Anelis Siera Atmaja, wanita cantik berumur 23 tahun yang setiap harinya harus membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan sepasang anak kembarnya, Arsha Abelano Aillard dan Arshi Ariella Agatha.
Anelis selalu menikmati setiap momen berharga dengan kedua buah hatinya. Baginya, Arsha dan Arshi adalah kebahagian terbesar dalam hidupnya, anugrah yang dikirimkan Tuhan di tengah rasa putus asanya.
Namun di hari itu, penederitaan seolah kembali menyergapnya, saat kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan, kini menghampirinya dengan tiba-tiba.
"Putra anda menderita penyakit Juvenile Myelomonocytic atau kanker darah. Kita memerlukan tindakan transplantasi sumsum tulang belakang segera"
Seketika itu air matanya langsung luruh, apakah Tuhan sekejam ini hingga tega memberikannya cobaan seberat ini.
Haruskah ia mencari keberadaan ayah mereka, laki-laki yang tanpa hati telah menghancurkan kehidupan sederhananya, demi keselamatan buah hatinya.
Salam sayang dari Reinata Ramadani
Ig : Chi Chi Rein
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Mommy Sayang
°°°~Happy Reading~°°°
Kabut tebal masih menyelimuti perkampungan itu, sang surya dengan malu-malunya bersembunyi di balik semak-semak perkebunan teh yang membentang luas.
Pagi belum menyingsing, namun perempuan berhijab itu sudah asik saja di dapur kesayangannya, tangannya dengan cekatan menyiapkan sarapan pagi sembari sesekali mengecek kue yang tengah di kukus nya di atas panci.
Tak jauh dari sana, tampak dua manusia bertubuh mungil yang kini masih bergelung di bawah selimut tebalnya, mencari kehangatan di tengah dinginnya malam yang kian mendera.
Salah satunya mulai membuka matanya, mengerjap, menyesuaikan pandangannya yang masih memburam. Ia terdiam sejenak, bola matanya menelisik ke seluruh ruangan, kamar yang baru beberapa hari ini ia tempati itu masih terasa asing untuk pemandangan pertamanya.
Kaki kecil itu mulai melangkah menuruni ranjang, keluar ruangan, ia mencari sosok penghuni lain yang sudah lebih dulu menghilang dari ranjangnya.
" Mommy... " Panggilnya, membuat wanita itu seketika menoleh lalu menerbitkan senyum indahnya, wajah cantik itu menyambut sosok kecil itu dengan penuh kehangatan.
" Sayang... Sudah bangun? "
Bocah laki-laki itu mengangguk, lalu mendekati mommy nya yang masih bergelut dengan tepung-tepung di depannya. Tangannya dengan setia mengaduk-aduk adonan kue yang sudah setengah jadi itu.
" Arsha boleh bantu mommy? " Sahut bocah laki-laki itu yang tak lain adalah Arsha, ia menatap Anelis dengan penuh harap. Setidaknya, ia ingin menebus rasa bersalahnya karena telah menciptakan rasa sakit yang begitu dalam di hati mommy nya.
Anelis terdiam sejenak, menatap wajah memelas putranya itu dengan perasaan campur aduk.
" Arsha nggak pengen main? " Sahut Anelis pada akhirnya, ia tak ingin membuat putranya itu kehilangan masa-masa bermainnya. Biarlah ia yang bekerja keras, tapi tidak untuk kedua buah hatinya.
Arsha menggeleng " Arsha sudah bosan main " sembari mencuci tangannya. Ia sudah bertekad untuk membantu mommy nya, ia bukan lagi anak kecil yang terus-terusan merepotkan mommy yang sangat dicintainya. Sekarang adalah saat dimana ia harus mengukir kebahagiaan di dalam hati mommy nya yang sudah penuh dengan luka.
Alhasil Arsha membantu Anelis bergelut di dapur kecil itu, meski pagi belum menyingsing, hawa dingin masih menusuk tulang, Arsha tak perduli, ia hanya ingin membuat mommy nya itu bahagia dan keluar dari jurang penderitaan serta rasa sakitnya.
🍁🍁🍁
Matahari sudah benar-benar merajai bumi, tuan putri yang sebelumnya masih mendiami alam mimpinya kini akhirnya membuka matanya juga.
Dengan malas ia beranjak dari ranjangnya, rambut yang tak ia benahi dulu itu tak ubahnya bagai rambut singa yang siap mengaung menerkam mangsanya. Namun perduli apa ia, yang terpenting, ia butuh mommy nya saat ini, ia ingin berada di pelukan sang mommy, bermanja-manja dan ingin selalu di perhatikan. itulah dirinya.
" Putri mommy sudah bangun? " Anelis menyambut Arshi yang kini mulai mendekat ke arahnya.
Arshi mengangguk, mendekati Anelis, kemudian ia duduk di pangkuan mommy nya yang masih sibuk mendandani kue cantiknya, Arshi tak perduli dengan tangan Anelis yang kini masih kotor bekas tepung yang tadi ia uleni.
" Sayang, bentar ya. Mommy cuci tangan dulu... " Sahut Anelis sembari merapikan rambut putrinya itu dengan sebelah tangan kirinya yang masih bersih.
Arshi menggeleng, bibirnya tampak cemberut, wajahnya menekuk, ia merengkuh mommy nya erat-erat, muka bantalnya ia benamkan di dada Anelis, putri kecil itu meringkuk di atas pangkuan Anelis.
" Sayang... Arshi kenapa nak... " Anelis mengusap helaian rambut pirang putrinya, ia tahu, gadis kecil itu sedang tidak baik-baik saja.
" Mommy...hiks... "
Suara serak Arshi terdengar merintih, gadis kecil itu akhirnya terisak. Membuat Anelis sontak merasa was-was, apa putrinya itu sungguh tak betah di rumah barunya itu? Apa keputusannya untuk meninggalkan Jakarta adalah hal yang salah?
" Arshi kenapa nak... Bilang sama mommy... " Anelis menjauhkan wajah Arshi dari tubuhnya, lalu menatap lekat-lekat wajah Arshi yang kini tampak menekuk dan basah oleh linangan air mata.
" Ashi mimpiin daddy, mommy... Hiks... "
Deg
Seketika itu jantung Anelis berpacu dengan cepat, lagi-lagi tentang laki-laki itu, laki-laki yang dengan kejamnya telah menggoreskan luka yang begitu dalam di hatinya.
" Tadi Ashi lihat daddy myh... Daddy lagi calli-calli Ashi, daddy lali-lali telus tapi eundak keutemu-keutemu shama Ashi, hiks... " air matanya mulai menderas, jatuh tak tertahan.
" Ayo kita shampelin daddy myh... Ashi penen ketemu daddy... Ashi shayang shama daddy, kashian daddy myh... " Arshi mengguncang-guncang tubuh Anelis, berharap mommy nya itu mau membantu daddy nya untuk bisa bertemu dengannya.
Seketika itu hati Anelis teriris, ibu mana yang tega memisahkan anak-anaknya dari hangat pelukan seorang ayah? Anelis pun sama, ia tak tega dengan putri kecilnya itu yang kian hari kian merengek meminta bertemu daddy nya.
Tapi situasi mereka kini berbeda, jika saja ayah dari anak-anaknya itu adalah laki-laki baik yang bertanggungjawab, sudah pasti ia akan langsung membawa putri kecilnya itu untuk menemui sang daddy yang selama ini selalu di carinya.
Namun nyatanya, semua itu hanyalah mimpi semata, laki-laki itu hanya laki-laki breng*ek yang sedikitpun tak punya hati, bahkan menganggap buah hatinya sendiri dengan sebutan anak haram. Sungguh tidak manusiawi.
Tidak, ia tidak akan membiarkan Laki-laki itu bertemu dengan anak-anaknya lagi. Cukup ia yang tersakiti, cukup ia yang di caci maki, cukup ia yang merasakan perasaan sesak, tapi tidak untuk kedua buah hatinya.
Namun, bagaimana ia harus menghadapi putri kecilnya saat ini? Mengaku ayah nya tengah bekerja? Itu sudah basi. Atau mengaku saja bahwa ayahnya itu telah meninggal? Begitu saja?
Tidak, tidak. Jangan seperti itu, itu akan semakin rumit, putri kecilnya itu tak akan berhenti sampai di situ, ia akan terus bertanya perihal kematian daddy nya. Dan lagi, ia tak ingin ada kebohongan besar diantara kehidupan sederhana nya bersama anak-anaknya.
" Arshi... sayang... Lihat mommy. Ashi ingin bertemu daddy? "
Arshi mengangguk penuh, tanpa keraguan, meski wajah ayahnya pun tak ia ketahui pasti, selembar foto pun tak ia miliki, namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia begitu merindukan sosok daddy hadir di sisinya.
" Sayang... meskipun daddy tidak bersama Arshi, tapi daddy saaangat menyayangi Arshi. Daddy ingin sekali bertemu Arshi, tapi daddy harus bekerja dulu, nanti waktu pulang, daddy bawa mainan yang baaanyak buat Arshi. Jadi... putri mommy harus sabar, jadi putri mommy yang baik, nggak boleh nangis-nangis lagi... "
Arshi mengangguk. Mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
" Ashi janji eundak akan nakal-nakal lagi, ashi eundak akan nanit lagi myh, bial daddy bisha keutemu Ashi, telus kita dalan-dalan beulshama... " Otak polos Arshi begitu murni, tak sanggup Anelis jika harus kembali berbohong perihal daddy nya, harus bagaimana lagi ia berbohong, ia masih tak tahu, ia bingung harus bersikap seperti apa mengenai masalah pelik itu.
Di rengkuhnya tubuh gadis kecil itu.
" Maafkan mommy sayang... "
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Maap kemarin othor nyangkut di pohon😅
Sebagai bentuk maap othor, nanti ada double update
Tapi syaratnya like nya yang banyak yeeee☺️
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕