NovelToon NovelToon
YOU'RE MINE BRIANNA

YOU'RE MINE BRIANNA

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:403.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Arashka

Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆

Happy reading love!


BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.

Simak terus ceritanya❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Hana tunggu!" Teriak Brianna saat melihat Hana keluar dari kamar perawatan Daniel.

Hana tak menggubris panggilan Brianna. Ia tetap berlari menjauh karena ia benar-benar sangat kesal. Brianna menatap sang calon kakak ipar dengan mata yang menyipit.

"Kakak seharusnya jangan berbicara seperti itu." Gerutu Brianna dengan kesal.

"Apa? Memangnya aku mengatakan apa?" Sahut Daniel merasa tak bersalah.

"Aku akan mengejar Hana." Ucap Brianna.

Brianna pun berlari mengejar Hana yang ternyata masih berada di koridor rumah sakit sembari melangkah dengan cepat. Brianna menggapai bahu Hana dan menyentuhnya.

"Hana.." Ucap Brianna dan Hana langsung menoleh.

"Ayo kita ke cafe sebrang rumah sakit ini. Mungkin kau butuh sesuatu yang menenangkan." Ajak Brianna yang disahuti dengan anggukkan.

Mereka pun berjalan menyebrangi jalanan dan menuju ke salah satu cafe yang letaknya tak jauh dari rumah sakit. Brianna memesan dua buah americano panas dan memilih tempat duduk yang tepat berada di samping jendela cafe.

"Maafkan Kak Daniel, Hana. Kata Allard, dia memang selalu menyebalkan jika dihadapkan dengan wanita setelah perceraiannya." Ucap Brianna mengawali perbincangannya.

"Cerai? Jadi dia sudah menikah?" Tanya Hana dengan cukup mengejutkan.

"Hmm, dia pernah menikah dan sudah resmi bercerai beberapa bulan yang lalu. Semenjak itulah dia menjadi menyebalkan pada wanita. Ia bersikap hangat hanya pada kerabatnya saja. Itu pun tidak semua." Jawab Brianna.

"Tapi itu tak membenarkan perlakuan dan ucapannya padaku yang sangat pedas itu, Anna. Seharusnya dia berterimakasih padaku. Aku bukan tidak ikhlas menolongnya, tapi seharusnya dia bisa menghargai usaha orang lain. Aku punya urusan lain yang harus ku selesaikan, tapi aku mengesampingkan itu karena Allard memintaku untuk menjaga Daniel. Harusnya Daniel paham akan hal itu." Jawab Hana dengan panjang lebar dan raut wajah kesalnya masih terlihat dengan jelas di sana.

"Pokoknya aku tak mau bertemu dengannya lagi." Sambungnya.

"Ya tenang saja. Kak Daniel akan segera kembali ke Rusia. Kau tak akan lagi bertemu dengannya." Jawab Brianna dengan tersenyum dan Hanna mengangguk.

"By the way, siapa wanita yang bersamamu tadi?" Tanya Hana sambil menyesap kopinya.

"Jadi kau juga melihat wanita itu?" Brianna bertanya balik.

"Tentu saja aku melihatnya. Apa maksudmu?"

"Ku kira kau tak melihatnya. Karena dia adalah siluman ular yang menjelma menjadi wanita dan sedang menggoda calon suamiku." Jawab Brianna yang mulai menunjukkan wajah tak sukanya.

"What? Dia berani menggoda Allard terang-terangan? Lalu mengapa kau masih membiarkannya berada di sekitar kalian?" Tanya Hana dengan penasaran.

"Karena dia adalah sahabat Allard." Jawab Brianna.

"Fuck.." Umpat Hana dengan lirih.

"Aku sedang mengikuti permainannya. Jika Allard tergoda, aku akan memberinya pelajaran. Mungkin aku akan pergi. Aku tak mau membuat semuanya rumit." Sahut Brianna.

"Kau yakin akan bisa melepaskan Allard?" Tanya Hana tak yakin.

"Bukan akan melepasnya. Aku hanya ingin sedikit membuat Allard berjuang untukku, dan akan ku pastikan dia tak bisa pergi dariku." Jawab Brianna.

"Ya, kau benar. Tapi feelingku Allard tak akan semudah itu tergoda oleh wanita. Sepertinya Allard hanya menghargai persahabatannya saja. Apakah mereka bersahabat sudah sejak lama?" Tanya Hana untuk memastikan.

"Sejak sekolah." Jawab Brianna.

Hana mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menyesap kembali kopinya.

"Aku sudah sangat gatal ingin bertanya padamu. Kemana saja kau selama di resort? Aku mencarimu kemana-mana tapi aku sama sekali tak menemukanmu." Tanya Brianna panjang lebar.

"Aku bertapa di dalam gua untuk mencari sebuah ilham."

"Hanaaa aku serius!!" Sahut Brianna.

"Baiklah baiklah. Aku membantu kera sakti mencari kitab suci." Jawab Hana lagi.

"Fuck!! Jawab yang benar bitch!" Ucap Brianna dengan sangat kesal.

Hana tertawa terbahak-bahak mendengar umpatan Brianna. "Aku berjalan mengelilingi sekitaran resort hanya untuk berpikir kabur kemana setelah ini. Karena aku akan kembali dijodohkan dengan seorang pria tampan tapi sudah memiliki dua istri." Jawab Hana berbicara dengan kecepatan seperti kereta bawah tanah.

"Jadi yang disampaikan oleh Mia dan Bethany itu benar?"

"Tentu saja! Itu bukan hanya sekedar rumor. Aku bahkan hampir gila memikirkannya karena Daddy selalu saja bilang bahwa aku akan bahagia jika menjadi istri ketiganya. Pikiran dia benar-benar kolot. Aku tahu pria itu memang kaya, tapi bahagiaku bukan hanya soal harta. Aarrgghhhhh!! Sebentar lagi aku akan gila!" Ucap Hana menggerutu kesal.

"Tenanglah. Biasanya kau tak pernah sepanik ini, Hana. Bukankah sebelum-sebelumnya kau selalu berhasil lepas dari perjodohan yang dilakukan oleh ayahmu?" Tanya Brianna.

"Kali ini berbeda. Daddy akan melakukan segala cara untuk menikahkanku dengan pria itu." Hana melipat kedua tangannya di atas meja dan menempelkan keningnya di sana. Ia benar benar sudah lelah dengan semua keinginan ayahnya.

"Sudahlah, aku yakin kau bisa keluar dari masalah ini." Brianna mengusap bahu Hana dan memandangi Hana yang masih saja merundukkan kepalanya.

"Ayo kita kembali ke rumah sakit. Aku tak bisa meninggalkan terlalu lama tambang uangku bersama seorang pencuri." Ucap Brianna pada Hana.

"Aku akan pulang saja ke apartemen, Anna. Aku tak mau bertemu dengan Daniel lagi. Aku muak padanya." Kata Hana yang kini sudah mendongakkan kepalanya.

Hana menatap Brianna dengan raut wajah memohon.

"Aishh lihatlah, wanita nakal ini tiba-tiba berubah menjadi kelinci yang malang." Sahut Brianna.

"Baiklah, kau pulang saja dan istirahat." Sambungnya.

Hana tersenyum sumringah lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri Brianna untuk memeluk sahabatnya itu dan menghujami wajah Brianna dengan kecupan.

"Thank you darling. I love you so much. Aku akan segera pulang. Bye Anna!!!" Hana segera meninggalkan cafe tersebut tanpa menunggu jawaban dari Brianna.

Brianna pun hanya menggelengkan kepala dan tersenyum saat melihat sahabatnya. Brianna segera pergi dari cafe tersebut dan akan kembali ke rumah sakit.

Brianna menyebrang dan menyusuri jalanan dengan sangat hati-hati. Ia melangkah dengan santai sembari memperhatikan lalu lintas yang cukup lengang pada siang ini.

Saat Brianna sampai di depan lobby rumah sakit, Brianna merasakan kepalanya tiba-tiba pusing. Apalagi saat ia melihat begitu teriknya matahari di siang ini. Brianna terdiam sejenak dan berusaha untuk kembali memfokuskan pandangannya. Tiba-tiba tubuhnya terasa sangat lemas, keringat dingin kini membasahi tubuhnya. Brianna tak bisa menahan tubuhnya lagi, ia terduduk dengan lutut yang terlebih dulu mengenai aspal dan mengakibatkan lututnya terluka.

Seorang satpam yang melihat Brianna pun segera menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Nona, anda baik-baik saja?" Tanya satpam tersebut.

Brianna tak sanggup lagi untuk menoleh ke arah satpam itu.

"Tolong bantu aku masuk ke lobby rumah sakit." Ujar Brianna dengan suara lemasnya.

Satpam itu pun membantu Brianna berdiri lalu membawanya dengan perlahan menuju lobby rumah sakit. Saat mereka sampai di dalam lobby, satpam tersebut membantu Brianna untuk duduk di sebuah sofa. Brianna menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran sofa.

"Nona, lebih baik ku antar ke IGD saja." Kata satpam tersebut.

"Tolong telpon calon suamiku saja. Ponselku ada di dalam tas ini." Brianna berbicara sambil menahan rasa pusing di kepalanya.

Satpam tersebut mengambil sebuah ponsel lalu mengarahkan ponsel tersebut ke wajah Brianna untuk membuka kuncinya. Beberapa detik kemudian ponsel pun terbuka dan satpam itu mencari kontak Allard karena Brianna sebelumnya sudah memberitahukan siapa nama Allard di dalam kontaknya.

Satpam itu pun menelpon Allard hingga beberapa kali, tapi tak ada jawaban dari panggilan itu.

"Tak ada jawaban, Nona." Ucap satpam tersebut.

"Kalau begitu aku akan ke atas saja." Ucap Brianna.

Brianna pun akhirnya berdiri meski kepalanya terasa sangat berat sekali. Belum sampai satu menit Brianna berdiri, tiba-tiba tubuhnya ambruk ke lantai dengan kening yang terlebih dulu mengenai ujung meja dan baru mendarat di atas lantai dingin.

Satpam yang berdiri di sebelah kiri Brianna pun tak sempat menopang tubuhnya karena Brianna ambruk ke sisi yang lain. Brianna pingsan dalam keadaan kening yang sedikit berdarah dan memar akibat benturan.

Beberapa orang yang ada di sana menyaksikan kejadian tersebut dan membantu menghubungi perawat untuk membawa hospital bed.

Tak butuh waktu lama, beberapa perawat pun datang dan membawa Brianna ke IGD. Satpam tadi pun masih menemani Brianna sembari membawa tasnya. Satpam itu tak henti-hentinya menghubungi Allard namun jawabannya tetap sama, Allard tidak mengangkat panggilannya.

*

*

Sementara itu di kamar perawatan Daniel. Allard sedang berbincang bersama Daniel dan juga Greisy yang masih setia di sana.

"Kenapa Brianna masih belum kembali?" Gumam Allard.

"Mungkin dia sedang menikmati waktu bersama sahabatnya, Al. Biarkan saja jangan ganggu dia." Sahut Greisy yang sepertinya memanfaatkan keadaan.

"Dimana ponselku?" Tanya Allard dengan tangan yang mencari-cari keberadaan ponselnya.

"Kau menaruhnya di meja sana." Jawab Daniel menunjuk ke arah meja menggunakan dagunya.

Allard pun mengambil ponselnya lalu kembali duduk di samping Daniel. Ia mengecek ponselnya dan ternyata ada sampai puluhan panggilan tak terjawab dari Brianna.

"Shit! Mengapa aku sampai tak mendengarnya? Padahal aku tak pernah mengaktifkan mode silent di ponselku jika bukan saat meeting." Allard mengumpat saat ia melihat ada lima puluh panggilan tidak terjawab dari Brianna sejak dua puluh menit yang lalu.

Dengan cepat Allard menghubungi Brianna kembali. Hatinya dipenuhi dengan rasa cemas yang tak karuan. Allard masih menunggu Brianna mengangkat ponselnya.

Hingga entah di dering ke berapa, panggilan itu pun tersambung.

"Halo, honey kau dimana?" Tanya Allard dengan nada yang panik.

"Halo Tuan, saya satpam rumah Alexianer St. Hedwig. Sejak tadi saya sudah menghubungi anda karena calon istri anda pingsan di lobby rumah sakit ini. Sekarang calon istri anda sedang ditangani oleh dokter di IGD." Ucap satpam itu.

"Oh my god. Terimakasih, aku akan segera ke sana." Jawab Allard dan ia langsung mematikan sambungan telponnya.

"Ada apa?" Tanya Daniel.

"Brianna pingsan di lobby rumah sakit ini." Jawab Allard.

"Astaga.." Sahut Greisy.

Allard pun keluar dari ruangan Daniel untuk menuju ke lantai bawah dimana ruang IGD berada. Saat Greisy akan mengikuti Allard, Daniel menahannya.

"Kau mau kemana? Tak perlu mengikutinya." Ucap Daniel dengan tatapan yang mencurigakan.

"A-aku ingin melihat keadaan Brianna, Kak." Jawab Greisy.

"Aku tahu kau yang melakukan itu." Sahut Daniel.

"Me-melakukan apa?" Tanya Greisy panik.

"Saat Allard ke kamar mandi. Aku melihat kau membuka ponsel Allard. Kau kan yang mengubah ponsel Allard menjadi mode silent?" Daniel tersenyum miring.

"Apa maksud Kak Daniel? Untuk apa aku melakukan itu?!" Suara Greisy terdengar panik.

"Aku bisa membaca gerak-gerikmu. Kau menyukai Allard, Brianna pergi untuk menemani sahabatnya, lalu kau menikmati waktumu bersama Allard. Ketika Allard pergi ke kamar mandi sebenarnya ada sebuah panggilan dari Brianna. Dan karena kau tak ingin Brianna mengganggu waktumu, akhirnya kau mengubah ponsel Allard menjadi mode silent." Kata Daniel menjelaskan dengan raut wajah yang datar namun tajam.

Greisy berdiri mematung di samping ranjang Allard. Ia tak menjawab ucapan Allard sedikit pun.

"Bukankah kau sudah menikah, Greisy? Mengapa kau ingin menjadi duri diantara Brianna dan Allard? Apa kau semurah itu?" Tanya Daniel dengan senyum yang meremehkan Greisy.

Greisy mengepalkan kedua tangannya dan menggertakkan giginya. Greisy sebenarnya sangat marah saat Daniel mengatakan dirinya murahan.

Ia tak bisa berkata-kata karena semua yang di ucapkan oleh Daniel memang benar. Greisy memutuskan untuk keluar dari ruang perawatan Daniel dengan berlari.

TBC..

1
Ririn Nursisminingsih
knapa thor visualnya banyakan jesica tokoh utamanya kan briana sama al...
Ririn Nursisminingsih
syukurin al...rasain loo
Ririn Nursisminingsih
mkanya prioritas 1 istri jg bodoh kamu al...menyesal kmu al bila terjadi sama anakmu
Ririn Nursisminingsih
halah si ulet bulu mulai baraksi awas briana ada pelakor
Ririn Nursisminingsih
suami idaman banget
Ririn Nursisminingsih
suka a sama briana yg bar2
Ririn Nursisminingsih
a mampir thor visualnya kereeen .a suka karakter cowoknya pria2 yg matang😍😍
Alvivia
terima kasih thor...
Yhunie Andrianie
aq curiga ini ulah jeffrey, ya tuhan klo itu bnr, bnr" jahat skli kau jeff😭😭
Alvivia
apakah hana jodoh daniel
♊Gemini06
Luar biasa
Alvivia
i like it
Alvivia
q msh setia padamu thor...
Alvivia
cerita yang menarik....semangat thor...lanjutkan karya2 mu...ku tunggu
Alvivia
kok agak curiga ya..
Alvivia
hai thor.....q mulai baca novelmu...semangat ..
devi mawar
ok... lanjut
Fajar Ayu Kurniawati
.
Alvivia: q suka..
total 1 replies
Maggie Toth Lim
lelaki lemah x menghargai istri
Fajar Ayu Kurniawati
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!