Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ten. Uang Jajan Part: 2
...Hiii Bestieeee 🤞...
...................
(Dilain tempat)
"Ish, kemana sih Rehan? Gimana mau jajan kalau uang aja gaada." oceh Naumi yang dari tadi sibuk mondar-mandir kesana kemari. Perihal nya ia memang tidak ada megang uang sama sekali, jadi mau tidak mau ia harus meminjam uang kepada Rehan.
Naumi terus berjalan dan menatap kebawah lantai, hanya kebawah. Sampai akhirnya...
Dugh.
"Aw." lirih Naumi, seperti nya keningnya menabrak sesuatu.
"Naumi kenapa ketabrak terus sih, jangan bilang kali ini yang lo tabrak lebih garang dari yang tadi." gumam nya pada diri sendiri.
Dengan mengumpulkan sejuta keberanian, Naumi mendongak, dada siapa yang ditabrak nya?
"Rehan!!"
Naumi menghela nafas nya lalu mengusap dada nya, syukur lah yang ketabrak ternyata Rehan.
"Fokus banget natap ke lantai, sampai-sampai nabrak orang gini." cetus Rehan. Dan Naumi hanya menyengir.
"Maaf." ucap nya.
"Mau kemana lo?" tanya Rehan.
"Mau minta uang ja," Dengan cepat Naumi langsung menutup mulutnya dengan kelima jari nya, Jujur ia sedikit malu untuk meminta uang jajan kepada Rehan.
"Minta apa?" Rehan bertanya lagi.
"Sini deh, " ajak Naumi menarik lengan Rehan.
"Eh mau lo bawa kemana tu ketua?" teriak Rey dari kejauhan.
"Udah biarin ajaa." sambung Bima yang juga melihat kejadian itu, lalu keempat sahabat Rehan pun melanjutkan langkah nya untuk pergu ke kantin dan membiarkan Rehan yang dibawa pergi oleh Naumi.
"Eh apaansih lepas Nau!!" perintah Rehan kedadapan, akibat tangan Naumi yang menariknya terlalu kencang.
"Bentar doang,"
Sampai pada tempat lorong sekolah, yang
terlihat sangat sunyi dan gelap. Tak ada siapapun disitu kecuali mereka berdua.
"Kenapa sih Nau?" tanya Rehan, dengan raut wajah yang sedikit marah, dengan satu tangan yang merapikan seragam sekolah akibat tarikan dari Naumi yang membuat baju nya jadi sedikit kusut.
"Itu, aku mau bicara bentar."
"Apaan?" Rehan mencoba sabar.
Naumi berjinjit sedikit, Mulut nya ia letakkan pas ditelinga kanan Rehan. "Boleh minjam uang kamu 20.000 gak?" ucap nya.
"Ha? Maksud lo?" tanya Rehan yang masih belum paham.
"Ish, jadi gini. Tadi pagi kan kamu ngajak pergi sekolah nya buru-buru banget, sampai-sampai aku lupa bawa uang jajan. Semua uang aku tertinggal di lemari." perjelas Naumi.
"Terus?" tanya Rehan lagi.
"Ish kamu gak peka banget, aku tu mau minjam uang kamu 20.000 nanti pulang sekolah langsung aku ganti deh. Buat jajan Han, tolong ya." pinta Naumi sambil menyatukan kedua tangan nya, seolah-olah ia sedang meminta pertolongan.
Sedangkan Rehan, ia malah tertawa terbahak-bahak sampai membuat Naumi heran sendirinya.
"Lo," ucap Rehan sambil menunjuk dada Naumi dengan jari telunjuk nya. "Lo narik-narik gue kesini cuma mau minta uang jajan?" lanjut Rehan tertawa.
"Bukan minta tapi minjam Rehan!" koreksi Naumi dengan tegas.
Lagi lagi Rehan tertawa, tapi kali ini tawa nya sudah terganti menjadi kekehan kecil.
"Lo mau minjam berapa?" tanya Rehan.
"20.000 aja deh."
"DUA PULUH RIBU?"
Naumi mengangguk.
"Lo kira kantin disekolah sini sama kayak kantin sekolah lama lo. Dua puluh ribu bisa beli apaan? Beli Aqua aja gak cukup Naumi!"
"Ha?" kaget Naumi. "Terus gimana dong? Yang ada gaji bulanan aku habis untuk uang jajan aja."
"Gaji bulanan? Lo kerja?" tanya Rehan mendadak serius.
"Iya lah. Kalau gak kerja siapa yang mau nanggung hidup aku."
Rehan terdiam sejenak, "kasihan banget ni anak."gumam nya dalam hati.
"Lo gausah khawatir Nau, karena gue yang udah bawak lo pindah kesini. Jadi uang jajan ataupun uang sekolah lo. Biar gue yang bayar." ujar Rehan.
Mendengar itu, Naumi dengan tidak sengaja menelan ludah nya, kaget bukan main? Seorang Rehan mau menanggung uang jajan nya juga? Apa Naumi tak terlalu merepotkan?
"Kenapa diam, hm?"
"Eh gakpapa, tapi kek nya kalau untuk uang jajan biar uang aku sendiri aja deh. Tapi kalau uang sekolah bolehlah pakai uang kamu, karena aku juga gak punya banyak uang untuk bayar sekolah ini." ucap Naumi diakhiri dengan kekehan kecilnya.
"Tapi kalau aku ada uang, biar aku aja yang juga bayar uang sekolah nya. Gaenak ngerepotin kam,"
"Siapa yang ngerepotin? Hm." tanya Rehan dengan senyuman tipis di bibir nya.
"Lo sama sekali gak ngerepotin Naumi. Udah ya lo gausah mikirin buat buaya sekolah lo." lanjut Rehan.
"Ta...tapi."
"Udah gak usah jual mahal Nau, gue tau kok cewe itu emang sok-sokan nolak. Dan sebenarnya dia mau tapi malu." celetuk Rehan.
"Gak semua cewe!!." protes Naumi.
"Hm iya deh. Udah ayo!" ajak Rehan.
"Kemana?" tanya Naumi.
"Ke kantin lah, kata nya tadi mau jajan."
"Tapi aku sama teman aku, nama nya Zera sama Imey. Jadi kamu duluan aja." ujar Naumi.
"Cie udah punya temennichh." ucap Rehan tampak seperti mengejek. Mendengar itu Naumi hanya terkekeh kecil.
"Yaudah deh kalau gitu gue mau nyusul temen-temen gue dikantin." Ketika Rehan hendak melangkah pergi, tiba-tiba Naumi menghentikan langkahnya dengan menarik pergelangan tangan nya.
"Apalagi?" tanya Rehan jenuh.
"Uang jajan nya belum." pinta Naumi sambil menunduk malu, jujur ia sangat malu untuk sekarang. Bisa-bisa nya ia berperilaku seperti anak kecil yang sedang meminta uang jajan kepada ayah nya. Ah Naumi gila!
Rehan tersenyum, dengan enteng nya ia mengeluarkan selembar kertas berwarna merah dari dompet nya. Dan langsung memberikan nya kepada Naumi. Dengan senang hati Naumi pun menerimanya.
"Makasih Rehan." ucap Naumi. Tak menjawab nya, Rehan malah mengangkat satu tangannya untuk mengacak-acak rambut Naumi.
"Belajar yang benar ya, kalau sampai nilai lo jelek gak bakalan dapat jatah uang jajan!" ujar Rehan pelan, lalu ia segera pergi meninggalkan Naumi di lorong yang sunyi itu.
Degh. Naumi langsung memegang dada nya, kenapa sih jantung nya harus berdetak dengan sangat kencang hanya karena ucapan bodoh dari Rehan itu. Bisa-bisa nya Naumi jadi salting sendiri. Bahkan sekarang pipi nya pasti sudah memerah dan bersemu.
"Jadi kayak berasa di nafkahi sama suami deh." ucap Naumi pelan sambil terkekeh kecil.
Dengan kekuatan super, Naumi mempercepat langkah langkah nya. Ia yakin pasti kedua teman nya itu sudah menunggu kehadiran nya.
Sampai akhir ia sampai ditempat tujuan.
"Hii girls," sapa nya kepada Zera dan Imey.
"Naumi." sahut Zera.
"Eh Nau, lo itu bikin kita khawatir tau gak, bisa-bisa nya lo ngilang. Kita cariin ke seluruh sudut di sekolah ini tapi gak nemu juga. Lo dari mana aja sih Naumi?" oceh Imey dengan gaya centil nya.
Naumi tersenyum, "maaf ya, tadi aku habis dari kamar mandi." kata Naumi berbohong.
"Maaf lo bilang Nau, bakso lo udah hampir ngembang tu. Minta maaf aja sama bakso lo." ujar Imey.
"Ish, udah-udah. Yang penting sekarang Naumi nya udah muncul kan. Yaudah yo makan Nau." ajak Zera.
"Yuk! Oh ya Zer, ini uang bakso aku." ucap Naumi sambil menyodorkan selembar kertas yang dikasih sama Rehan tadi.
Zera tertawa, "Simpen aja, untuk hariini lo dan Imey gue traktir. Hitung-hitung sebagai tanda perkenalan kita."
"Aaa makasih Zera sayang." sambung Imey sambil membuka lebar kedua tangan nya, seolah olah ia akan memeluk Zera. Namun sebelum Zera masuk kedalam pelukannya, Zera sudah duluan menampol wajah lucu Imey dengan telapak tangan nya.
"Gausah lebay dong Mey." cetus Zera. Dan Naumi hanya tertawa melihat aksi kedua temannya.
"Ayo duduk!" ajak Zera lagi.
"Makasih ya Zer." ucap Naumi.
Zera mendengus kesal, "Ish lebay banget deh kalian berdua, udah ayo duduk!"
"Iya sayang." balas Imey cengar-cengir.
Ketiga ciwi cantik itupun duduk di meja yang sudah terisi penuh dengan pesanan makanan mereka. Tanpa berbicara lagi mereka langsung saja melahap makanan makanan itu.
.....🌺.....
Menurut kalian cerita nya ini gimana?
Nyambung gak?
Kalau gak nyambung, ah maaf deh.
Kalau banyak typo tandain aja!
Ok terimakasih 👌