun hari itu kau sudah pergi begitu saja.." jawab Kei dengan tenang
"Aku ada urusan, ku harap kau tidak marah padaku.." ucap Sofia seraya melumat bibir Kei dengan penuh gairah
...[ Sofia : Ah sial, ketika melihatnya aku langsung teringat kejadian malam itu dan membuatku bergairah.. ]...
...[ Sofia : Tapi tujuanku saat ini adalah melihat kemampuan lain pria ini, aku harus tenang.. ]...
.
Sofia pun melepaskan ciuman nya dari Kei dan segera duduk dengan benar di sampingnya.
Sementara Kei yang mendengar itu tetap menjaga ketenangannya seolah dia tidak mengetahui apapun tentang itu.
Namun secara perlahan Sofia bergeser sedikit menjauh dari Kei yang membuatnya menyadari kalau ada sesuatu yang tidak semestinya.
...[ Perfect Sense : Membuat pemiliknya dapat dengan tepat merasakan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya dalam radius tertentu. ]...
Kei merasakan ada seseorang di belakangnya berjalan perlahan mendekati dirinya.
Tiba-tiba..
Seorang pria menyerang dengan dua bilah pisau hendak menikam Kei dari belakang.
Beruntung Perfect Sense milik Kei dapat merasakan itu sehingga dia dapat bergerak menghindarinya dengan mudah.
"Apa2an ini..?" ucap Kei dengan menatap tajam pada pria di hadapannya
Sofia hanya diam sambil meminum segelas minuman dan memandang kearah lain dengan tenang seolah tidak ada apapun yang terjadi.
Menyadari itu, Kei merasa yakin kalau ini adalah sebuah jebakan yang sengaja di persiapkan untuknya.
Beruntung dia sudah meningkatkan Ability dan menambahkan dua skill baru.
Pria bertubuh lumayan kekar itu dengan gerakan sangat cepat melesat hendak menikam dan menebas Kei dengan kedua pisau militer di tanggannya.
Kei berhasil mengindar sekaligus mendaratkan tendangan keras di tubuh pria bertubuh kekar itu.
"Ho, dia cukup hebat.." ucap pria itu
"Apa mau kalian..?" tanya Kei dengan tatapan tajam
Baik itu Sofia ataupun pria itu sama2 tidak menjawab, Sofia masih bertingkah seolah tidak ada yang terjadi disana, dan pria itu hanya tersenyum dengan tatapan yang semakin serius.
Pria itu pun langsung kembali bergerak menyerang Kei, namun kali ini pergerakannya jauh lebih cepat dan kuat..
...[ Kei : Sial, dia benar2 bukan orang biasa.. ]...
...[ Pria itu : Anak ini memiliki kemampuan bertarung yang hebat.. ]...
...[ Pria itu : Sekian banyak serangan ku tidak satupun berhasil mendarat di tubuhnya.. ]...
Beruntung Kei memiliki Mind Reading dan Perfect Sense, dia dapat dengan mudah merasakan setiap serangan pria itu dan membaca pergerakan selanjutnya.
Sofia cukup puas dengan kemampuan bertarung Kei yang bisa mengimbangi orang suruhannya itu.
Sebuah celah Kei temukan ketika pria itu melancarkan serangannya, itu membuat bagian kiri tubuhnya terbuka lebar dimana itu adalah titik serangan terbaik yang bisa Kei temukan.
...[ Legendary Fighter : Memberikan pemiliknya kemampuan bertarung legendaris dan sangat kuat. Tidak ada yang bisa menandingi kemampuan bertarungnya ini di muka bumi. ]...
Dengan skill barunya, Kei memukul pria itu tepat di sisi lengahnya dan berhasil memukul mundur pria itu hingga memuntahkan sedikit darah.
...[ pria itu : Sial, rusuk kiriku langsung terluka hanya karena satu pukulannya.. ]...
...[ pria itu : Dia bukan orang sembarangan.. ]...
Sofia pun nampak terkejut melihat itu, dia tidak menyangka orang nomor tiga di Organisasinya bisa di pukul mundur hanya dengan satu pukulan.
Bahkan orangnya itu tidak berhasil mendaratkan satu serangan pun pada Kei.
...[ Sofia : Apa..? August di pukul mundur hanya dengan satu pukulan.. ]...
...[ Sofia : August adalah pembunuh nomor tiga di Iskra, jika dia tidak bisa menghadapi pria ini(Kei), berarti kemampuan pria ini jauh lebih hebat darinya.. ]...
Melihat August yang sedikit lengah, Kei tidak mau melepaskan kesempatan itu.
Dia bergerak maju dengan cepat hendak melancarkan sebuah pukulan, August berusaha menghindari itu.
Namun sayang, itu hanyalah gerakan tipuan yang Kei lakukan.
Serangan sebenarnya adalah tendangan keras dari kaki kirinya yang langsung membuat August terpental mengantam pilar kayu yang ada di ruang utama rumah itu.
Melihat August yang sudah dua kali mendapat serangan telak, Sofia pun mengambil tindakan untuk menghentikan Kei yang kembali hendak menyerang August dengan pukulan tangan kanannya.
Namun, Sofia telalu lambat di banding gerakan Kei.
"TUNGGU..!!!" teriak Sofia
"BAM..!!"
Dan sebuah hantaman keras berhasil menghancurkan pilar kayu tempat August bersandar karena terkena serangan Kei tadi.
Sofia terduduk lemas di lantai ketika satu pukulan Kei berhasil mematahkan pilar kayu yang ada di ruang utama rumah mereka.
Sedangkan August ternyata masih baik2 saja karena Kei tidak mengarahkan pukulan itu ke wajah pria itu melainkan ke pilar yang ada di belakangnya.
"K-kau.." ucap August yang sedikit gemetar melihat kekuatan Kei yang membuat pilar kayu setebal itu patah hanya dengan satu pukulannya
Kei berbalik menghampiri Sofia yang terduduk lemas dilantai setelah melihat kekuatannya.
Namun Kei justru mencengkram leher Sofia dan memaksanya berdiri seraya berkata..
"Aku tidak terbiasa memukul wanita, tapi bukan berarti aku tidak bisa melakukannya.."
"Jika tujuanmu memintaku kesini hanya untuk membunuhku, maka maafkan aku jika aku yang membunuhmu terlebih dahulu.." ujar Kei dengan tatapan tajam dan niat membunuh
Sofia yang merasakan sakit karena cengkraman tangan Kei di lehernya pun merasakan intimidasi yang dia dapatkan.
Dia belum pernah merasa setakut ini sebelumnya, sekarang dirinya yakin kalau pria di hadapannya ini bukan pria sembarangan.
"Tunggu.." ucap August meminta Kei untuk berhenti
Kei hanya diam dengan tetap memandang dan mengcengkram leher Sofia yang kini ada di tangannya.
"Kami tidak berniat membunuhmu, ini hanya sebuah tes kecil yang kami berikan untukmu.." kata August
"Tes kecil huh, pisau mu itu jelas bukan mainan, dan seranganmu juga jelas serangan sungguhan, aku tidak melihat tes apapun dari seranganmu tadi.." ujar Kei tanpa menurunkan sedikitpun kewaspadaannya
Wajah Sofia mulai sedikit membiru dan tenaganya pun mulai melemas, Kei sepertinya tidak berniat mengampuni nyawa wanita itu dan benar2 hendak membunuhnya.
Namun August terus memohon pada Kei untuk melepaskan Sofia dan menjelaskan semua tujuan mereka sedari awal.